Makna Mendalam dan Keutamaan Mengucapkan Barakallah Fii Umrik
Ilustrasi: Doa yang tulus memohon keberkahan ilahi (Baraka).
Pendahuluan: Kekuatan Sebuah Doa dalam Bingkai Usia
Dalam tradisi Islam, ucapan selamat ulang tahun yang bersifat sekuler seringkali digantikan oleh frasa yang memiliki bobot spiritual dan makna yang lebih mendalam. Salah satu ungkapan yang paling populer dan dianjurkan adalah "Barakallah Fii Umrik." Ungkapan ini bukan sekadar sapaan formal, melainkan sebuah doa tulus yang dipanjatkan oleh seseorang kepada yang lain, memohon agar seluruh sisa usia dan kehidupannya dipenuhi dengan berkah dari Allah SWT.
Memahami arti dari frasa ini secara harfiah saja tidak cukup. Dibutuhkan pemahaman yang komprehensif mengenai akar kata, konteks teologis, serta implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Doa ini mengandung harapan agar usia yang bertambah tidak hanya diukur dari panjangnya tahun, tetapi dari kualitas keberkahan yang menghiasi setiap detik kehidupan, amal perbuatan, dan segala upaya yang dilakukan.
Artikel ini akan membedah secara rinci mengapa mengucapkan Barakallah Fii Umrik merupakan pilihan terbaik dibandingkan ucapan konvensional, bagaimana frasa ini berakar kuat dalam ajaran Islam, dan bagaimana kita dapat memaksimalkan makna dari keberkahan (Baraka) yang kita mohonkan. Keberkahan adalah kunci. Tanpa keberkahan, usia yang panjang sekalipun dapat terasa sia-sia; dengan keberkahan, usia yang singkat pun dapat meninggalkan dampak yang monumental.
Analisis Linguistik dan Etimologi: Membongkar Komponen Kata
Untuk benar-benar menghayati makna dari ucapan ini, kita perlu memecahnya menjadi tiga komponen utama dalam Bahasa Arab. Setiap kata membawa muatan makna yang sangat kaya, jauh melampaui terjemahan singkatnya.
1. Barakallah (بَارَكَ اللَّهُ)
Komponen pertama, Barakallah, berarti "Semoga Allah memberkahi." Ini adalah inti dari doa tersebut. Kata kuncinya adalah Baraka (بَرَكَة).
- Definisi Baraka: Baraka secara literal berarti bertambah, tumbuh, atau kebaikan yang menetap dan tidak cepat hilang. Dalam konteks Islam, Baraka adalah rahmat dan kebaikan ilahi yang ditambahkan pada sesuatu, menjadikannya bermanfaat dan berlipat ganda, meskipun jumlahnya sedikit.
- Dimensi Keberkahan: Keberkahan dapat hadir dalam berbagai aspek: waktu, harta, kesehatan, keluarga, dan yang paling penting, amal ibadah. Ketika kita mendoakan Baraka pada seseorang, kita berharap Allah melipatgandakan kebaikan dalam hidupnya. Misalnya, waktu yang sedikit terasa cukup untuk banyak pekerjaan (keberkahan waktu), atau sedikit harta mampu mencukupi segala kebutuhan (keberkahan harta).
- Barakallah Fii: Frasa ini menunjukkan bahwa berkah tersebut ditujukan kepada sesuatu yang spesifik, dalam hal ini, usia (umrik). Ini adalah penegasan bahwa semua kebaikan yang diharapkan bersumber langsung dari kehendak Allah SWT, bukan dari kemampuan manusia semata.
2. Fii (فِي)
Kata Fii adalah preposisi yang sangat umum dalam Bahasa Arab, yang berarti "di dalam" atau "pada." Dalam konteks ini, ia berfungsi sebagai penunjuk sasaran. Berkah itu diminta agar ditanamkan atau dicurahkan di dalam atau sepanjang (waktu) usia orang yang didoakan.
3. Umrik (عُمْرِك)
Kata Umr (عُمْر) berarti usia, umur, atau jangka waktu kehidupan. Ketika ditambahkan sufiks 'k' (ك), menjadi Umrik, yang berarti "usia/umurmu" (jika ditujukan kepada seorang wanita atau pria secara informal, namun lebih spesifik lagi kepada wanita dalam beberapa dialek, atau umumnya dapat digunakan untuk kedua jenis kelamin dalam konteks doa ini, meskipun bentuk yang lebih tepat untuk pria tunggal adalah Umrik / Umruka dan wanita Umriki). Namun, Umrik telah menjadi bentuk yang umum digunakan dan dipahami secara luas.
