Ilustrasi: Pentingnya pemantauan kesehatan ibu dan janin.
Air ketuban, cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim, memegang peranan vital selama kehamilan. Fungsinya melindungi janin dari benturan, menjaga suhu yang stabil, serta memungkinkan janin bergerak bebas untuk perkembangan otot dan tulang. Normalnya, air ketuban berwarna bening hingga sedikit keputihan. Namun, terkadang ibu hamil dapat mendapati air ketuban yang keruh atau bahkan berwarna hijau. Fenomena ini seringkali menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan mengenai penyebab serta dampaknya bagi kesehatan ibu dan janin.
Perubahan warna dan kejernihan air ketuban umumnya menandakan adanya perubahan dalam kondisi janin atau rahim. Penyebab air ketuban keruh dan berwarna hijau bisa bervariasi, namun yang paling sering dikaitkan adalah:
Penyebab paling umum dari air ketuban berwarna hijau adalah keluarnya mekonium. Mekonium adalah tinja pertama bayi yang terbentuk di dalam saluran pencernaan janin. Normalnya, bayi akan mengeluarkan mekonium setelah lahir. Namun, dalam beberapa kasus, janin yang stres karena kekurangan oksigen (hipoksia), kehamilan yang melewati usia cukup bulan (post-term), atau mengalami masalah kesehatan tertentu bisa saja buang air besar di dalam rahim, sehingga mekonium bercampur dengan air ketuban. Mekonium memiliki konsistensi kental dan berwarna hijau gelap hingga hitam. Jika bercampur dengan air ketuban, ia akan memberikan warna hijau pada cairan tersebut.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, stres pada janin yang mengakibatkan kekurangan oksigen adalah salah satu pemicu utama keluarnya mekonium. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti plasenta yang tidak berfungsi optimal, lilitan tali pusat, atau masalah pada detak jantung janin. Dalam kondisi stres, janin mungkin akan mengambil napas di dalam rahim, sehingga menghirup air ketuban yang sudah tercampur mekonium. Hal ini tentu saja menjadi perhatian serius bagi tenaga medis.
Infeksi pada kantung ketuban dan cairan ketuban, yang dikenal sebagai korioamnionitis, juga dapat menyebabkan air ketuban menjadi keruh dan terkadang berwarna hijau. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri yang naik dari vagina ke dalam rahim. Selain perubahan warna, infeksi ini sering disertai dengan gejala lain pada ibu, seperti demam, nyeri perut, cairan vagina berbau tidak sedap, dan nyeri tekan pada rahim. Korioamnionitis adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut pada ibu dan janin.
Ketika kehamilan berlangsung lebih dari 40 minggu, risiko bayi mengalami stres dan mengeluarkan mekonium di dalam rahim meningkat. Hal ini dikarenakan fungsi plasenta mungkin mulai menurun seiring bertambahnya usia kehamilan, yang bisa mengurangi suplai oksigen dan nutrisi ke janin. Oleh karena itu, ibu hamil yang memasuki usia kehamilan lewat bulan akan dipantau lebih ketat oleh dokter.
Meskipun jarang, ada beberapa faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap perubahan warna air ketuban, seperti:
Keberadaan air ketuban yang keruh atau berwarna hijau, terutama jika disebabkan oleh mekonium, bukanlah kondisi yang bisa diabaikan. Hal ini memerlukan perhatian medis yang cermat. Dokter akan melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi janin, termasuk detak jantungnya. Jika terdeteksi adanya tanda-tanda stres pada janin, atau jika ada kecurigaan infeksi, dokter mungkin akan merekomendasikan induksi persalinan lebih awal atau bahkan operasi caesar untuk memastikan keselamatan bayi.
Risiko utama yang terkait dengan air ketuban kehijauan akibat mekonium adalah sindrom aspirasi mekonium (MAS). Kondisi ini terjadi jika bayi menghirup air ketuban yang mengandung mekonium ke dalam paru-parunya saat persalinan atau bahkan sebelum lahir. Partikel mekonium dapat menyumbat saluran udara dan menyebabkan peradangan paru-paru, sehingga menyulitkan bayi untuk bernapas setelah lahir. Tingkat keparahan MAS bervariasi, dari ringan hingga mengancam jiwa.
Jika Anda sedang hamil dan mendapati air ketuban Anda berwarna keruh atau hijau, sangat penting untuk segera menghubungi dokter kandungan atau bidan Anda. Jangan panik, namun jangan tunda untuk mencari pertolongan medis. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengevaluasi kondisi Anda dan janin, serta menentukan langkah penanganan yang paling tepat.
Pemeriksaan yang mungkin dilakukan meliputi:
Dalam beberapa kasus, pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan ibu selama kehamilan, termasuk nutrisi yang baik, istirahat yang cukup, dan menghindari merokok atau paparan zat berbahaya. Pemantauan rutin oleh tenaga medis juga sangat krusial untuk mendeteksi potensi masalah sejak dini.
Jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai air ketuban Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional medis. Kesehatan Anda dan buah hati adalah prioritas utama.