Perasaan ingin buang air kecil yang tidak sepenuhnya lega setelah selesai, atau rasa ingin buang air kecil yang berulang meski baru saja ke toilet, adalah keluhan yang cukup umum dialami oleh wanita. Kondisi ini dikenal sebagai kencing tidak tuntas atau retensi urin parsial. Meskipun seringkali dianggap remeh, kondisi ini dapat mengganggu kualitas hidup dan bahkan menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Kencing tidak tuntas dapat bermanifestasi dalam berbagai cara. Beberapa wanita mungkin merasakan adanya sisa urin di kandung kemih yang tidak kunjung habis, sehingga mereka merasa perlu untuk terus mengejan atau kembali ke toilet. Gejala lain meliputi aliran urin yang lemah, sering buang air kecil, serta sensasi nyeri atau ketidaknyamanan di area panggul. Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat disertai dengan infeksi saluran kemih (ISK) yang berulang.
Penyebab kencing tidak tuntas pada wanita sangat beragam dan dapat melibatkan faktor fisik, neurologis, maupun gaya hidup. Memahami akar permasalahannya adalah langkah awal untuk mendapatkan penanganan yang efektif.
ISK adalah salah satu penyebab paling umum dari masalah buang air kecil pada wanita. Peradangan pada saluran kemih akibat infeksi bakteri dapat menyebabkan iritasi dan kesulitan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. Gejala ISK seringkali meliputi rasa perih saat buang air kecil, sering buang air kecil, dan terkadang rasa ingin buang air kecil yang mendesak namun urin yang keluar sedikit.
OAB ditandai dengan dorongan tiba-tiba untuk buang air kecil yang sulit dikendalikan, sering buang air kecil (lebih dari 8 kali sehari), dan terkadang disertai inkontinensia urgensi (kebocoran urin akibat dorongan kuat). Meskipun OAB lebih sering dikaitkan dengan urgensi, beberapa penderitanya juga dapat mengalami sensasi kencing tidak tuntas karena ketidakmampuan otot kandung kemih untuk berkontraksi secara efektif.
Kondisi ini terjadi ketika organ panggul seperti kandung kemih, rahim, atau rektum turun dari posisi normalnya karena kelemahan otot panggul. Prolaps kandung kemih (sistokel) dapat menyebabkan penonjolan dinding depan vagina, yang dapat mengganggu aliran urin dan menyebabkan kesulitan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. Kondisi ini sering terjadi setelah persalinan pervaginam, menopause, atau pada wanita yang sering mengangkat beban berat.
Sistem saraf memainkan peran krusial dalam mengontrol fungsi kandung kemih. Gangguan neurologis seperti penyakit multiple sclerosis, stroke, cedera tulang belakang, atau neuropati diabetik dapat merusak sinyal saraf antara otak dan kandung kemih, yang mengakibatkan kesulitan dalam merasakan kapan kandung kemih penuh atau mengontrol otot-otot yang terlibat dalam pengosongan kandung kemih.
Beberapa jenis obat, terutama yang memiliki efek antikolinergik (seperti dekongestan, antihistamin, antidepresan, dan obat-obatan untuk kandung kemih yang overaktif), dapat mempengaruhi kemampuan otot kandung kemih untuk berkontraksi. Hal ini dapat menyebabkan retensi urin dan sensasi kencing tidak tuntas.
Menahan buang air kecil terlalu lama atau tidak mengosongkan kandung kemih sepenuhnya saat buang air kecil dapat seiring waktu melemahkan otot kandung kemih. Kebiasaan mengejan berlebihan saat buang air kecil juga dapat memperburuk kondisi.
Kondisi lain seperti batu kandung kemih, tumor di area panggul, atau penyempitan pada saluran kemih juga dapat menghalangi aliran urin dan menyebabkan kencing tidak tuntas.
Jika Anda mengalami gejala kencing tidak tuntas yang persisten, memburuk, atau disertai dengan gejala lain seperti:
Segera konsultasikan dengan dokter. Diagnosis yang tepat dari profesional medis sangat penting untuk mengidentifikasi penyebab spesifik dan merencanakan penanganan yang paling sesuai untuk Anda.
Penanganan kencing tidak tuntas sangat bergantung pada penyebabnya. Dokter Anda mungkin akan merekomendasikan beberapa hal berikut:
Mengatur asupan cairan, menghindari kafein dan alkohol, serta melatih diri untuk buang air kecil secara teratur (tanpa menunda) bisa menjadi langkah awal yang membantu.
Jika penyebabnya adalah kelemahan otot panggul, senam Kegel dapat membantu memperkuat otot-otot tersebut, sehingga meningkatkan kontrol kandung kemih.
Jika disebabkan oleh infeksi, antibiotik biasanya akan diresepkan.
Tergantung pada kondisi, dokter mungkin meresepkan obat untuk merelaksasi otot kandung kemih, mengurangi frekuensi buang air kecil, atau mengatasi masalah neurologis yang mendasarinya.
Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu belajar melakukan kateterisasi mandiri secara berkala untuk membantu mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
Jika kencing tidak tuntas disebabkan oleh prolaps organ panggul yang parah atau penyumbatan struktural, pembedahan mungkin menjadi pilihan untuk memperbaiki anatomi.
Kencing tidak tuntas pada wanita adalah kondisi yang memerlukan perhatian. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda mengalaminya. Dengan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat, Anda dapat kembali menikmati kualitas hidup yang lebih baik tanpa gangguan rasa tidak nyaman akibat kencing yang tidak tuntas.