Kencing tidak tuntas, atau sensasi bahwa kandung kemih belum sepenuhnya kosong setelah buang air kecil, adalah keluhan yang cukup umum dialami oleh wanita. Kondisi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, sering buang air kecil, dan bahkan rasa sakit. Memahami penyebabnya adalah langkah awal untuk menemukan solusi yang tepat.
Ada berbagai faktor yang dapat berkontribusi terhadap masalah kencing tidak tuntas pada wanita, meliputi:
ISK adalah salah satu penyebab paling umum. Bakteri yang masuk ke saluran kemih dapat menyebabkan peradangan, yang seringkali membuat kandung kemih sulit untuk dikosongkan sepenuhnya. Gejala lain dari ISK meliputi rasa perih saat buang air kecil, sering ingin buang air kecil, dan urine yang keruh atau berbau.
OAB ditandai dengan dorongan kuat dan tiba-tiba untuk buang air kecil yang sulit ditahan, bahkan jika kandung kemih tidak penuh. Hal ini bisa membuat wanita merasa perlu ke toilet terus menerus dan terkadang sulit untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya karena otot kandung kemih berkontraksi secara tidak sengaja.
Seiring bertambahnya usia, melahirkan, atau kondisi lain, otot-otot panggul wanita bisa melemah. Hal ini dapat menyebabkan organ panggul seperti kandung kemih, rahim, atau rektum turun dari posisi normalnya (prolaps). Ketika kandung kemih mengalami prolaps, posisinya bisa berubah sehingga menghambat aliran urine secara normal dan menyebabkan rasa tidak tuntas.
Pembentukan batu di dalam kandung kemih dapat mengganggu proses pengosongan kandung kemih. Batu tersebut bisa menyumbat leher kandung kemih atau uretra, sehingga menyulitkan urine keluar sepenuhnya.
Sistem saraf berperan penting dalam mengontrol fungsi kandung kemih. Kondisi yang memengaruhi saraf, seperti multiple sclerosis, stroke, atau diabetes yang tidak terkontrol, dapat mengganggu sinyal antara otak dan kandung kemih, yang berujung pada masalah pengosongan kandung kemih.
Beberapa jenis obat, terutama yang memiliki efek antikolinergik (seperti obat alergi atau antidepresan tertentu), dapat memengaruhi kemampuan otot kandung kemih untuk berkontraksi dan mengosongkan urin secara efektif.
Penumpukan feses di rektum akibat konstipasi kronis dapat menekan kandung kemih dan saluran kemih, sehingga mempersulit pengosongan kandung kemih.
Jika Anda mengalami kencing tidak tuntas secara persisten, atau jika disertai dengan gejala lain seperti:
Segera konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pasti dan memberikan penanganan yang sesuai.
Penanganan kencing tidak tuntas akan sangat bergantung pada penyebabnya. Beberapa metode penanganan yang mungkin direkomendasikan meliputi:
Jangan abaikan gejala kencing tidak tuntas. Dengan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai, Anda dapat kembali menikmati kualitas hidup yang lebih baik.
Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi umum dan bukan merupakan pengganti nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.