Kesimpulan Linguistik: Secara keseluruhan, Barakallah Fii Umrik diterjemahkan sebagai: “Semoga Allah melimpahkan keberkahan di dalam usiamu/hidupmu.” Ini adalah doa yang menyeluruh, mencakup masa lalu (sebagai pelajaran), masa kini (sebagai kesempatan beramal), dan masa depan (sebagai harapan akan akhir yang baik).
Kontras dengan Ucapan Konvensional: Perspektif Islam tentang Waktu
Penting untuk membedakan mengapa umat Muslim lebih memilih Barakallah Fii Umrik daripada ucapan "Selamat Ulang Tahun" (Happy Birthday) konvensional.
1. Penekanan pada Penuaan vs. Kemanfaatan
Ucapan ulang tahun konvensional cenderung merayakan fakta bahwa seseorang telah hidup satu tahun lagi, tanpa menyinggung kualitas atau pertanggungjawaban di balik usia tersebut. Dalam Islam, bertambahnya usia adalah peringatan akan berkurangnya waktu yang tersisa di dunia. Setiap tahun yang berlalu adalah satu tahun yang mendekatkan kita pada akhir kehidupan dan awal pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
Oleh karena itu, doa yang tepat bukanlah sekadar memohon panjang umur (yang bisa jadi tanpa berkah), tetapi memohon agar umur yang tersisa, baik panjang atau pendek, menjadi bermanfaat, berkah, dan dihabiskan dalam ketaatan.
2. Pergeseran Fokus dari Perayaan ke Doa
Ketika seseorang mengucapkan Barakallah Fii Umrik, ia tidak hanya memberikan selamat, tetapi ia sedang melakukan tindakan ibadah—yaitu mendoakan saudaranya. Doa adalah inti ibadah. Dengan menggunakan frasa ini, momen peringatan usia diubah dari perayaan duniawi (yang hukumnya bisa menjadi khilaf atau makruh tergantung niat dan bentuk perayaannya) menjadi momen saling mengingatkan akan kebesaran Allah dan pentingnya keberkahan.
Keberkahan Waktu: Konsep Baraka dalam waktu sangat vital. Seorang Muslim memahami bahwa usia adalah modal yang diberikan Allah. Keberkahan waktu berarti mampu melakukan banyak amal saleh dalam waktu yang terbatas. Ini adalah kebalikan dari merasa waktu berjalan cepat tanpa menghasilkan sesuatu yang berarti.
Doa ini mengajarkan kita bahwa yang lebih penting dari panjangnya umur adalah kualitas dan keberkahan yang dicurahkan Allah pada umur tersebut, menjadikannya sarana menuju surga.
Kedalaman Filosofis Barakallah: Eksplorasi Konsep Keberkahan
Agar ucapan Barakallah Fii Umrik tidak hanya menjadi klise lisan, kita harus memahami apa sebenarnya yang kita minta ketika kita memohon Baraka.
Baraka sebagai Pertumbuhan Spiritual
Keberkahan spiritual adalah yang paling utama. Ketika usia diberkahi, hati orang tersebut akan lebih mudah menerima hidayah, lebih kuat dalam menghadapi cobaan, dan lebih istiqamah dalam menjalankan ketaatan. Ini mencakup:
- Khusyuk dalam Ibadah: Shalatnya terasa lebih mendalam, tilawah Qur'annya lebih menyentuh, dan doanya lebih tulus.
- Peningkatan Ilmu: Ilmu yang dipelajari menjadi bermanfaat, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain, dan ilmu itu menghasilkan amal.
- Hati yang Bersih: Keberkahan menghilangkan penyakit hati seperti iri, dengki, dan sombong, menggantikannya dengan rasa syukur dan tawadhu.
Baraka sebagai Ketahanan Hidup (Rizq)
Baraka dalam rezeki tidak selalu berarti jumlah uang yang besar. Seringkali, ini berarti kecukupan. Rezeki yang diberkahi adalah rezeki yang:
- Diperoleh Secara Halal: Sumbernya bersih dan diridhai Allah.
