Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan lembaga yang memiliki amanah besar dalam mengelola dan mendistribusikan zakat di Indonesia. Di balik operasionalnya yang luas dan dampaknya yang signifikan bagi masyarakat, terdapat sosok penting yang memimpin, yaitu Ketua BAZNAS Pusat. Jabatan ini memikul tanggung jawab yang tidak ringan, meliputi penetapan kebijakan strategis, pengawasan program, hingga representasi lembaga di tingkat nasional maupun internasional.
Ketua BAZNAS Pusat adalah nahkoda yang mengarahkan kapal besar BAZNAS untuk berlayar sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas utamanya adalah memastikan bahwa seluruh potensi zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dihimpun dapat tersalurkan secara optimal kepada para mustahik (penerima zakat) yang membutuhkan. Hal ini tidak hanya mencakup bantuan kebutuhan pokok, tetapi juga pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta program-program sosial lainnya yang bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat dhuafa.
Sebagai pemimpin tertinggi, Ketua BAZNAS Pusat memiliki kewenangan yang luas dalam pengambilan keputusan strategis. Ia bertanggung jawab untuk merumuskan visi dan misi BAZNAS ke depan, serta memastikan implementasi program-program unggulan berjalan lancar. Ini termasuk penetapan target penghimpunan ZIS, penentuan prioritas program distribusi, dan pengembangan inovasi dalam pengelolaan zakat. Selain itu, Ketua BAZNAS Pusat juga bertindak sebagai juru bicara utama lembaga, menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah, lembaga keagamaan, mitra strategis, serta publik luas.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Ketua BAZNAS Pusat adalah bagaimana membangun kepercayaan publik terhadap pengelolaan zakat. Zakat adalah ibadah yang sangat kental dengan aspek spiritual dan sosial. Oleh karena itu, transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tahapan pengelolaan, mulai dari penghimpunan hingga penyaluran, menjadi kunci utama. Ketua BAZNAS Pusat harus mampu menciptakan sistem yang kokoh untuk memastikan dana umat dikelola dengan amanah dan profesional, sehingga semakin banyak muzakki (wajib zakat) yang tergerak untuk menyalurkan zakatnya melalui BAZNAS.
Dalam era digitalisasi seperti sekarang, Ketua BAZNAS Pusat dituntut untuk terus berinovasi. Pengembangan teknologi informasi menjadi salah satu fokus utama untuk memudahkan muzakki dalam menunaikan zakat, misalnya melalui platform digital dan aplikasi mobile. Di sisi lain, sistem pelaporan yang transparan dan mudah diakses juga perlu terus ditingkatkan. Ketua BAZNAS Pusat berperan aktif dalam mendorong pemanfaatan teknologi untuk efisiensi operasional dan jangkauan program yang lebih luas.
Lebih dari itu, kepemimpinan Ketua BAZNAS Pusat juga mencakup upaya perluasan basis muzakki, baik dari kalangan individu maupun korporat. Melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi, diharapkan kesadaran berzakat di kalangan masyarakat semakin meningkat. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat, juga menjadi strategi penting untuk memperkuat sinergi dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.
Seorang Ketua BAZNAS Pusat yang efektif tidak hanya piawai dalam manajemen dan strategi, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi, integritas yang tak tergoyahkan, serta visi yang jauh ke depan. Ia harus mampu menginspirasi seluruh jajaran BAZNAS untuk bekerja keras demi mencapai tujuan mulia, yaitu mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan melalui pengelolaan zakat yang profesional dan amanah. Keberhasilan program-program BAZNAS sangat bergantung pada kepemimpinan yang kuat dan visioner dari sosok ketua yang memegang kendali.