Air Ketuban Rembes Saat Hamil 7 Bulan: Apa yang Harus Dilakukan?

Memasuki usia kehamilan 7 bulan, berbagai perubahan fisik dan sensasi baru akan dirasakan oleh ibu hamil. Salah satunya adalah kemungkinan mengalami rembesan air ketuban. Kondisi ini bisa menimbulkan kekhawatiran, terutama jika Anda belum familiar dengannya. Penting untuk memahami apa itu air ketuban rembes, penyebabnya, serta langkah-langkah yang harus diambil untuk memastikan kesehatan Anda dan janin.

Apa Itu Air Ketuban Rembes?

Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim selama kehamilan. Cairan ini berperan penting dalam melindungi janin dari benturan, menjaga suhu rahim tetap stabil, serta memungkinkan janin bergerak bebas untuk perkembangan otot dan tulangnya. Pada trimester ketiga, volume air ketuban biasanya mencapai puncaknya, sekitar 800-1000 ml.

Air ketuban rembes saat hamil 7 bulan (sekitar minggu ke-28 hingga ke-40 kehamilan) mengacu pada keluarnya cairan dari vagina secara tidak sengaja dalam jumlah kecil, namun terus-menerus atau berulang. Berbeda dengan keputihan yang biasanya lebih kental dan berwarna, air ketuban rembes cenderung lebih encer, jernih, atau sedikit keruh, dan mungkin memiliki bau yang khas seperti amonia atau tidak berbau sama sekali.

Perbedaan dengan Keputihan dan Kebocoran Kantung Kemih

Salah satu tantangan dalam mengenali air ketuban rembes adalah membedakannya dari cairan vagina lainnya. Berikut adalah beberapa perbedaan utamanya:

Jika Anda ragu, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau bidan.

Penyebab Air Ketuban Rembes di Usia Kehamilan 7 Bulan

Pada usia kehamilan 7 bulan, janin sudah cukup besar dan ruang geraknya mulai terbatas. Rembesan air ketuban bisa disebabkan oleh beberapa faktor:

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Air Ketuban Rembes?

Mengalami rembesan air ketuban pada usia kehamilan 7 bulan bukanlah hal yang boleh diabaikan. Tindakan cepat dan tepat sangat penting:

  1. Tetap Tenang: Panik tidak akan membantu. Cobalah untuk tetap tenang dan fokus pada langkah selanjutnya.
  2. Perhatikan Karakteristik Cairan: Catat warna, bau, dan jumlah cairan yang keluar. Perhatikan juga apakah ada tanda-tanda lain seperti nyeri, kram, atau perubahan gerakan janin.
  3. Hubungi Dokter atau Bidan Segera: Ini adalah langkah terpenting. Beritahu dokter atau bidan Anda tentang gejala yang Anda alami. Mereka akan memberikan instruksi lebih lanjut.
  4. Hindari Aktivitas Berat: Jika dokter Anda menyarankan demikian, hindari aktivitas fisik yang berat, mengangkat beban, atau berhubungan seksual sampai ada pemeriksaan lebih lanjut.
  5. Jangan Tunda Pemeriksaan: Dokter mungkin akan meminta Anda untuk segera datang ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan. Ini bisa meliputi tes sederhana untuk memastikan apakah cairan tersebut benar air ketuban (misalnya menggunakan pH strip) dan pemeriksaan USG.

Risiko dan Pentingnya Penanganan

Rembesan air ketuban, terutama jika itu adalah tanda ketuban pecah dini sebagian, dapat meningkatkan risiko infeksi pada rahim dan janin. Jika selaput ketuban pecah dan cairan ketuban berkurang secara signifikan, hal ini juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan kesejahteraan janin, serta meningkatkan risiko komplikasi saat persalinan. Oleh karena itu, penanganan yang cepat dan tepat sangat krusial.

Jangan pernah ragu untuk mencari pertolongan medis jika Anda merasakan atau melihat sesuatu yang tidak biasa pada kehamilan Anda, sekecil apa pun itu. Kesehatan Anda dan janin adalah prioritas utama.

Jika Anda mengalami gejala rembesan air ketuban, segera hubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.

Hubungi Bidan/Dokter Sekarang
🏠 Homepage