- Mencukupi Kebutuhan: Tidak membuat seseorang kekurangan atau bergantung pada orang lain.
- Digunakan untuk Kebaikan: Harta tersebut menjadi sarana untuk beramal (sedekah, membantu keluarga, membangun fasilitas umat), bukan sarana untuk bermaksiat.
Seorang yang hartanya diberkahi, mungkin hanya memiliki penghasilan rata-rata, namun ia tidak pernah merasa kekurangan, hutangnya terbayar, dan ia selalu mampu bersedekah. Sementara itu, orang yang hartanya tidak diberkahi, meskipun berlimpah, selalu merasa kurang, terus dikejar hutang, atau hartanya habis untuk hal-hal yang tidak bermanfaat (huru-hara atau penyakit).
Baraka sebagai Keberlanjutan Kebaikan
Mendoakan Barakallah Fii Umrik juga mendoakan agar kehidupan seseorang memiliki dampak positif yang berkelanjutan, bahkan setelah ia meninggal. Inilah yang disebut Amal Jariyah. Berkah ini memastikan bahwa meskipun usia fisik berakhir, pahala dari amal kebaikan (seperti ilmu yang diajarkan atau anak saleh yang dididik) terus mengalir.
Dengan demikian, keberkahan yang diminta mencakup tiga pilar utama kehidupan: spiritualitas, materi, dan kontribusi abadi.
Ilustrasi: Waktu dan usia (Umrik) adalah modal yang harus dijaga dan diisi dengan ketaatan.
Penerapan dan Variasi Ucapan Barakallah
Meskipun Barakallah Fii Umrik paling sering digunakan dalam konteks ulang tahun, frasa Barakallah itu sendiri memiliki jangkauan yang luas dan variasi yang berbeda-beda tergantung pada konteks dan siapa yang didoakan.
1. Untuk Usia (Ulang Tahun)
Penggunaan utama adalah saat seseorang merayakan bertambahnya usia. Ini adalah cara yang paling Islami untuk mengakui waktu yang telah diberikan Allah tanpa harus terjebak dalam tradisi perayaan yang mungkin berlebihan atau tidak sesuai syariat.
2. Untuk Pasangan yang Baru Menikah
Dalam konteks pernikahan, variasi yang digunakan adalah Barakallahu lakuma wa baraka 'alaikuma wa jama'a bainakuma fii khair. (Semoga Allah memberkahi kalian berdua, dan menghimpun kalian berdua dalam kebaikan.) Doa ini adalah doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, menunjukkan betapa sentralnya konsep Baraka dalam setiap tahapan penting kehidupan Muslim.
3. Untuk Seseorang yang Mendapat Rezeki atau Kebaikan
Ketika seseorang membeli barang baru, mendapatkan pekerjaan, atau lulus, ucapan yang sering digunakan adalah Barakallahu fiik. (Semoga Allah memberkahi padamu/di dalammu). Doa ini bersifat umum dan berlaku untuk setiap pencapaian atau kebaikan yang baru diperoleh.
4. Pentingnya Penggunaan Pronomina yang Tepat
Meskipun dalam praktik sehari-hari sering disederhanakan, penggunaan pronomina dalam Bahasa Arab menunjukkan ketelitian dalam doa:
- Barakallah Fii Umruka (Untuk Pria Tunggal): Lebih spesifik dan fasih.
- Barakallah Fii Umriki (Untuk Wanita Tunggal): Lebih spesifik dan fasih.
- Barakallah Fii Umrikum (Untuk Jamak): Digunakan saat mendoakan sekelompok orang.
Pemilihan bentuk yang tepat menunjukkan penghargaan terhadap bahasa Arab dan keinginan untuk menyampaikan doa dengan seakurat mungkin.
Tanggung Jawab Penerima Doa: Jawaban yang Diajarkan
Ketika seseorang mengucapkan Barakallah Fii Umrik kepada kita, sebagai penerima, kita juga memiliki tanggung jawab untuk membalas dengan doa. Membalas doa adalah bentuk terima kasih dan juga pengembalian kebaikan (ta’awun ‘alal birr wat taqwa).
1. Jawaban Paling Umum dan Dianjurkan
Jawaban yang paling utama adalah:
Wa fiika barakallah (Jika pria yang mendoakan) atau Wa fiiki barakallah (Jika wanita yang mendoakan).
