Kehamilan adalah momen yang penuh antisipasi dan terkadang juga kekhawatiran. Salah satu kekhawatiran yang mungkin dialami oleh ibu hamil, terutama menjelang akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga, adalah munculnya cairan yang merembes dari vagina. Jika Anda merasakan ada cairan yang keluar secara tidak sengaja di usia kehamilan 7 bulan, pertanyaan pertama yang mungkin muncul adalah: "Apakah ini air ketuban?".
Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim. Cairan ini memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi janin dari benturan, menjaga suhu rahim tetap stabil, membantu perkembangan paru-paru dan sistem pencernaan janin, serta mencegah tali pusat tertekan. Pecahnya selaput ketuban menandakan dimulainya proses persalinan, namun bisa juga terjadi sebelum waktunya.
Di usia kehamilan 7 bulan, tubuh ibu hamil memang mengalami banyak perubahan, termasuk peningkatan produksi cairan vagina normal atau keputihan. Namun, ada perbedaan mendasar antara keputihan biasa dan rembesan air ketuban:
Penting untuk dicatat bahwa terkadang selaput ketuban bisa robek sebagian atau sangat kecil, sehingga rembesan air ketuban bisa sedikit. Perasaan basah yang terus menerus, meskipun sedikit, tetap harus diwaspadai.
Merembesnya air ketuban sebelum usia kehamilan cukup bulan (sekitar 37-40 minggu) disebut ketuban pecah dini (KPD) atau preterm premature rupture of membranes (PPROM) jika terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Di usia 7 bulan kehamilan (sekitar minggu ke 28-31), ini termasuk PPROM.
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan ketuban pecah dini meliputi:
Jika Anda merasakan rembesan cairan yang Anda curigai sebagai air ketuban di usia kehamilan 7 bulan, langkah pertama dan terpenting adalah:
Jika dipastikan air ketuban telah pecah dini di usia 7 bulan, ini berarti ada risiko infeksi bagi ibu dan janin, serta risiko persalinan prematur. Penanganan akan bergantung pada usia kehamilan, kondisi ibu, dan kondisi janin. Dokter mungkin akan memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi, kortikosteroid untuk membantu pematangan paru-paru janin, dan memantau kondisi janin secara ketat. Dalam beberapa kasus, mungkin akan dipertimbangkan untuk menginduksi persalinan jika kondisi ibu atau janin dinilai berisiko.
Menjaga kesehatan selama kehamilan, memeriksakan diri secara rutin, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika ada keluhan adalah kunci untuk memastikan kehamilan berjalan dengan aman dan sehat hingga persalinan.