Penyebab Air Ketuban Keruh, Kenali Tanda dan Risikonya

Ilustrasi: Air Ketuban dan Janin

Kehamilan adalah momen yang sangat dinantikan oleh banyak pasangan. Selama masa kehamilan, perkembangan janin sangat bergantung pada lingkungan di dalam rahim, salah satunya adalah air ketuban. Air ketuban atau cairan amnion memiliki peran vital dalam melindungi janin, menjaga suhunya, serta mendukung tumbuh kembangnya. Namun, terkadang kondisi air ketuban bisa mengalami perubahan, salah satunya menjadi keruh. Air ketuban keruh adalah suatu kondisi yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil, karena dapat menandakan adanya masalah kesehatan pada ibu maupun janin.

Apa Itu Air Ketuban dan Fungsinya?

Air ketuban adalah cairan bening atau kekuningan yang mengelilingi janin di dalam kantung ketuban. Cairan ini diproduksi oleh selaput amnion dan plasenta. Fungsinya sangat krusial, antara lain:

Penyebab Air Ketuban Keruh

Kekeruhan pada air ketuban dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penting untuk mengenali tanda-tanda ini dan segera berkonsultasi dengan dokter kandungan jika Anda merasakannya.

1. Meconium dalam Air Ketuban

Salah satu penyebab paling umum air ketuban keruh adalah adanya meconium. Meconium adalah tinja pertama janin yang berwarna hijau gelap atau hitam pekat. Biasanya, janin akan mengeluarkan meconium setelah lahir. Namun, dalam beberapa kasus, janin bisa stres atau mengalami gangguan oksigenasi di dalam rahim, sehingga meconium dikeluarkan sebelum bayi lahir.

Ketika meconium tercampur dengan air ketuban, cairan tersebut akan tampak keruh, kehijauan, atau bahkan seperti lumut. Kondisi ini dikenal sebagai Sindrom Aspirasi Meconium (SAM). Jika bayi menghirup meconium saat persalinan, hal ini dapat menyebabkan masalah pernapasan yang serius pada bayi baru lahir.

2. Infeksi pada Kantung Ketuban (Korioamnionitis)

Infeksi bakteri dapat menyerang selaput ketuban dan cairan di dalamnya. Kondisi ini dikenal sebagai korioamnionitis. Infeksi dapat menyebabkan peradangan dan pelepasan sel-sel mati atau nanah ke dalam air ketuban, sehingga membuatnya tampak keruh. Kekeruhan akibat infeksi seringkali disertai dengan bau yang tidak sedap.

Korioamnionitis merupakan kondisi serius yang dapat membahayakan ibu dan bayi. Gejalanya meliputi demam, nyeri perut, nyeri tekan pada rahim, dan detak jantung janin yang meningkat. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini dapat menyebabkan persalinan prematur, infeksi pada bayi, dan komplikasi serius lainnya.

3. Masalah pada Plasenta

Gangguan pada fungsi plasenta juga bisa mempengaruhi kualitas air ketuban. Jika plasenta tidak berfungsi optimal, misalnya mengalami kalsifikasi dini, maka bisa mempengaruhi pasokan nutrisi dan oksigen untuk janin, yang terkadang berujung pada stres janin dan pengeluaran meconium.

4. Kematangan Air Ketuban

Menjelang akhir kehamilan, terutama setelah usia kehamilan 37 minggu, air ketuban secara alami dapat mengalami perubahan. Terkadang, air ketuban bisa tampak sedikit lebih keruh karena adanya sel-sel kulit janin yang mengelupas dan tercampur di dalamnya. Namun, kekeruhan ini umumnya tidak signifikan dan tidak berbahaya.

5. Cairan Ketuban yang Bercampur Darah

Dalam kasus yang jarang terjadi, air ketuban bisa bercampur dengan sedikit darah. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti solusio plasenta (plasenta terlepas dari dinding rahim) atau masalah lain pada plasenta atau tali pusat. Jika air ketuban tampak kemerahan atau berdarah, segera hubungi dokter.

Kapan Harus Khawatir?

Tidak semua air ketuban yang sedikit keruh berarti ada masalah. Namun, Anda perlu lebih waspada dan segera memeriksakan diri ke dokter jika:

Dokter akan melakukan pemeriksaan, termasuk USG dan analisis cairan ketuban jika diperlukan, untuk mengetahui penyebab kekeruhan dan menentukan penanganan yang tepat. Penanganan akan sangat bergantung pada penyebabnya. Jika karena meconium, dokter akan memantau kondisi janin secara ketat dan mungkin merekomendasikan tindakan khusus saat persalinan. Jika karena infeksi, antibiotik akan diberikan.

Menjaga kesehatan selama kehamilan, memeriksakan diri secara rutin, dan mengenali perubahan pada tubuh adalah kunci penting untuk memastikan kehamilan yang sehat dan aman bagi ibu dan bayi.

🏠 Homepage