Artinya: "Dan kepadamu juga semoga Allah memberkahi." Ini adalah pengembalian doa yang tulus, memastikan bahwa keberkahan yang diminta juga kembali kepada orang yang mendoakan.
2. Jawaban Sederhana
Jika konteks tidak memungkinkan jawaban yang panjang, jawaban yang sederhana namun tetap bernilai doa adalah:
Aamiin, Jazakallah Khairan (Aamiin, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan).
Ini menunjukkan penerimaan terhadap doa dan membalasnya dengan permohonan pahala dari Allah bagi si pengucap.
Penerima doa tidak hanya menerima ucapan, tetapi juga harus melakukan refleksi diri. Pertanyaan yang harus muncul adalah: Apakah sisa usia yang aku jalani ini benar-benar mencerminkan Baraka yang didoakan? Apakah aku telah mengoptimalkan waktu yang Allah berikan?
Strategi Menggapai Keberkahan Umur: Hidup Sesuai Prinsip Baraka
Mendapatkan ucapan Barakallah Fii Umrik hanyalah permulaan. Tugas sesungguhnya adalah hidup sedemikian rupa sehingga kita layak menerima dan mempertahankan keberkahan tersebut. Keberkahan bukanlah hadiah pasif; ia adalah hasil dari upaya aktif dan ketaatan yang berkelanjutan.
1. Mendirikan Shalat Tepat Waktu dan Khusyuk
Shalat adalah sumber Baraka yang utama. Menjaga kualitas dan ketepatan waktu shalat adalah investasi terbaik dalam keberkahan waktu dan usia. Shalat yang diterima akan menata seluruh aspek kehidupan lainnya.
2. Membaca dan Mengamalkan Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah sumber keberkahan (Baraka) yang tak terbatas. Membacanya, merenungkannya, dan mengamalkannya akan membersihkan hati dan memberikan Baraka pada segala urusan. Usia yang diberkahi adalah usia yang dihabiskan dengan berinteraksi bersama Kalamullah.
3. Berbuat Baik kepada Orang Tua (Birrul Walidain)
Salah satu kunci utama pembuka pintu rezeki dan panjangnya umur yang berkah adalah berbakti kepada orang tua. Hadis-hadis Nabi SAW menegaskan bahwa silaturahim (termasuk kepada orang tua) melapangkan rezeki dan memanjangkan umur (dengan Baraka).
4. Menjaga Amanah dan Kehalalan Rezeki
Keberkahan akan lenyap jika terdapat keraguan (syubhat) atau keharaman dalam sumber rezeki. Hidup sederhana, jujur, dan selalu mencari yang halal adalah prasyarat untuk masuknya Baraka dalam kehidupan, termasuk dalam penggunaan usia.
5. Zikrullah dan Istighfar
Memperbanyak zikir (mengingat Allah) dan istighfar (memohon ampunan) secara konsisten mengisi setiap momen kehidupan dengan nilai ibadah. Bahkan saat istirahat atau bekerja, jika diiringi niat yang benar dan zikir lisan, waktu tersebut akan mendapatkan Baraka.
Filosofi ini mengajarkan bahwa usia yang panjang tanpa ampunan dan ketaatan justru menjadi bencana. Keberkahan mengubah usia dari sekadar hitungan menjadi akumulasi amal saleh.
Umur dan Ajal: Memahami Batasan Kehidupan dalam Barakallah Fii Umrik
Ketika kita mendoakan Baraka pada umur seseorang, kita harus sadar akan konsep teologis mengenai Umur dan Ajal. Ajal (batas akhir kehidupan) telah ditetapkan oleh Allah SWT dan tidak dapat dimajukan atau dimundurkan.
Keberkahan Mempengaruhi Kualitas, Bukan Kuantitas Waktu
Doa Barakallah Fii Umrik tidak mengubah ketetapan Ajal. Sebaliknya, ia memohon agar:
- Kualitas Hidup Ditingkatkan: Waktu yang sudah ditetapkan itu dipenuhi dengan manfaat dan ketaatan maksimal.
- Diberi Petunjuk Menuju Husnul Khatimah: Akhir kehidupan (meskipun mungkin datang tiba-tiba) adalah akhir yang baik (husnul khatimah), di mana amal terakhir adalah amal yang diridhai Allah.
