Penyebab Keracunan Air Ketuban

Air ketuban merupakan cairan vital yang mengelilingi janin di dalam rahim. Fungsinya sangat beragam, mulai dari melindungi janin dari benturan, menjaga suhu yang stabil, memungkinkan janin bergerak bebas untuk perkembangan otot dan tulang, hingga mencegah tali pusat tertekan. Namun, terkadang terjadi kondisi yang tidak diinginkan, yaitu keracunan air ketuban. Kondisi ini bisa menimbulkan kekhawatiran bagi ibu hamil dan perlu dipahami penyebabnya agar dapat dicegah atau ditangani dengan baik.

Keracunan air ketuban, atau lebih tepatnya infeksi pada kantung ketuban (korioamnionitis), adalah suatu kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Infeksi ini dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, meskipun lebih sering terjadi menjelang akhir trimester ketiga atau selama persalinan. Penyebab utamanya umumnya adalah masuknya bakteri ke dalam kantung ketuban. Akan tetapi, ada berbagai faktor yang bisa memicu masuknya bakteri tersebut dan menyebabkan infeksi.

Ilustrasi janin dalam rahim dikelilingi air ketuban

Penyebab Utama Infeksi Air Ketuban

Meskipun air ketuban biasanya steril, berbagai kondisi dan faktor dapat meningkatkan risiko masuknya mikroorganisme ke dalam lingkungan janin. Berikut adalah beberapa penyebab umum keracunan air ketuban:

1. Ketuban Pecah Dini (KPD)

Ini adalah salah satu penyebab paling umum. Ketika selaput ketuban pecah sebelum waktunya (sebelum usia kehamilan cukup bulan atau sebelum tanda-tanda persalinan dimulai), pintu bagi bakteri untuk masuk ke dalam rahim dan kantung ketuban terbuka lebar. Semakin lama selaput ketuban pecah tanpa proses persalinan dimulai, semakin tinggi risiko infeksi. Lama waktu antara pecahnya ketuban dan dimulainya persalinan menjadi faktor krusial.

2. Infeksi pada Saluran Reproduksi

Infeksi yang sudah ada sebelumnya pada saluran reproduksi ibu, seperti infeksi saluran kemih (ISK), infeksi vagina, atau infeksi menular seksual (IMS) yang tidak diobati, dapat menyebar ke atas menuju rahim dan kantung ketuban. Bakteri dari area yang terinfeksi dapat berpindah dan menyebabkan korioamnionitis.

3. Pemeriksaan Vagina yang Sering

Pemeriksaan vagina yang berulang, terutama jika dilakukan setelah selaput ketuban pecah, dapat meningkatkan risiko masuknya bakteri ke dalam vagina dan kemudian ke rahim. Hal ini menjadi lebih berisiko jika alat yang digunakan tidak steril atau jika prosedur tidak dilakukan dengan hati-hati.

4. Persalinan yang Memanjang

Proses persalinan yang berlangsung terlalu lama juga dapat meningkatkan risiko infeksi. Semakin lama persalinan, semakin besar kemungkinan bakteri berpindah ke dalam lingkungan janin, terutama jika ketuban sudah pecah.

5. Pemasangan Kateter Internal Janin atau Pemantauan Janin Intrauterin

Dalam beberapa kasus medis, pemasangan alat seperti kateter untuk memantau denyut jantung janin secara langsung di dalam rahim dapat menjadi jalur masuknya bakteri jika tidak dilakukan dengan sterilitas yang ketat.

6. Kebersihan yang Kurang Baik

Meskipun bukan penyebab langsung, kebersihan pribadi yang kurang optimal dapat berperan dalam meningkatkan risiko infeksi secara umum. Menjaga kebersihan area genital sangat penting selama kehamilan.

7. Riwayat Infeksi Air Ketuban Sebelumnya

Wanita yang pernah mengalami infeksi air ketuban pada kehamilan sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya kembali pada kehamilan berikutnya.

Dampak dan Gejala

Infeksi air ketuban bisa sangat berbahaya bagi ibu dan janin. Pada ibu, dapat menyebabkan demam, nyeri perut bawah, nyeri saat buang air kecil, dan keluarnya cairan berbau tidak sedap dari vagina. Pada janin, dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, sesak napas, dan bahkan komplikasi serius.

Jika seorang ibu hamil mengalami gejala demam, nyeri saat berkontraksi, atau keluarnya cairan ketuban yang berbau busuk, segera cari pertolongan medis. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut seperti sepsis, persalinan prematur, atau bahkan kematian janin.

Pencegahan

Pencegahan keracunan air ketuban berfokus pada deteksi dini dan penanganan faktor risiko. Ini termasuk:

Memahami penyebab keracunan air ketuban adalah langkah awal yang penting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan yang berharga.

🏠 Homepage