- Pahala yang Berlipat: Amal yang dilakukan di usia yang diberkahi pahalanya berlipat ganda, seolah-olah hidup lebih lama dari waktu sebenarnya.
Sebagai contoh, seseorang yang hidup hingga 80 tahun, tetapi mayoritas hidupnya dihabiskan dalam kelalaian, nilainya mungkin lebih rendah di sisi Allah dibandingkan seseorang yang wafat pada usia 40 tahun, tetapi setiap detiknya dipenuhi dengan ketaatan, sedekah jariyah, dan manfaat bagi umat.
Dengan demikian, Barakallah Fii Umrik adalah permohonan untuk keberkahan yang bersifat kualitatif, memastikan bahwa modal usia yang diberikan Allah tidak terbuang sia-sia.
Perluasan Makna Baraka dalam Dimensi Sosial
Keberkahan yang dimohonkan dalam usia seseorang tidak berhenti pada individu. Manusia adalah makhluk sosial. Usia yang diberkahi akan menghasilkan Baraka yang merembes ke lingkungan sekitarnya, meliputi keluarga, komunitas, dan masyarakat luas.
1. Baraka dalam Pernikahan dan Keluarga
Ketika usia suami dan istri diberkahi, hubungan rumah tangga mereka menjadi sakinah (tenang) dan mawaddah wa rahmah (cinta dan kasih sayang). Baraka dalam keluarga berarti anak-anak tumbuh menjadi saleh/salehah, didikan agama berjalan lancar, dan konflik dapat diselesaikan dengan hikmah.
2. Baraka dalam Kepemimpinan
Jika seseorang yang didoakan Barakallah Fii Umrik adalah seorang pemimpin atau tokoh masyarakat, maka keberkahan usianya akan tercermin pada keputusannya yang adil, kebijaksanaannya yang membawa maslahat, dan kemampuannya untuk menyatukan umat. Umur yang berkah adalah aset sosial yang sangat berharga.
3. Baraka dalam Interaksi dan Silaturahim
Usia yang diberkahi membuat seseorang menjadi magnet kebaikan. Kehadirannya membawa ketenangan, kata-katanya penuh hikmah, dan nasihatnya diterima. Silaturahim dengannya terasa manis dan memperkuat ikatan keimanan.
Inti dari Baraka sosial ini adalah bahwa orang tersebut menggunakan sisa umurnya sebagai jembatan untuk kebaikan, bukan sebagai beban atau sumber fitnah. Ia menjadi Wasilah Khair (perantara kebaikan) bagi komunitasnya.
Setiap Muslim yang mengucapkan Barakallah Fii Umrik secara tidak langsung mendoakan agar individu tersebut menjadi sumber Baraka bagi dunia di sekitarnya. Ini mengangkat frasa tersebut dari sekadar ucapan selamat pribadi menjadi doa yang berdampak kolektif.
Kontemplasi Mengenai Umur sebagai Ujian Ilahi
Setiap detik usia adalah nikmat dari Allah, tetapi juga merupakan ujian yang harus dipertanggungjawabkan. Konsep ini memperkuat pentingnya doa Barakallah Fii Umrik.
Allah SWT berfirman bahwa Dia menciptakan hidup dan mati untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang paling baik amalnya. Usia yang kita miliki adalah arena pengujian tersebut. Tanpa keberkahan, seseorang mungkin gagal memanfaatkan arena ini dengan baik.
Dua Jenis Kehilangan Umur:
- Kehilangan Kuantitas: Wafat muda. Ini adalah ketetapan ilahi, namun jika penuh berkah, ia tetap mulia.
- Kehilangan Kualitas: Hidup panjang, tetapi sebagian besar waktu dihabiskan sia-sia atau dalam maksiat. Ini adalah kerugian yang jauh lebih besar, karena ia tidak hanya menghilangkan waktu, tetapi juga menjauhkan dari rahmat Allah.
Ketika kita mendoakan Barakallah Fii Umrik, kita memohon agar orang yang didoakan diselamatkan dari kerugian kualitas ini. Kita memohon agar setiap hari yang berlalu menjadi saksi ketaatan, bukan saksi kelalaian.
Pelajaran dari Generasi Terdahulu
Para Salafus Shaleh (generasi saleh terdahulu) sangat menghargai waktu. Mereka memandang waktu sebagai pedang. Jika tidak digunakan untuk memotong kebatilan dan menanam kebaikan, ia akan memotong pelakunya sendiri (menyeretnya pada penyesalan di akhirat). Keberkahan yang mereka dapatkan tercermin dari betapa banyak karya, ibadah, dan kontribusi yang mereka tinggalkan meskipun rentang usia mereka mungkin tidak selalu panjang.
Inilah puncak dari doa Barakallah Fii Umrik: menjamin bahwa usia yang dilalui seseorang mengikuti jejak para pendahulu yang sukses dalam memanfaatkan modal waktu mereka secara maksimal.
Memperluas Barakah ke Masa Depan: Harapan Akan Khusnul Khatimah
Puncak dari keberkahan usia adalah Khusnul Khatimah (akhir yang baik). Doa Barakallah Fii Umrik secara implisit mengandung permohonan agar seluruh proses kehidupan yang berkah mengarah pada akhir yang diridhai Allah SWT.
1. Barakah dalam Sakaratul Maut
Usia yang diberkahi diharapkan menghasilkan kemudahan saat sakaratul maut. Kematian adalah peristiwa yang pasti, tetapi keberkahan memastikan bahwa prosesnya dilewati dalam keadaan beriman, tenang, dan mampu mengucapkan kalimat tauhid.
2. Barakah setelah Kematian
Bahkan setelah jasad terkubur, Baraka usia tetap berlanjut melalui amal jariyah dan doa anak-anak saleh. Ini adalah bukti nyata bahwa Baraka berhasil disuntikkan ke dalam usia seseorang, sehingga manfaatnya abadi.
Seorang yang didoakan Barakallah Fii Umrik dan berhasil meraihnya adalah seseorang yang tidak hanya sukses di dunia, tetapi telah membangun jembatan kokoh menuju kehidupan abadi di akhirat.
Oleh karena itu, setiap kali kita mengucapkan frasa ini, kita harus melakukannya dengan kesadaran penuh bahwa kita sedang memohon perlindungan dari Allah bagi saudara kita dari umur yang merugikan, dan memohon agar sisa waktu mereka menjadi investasi terbesar untuk Surga.
3. Pemaknaan yang Konsisten
Untuk menjaga keberkahan ucapan ini, penting bagi kita sebagai pemberi dan penerima doa untuk selalu mengingatkan diri sendiri bahwa usia bukanlah tentang pesta, lilin, atau hadiah, tetapi tentang ketaatan, pertanggungjawaban, dan persiapan menghadapi hari akhir. Mengucapkan Barakallah Fii Umrik secara konsisten akan membantu menggeser fokus budaya dari perayaan hedonistik ke kontemplasi spiritual yang lebih mendalam.
Ini adalah doa yang sangat komprehensif. Ia mencakup kesehatan, rezeki, keluarga, ilmu, dan amal, semuanya di bawah naungan rahmat dan keberkahan Ilahi. Tidak ada ucapan selamat lain yang memiliki bobot teologis dan janji keberkahan sebesar ini.
Penutup: Mengukuhkan Makna Dalam Setiap Ucapan
Mengucapkan Barakallah Fii Umrik adalah manifestasi dari kasih sayang seorang Muslim terhadap saudaranya, diwujudkan dalam bentuk doa yang paling berharga: permohonan keberkahan usia dari Yang Maha Pemberi Berkah. Ini bukan hanya formalitas lisan, melainkan sebuah ikrar spiritual yang kita panjatkan agar saudara kita dapat menggunakan sisa modal kehidupannya dengan sebaik-baiknya.
Dengan memahami setiap komponen kata—Barakah, Fii, dan Umrik—kita telah meningkatkan kualitas interaksi sosial kita dari sekadar memberi selamat menjadi saling mendoakan keselamatan di dunia dan akhirat. Mari jadikan ucapan ini sebagai pengingat kolektif bahwa waktu adalah anugerah terbesar, dan keberkahan adalah satu-satunya mata uang yang akan membawa nilai abadi di hadapan Tuhan semesta alam.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Barakallah Fii Umrik kepada kita semua, menjadikan setiap detik usia yang tersisa sebagai ladang amal dan bekal menuju keridhaan-Nya yang tertinggi.