Di balik antarmuka pengguna yang mulus dan pengalaman berselancar tanpa henti di platform-platform Meta, terdapat jaringan infrastruktur teknis yang sangat kompleks. Salah satu fondasi utama yang memungkinkan ekosistem ini berfungsi secara efisien, terutama pada skala global dan lintas platform (iOS, Android, Web, VR), adalah pemahaman dan implementasi ketat dari Application Binary Interface, atau yang lebih dikenal sebagai ABI. Istilah abi fb merujuk pada tantangan dan solusi spesifik yang digunakan oleh Meta untuk mengelola kompatibilitas kode biner pada miliaran perangkat.
ABI adalah kontrak tersembunyi antara kode yang telah dikompilasi dengan sistem operasi atau pustaka lainnya. Jika Application Programming Interface (API) mendefinisikan bagaimana kode sumber berinteraksi, ABI mendefinisikan bagaimana kode biner (yang sudah dikompilasi) berinteraksi. Bagi perusahaan yang mengandalkan kecepatan deployment dan efisiensi memori seperti Meta, menjaga stabilitas dan keseragaman ABI adalah tugas yang sangat penting, yang menentukan apakah pembaruan aplikasi akan berjalan lancar atau justru menyebabkan kegagalan fatal pada perangkat pengguna.
Untuk memahami mengapa ABI sangat relevan bagi operasi raksasa teknologi, kita harus mendefinisikannya secara terperinci dan membedakannya dari API.
ABI mencakup detail tingkat rendah yang menentukan bagaimana dua komponen kode biner dapat saling memanggil dan berbagi data tanpa perlu dikompilasi ulang bersama-sama. Ini bukanlah sekadar abstraksi konseptual; ABI adalah serangkaian aturan yang harus diikuti oleh kompilator, linker, dan sistem operasi. Aturan-aturan utama yang diatur oleh ABI meliputi:
Perbedaan antara ABI dan API sering kali membingungkan, tetapi dalam konteks rekayasa perangkat lunak skala besar, keduanya memiliki peran yang jelas:
Bagi Meta, yang mengelola ratusan pustaka internal yang digunakan oleh ribuan insinyur, menjaga API yang stabil sudah menantang, tetapi menjaga ABI yang stabil adalah prasyarat mutlak untuk memungkinkan kompilasi independen modul-modul yang berbeda dan menjamin bahwa sistem pengiriman perangkat lunak (deployment pipeline) dapat bekerja dengan cepat dan andal.
Masalah ABI menjadi eksponensial ketika diterapkan pada skala Facebook. Pengguna Meta tersebar di berbagai platform, menggunakan jutaan variasi perangkat keras, dan menjalankan berbagai versi sistem operasi. Setiap kombinasi perangkat keras dan sistem operasi sering kali memiliki persyaratan ABI yang sedikit berbeda.
Aplikasi utama Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp) dibangun menggunakan campuran bahasa pemrograman yang kompleks—sebagian besar UI adalah hasil dari React Native atau kerangka kerja internal lainnya, namun inti kinerjanya (pengolahan gambar, enkripsi, jaringan) ditulis dalam C++ atau Rust. Interaksi antara kode C++ tingkat rendah dan lapisan Java/Kotlin (Android) atau Objective-C/Swift (iOS) sepenuhnya diatur oleh ABI.
Di Android, tantangan ABI paling nyata terlihat melalui penggunaan Native Development Kit (NDK). Saat membangun pustaka biner untuk Android, pengembang harus secara eksplisit menargetkan arsitektur CPU tertentu. ABI Android yang paling umum meliputi:
Facebook harus memaketkan dan mengelola set biner yang terpisah untuk setiap ABI yang didukung. Mengelola ini bukan hanya masalah ukuran paket (APK/AAB), tetapi juga masalah memastikan bahwa setiap biner yang dikirim (misalnya, untuk pustaka kompresi internal, enkripsi, atau Meta Open Source projects seperti Folly) konsisten dalam panggilan fungsinya di seluruh arsitektur.
Kesalahan umum dalam manajemen ABI di Android adalah mismatch. Misalnya, jika aplikasi memuat pustaka X untuk `arm64-v8a` tetapi secara tidak sengaja memuat pustaka Y yang bergantung pada X dari direktori `armeabi-v7a`, aplikasi akan gagal saat runtime karena inkonsistensi tata letak memori dan konvensi panggilan. Di skala Meta, pencegahan mismatch semacam ini memerlukan sistem pembangunan (build system) yang sangat cerdas.
Gambar 1: Kompleksitas manajemen ABI dalam lingkungan multi-platform dan multi-arsitektur Meta. Kontrak ABI harus stabil untuk memungkinkan interaksi lintas batas.
Sebagian besar kode performa tinggi Meta ditulis dalam C++. C++ adalah bahasa yang terkenal memiliki ABI yang rapuh (fragile). Sedikit saja perubahan pada definisi kelas yang digunakan di batas biner (misalnya, menambahkan anggota data virtual ke kelas yang sudah ada) dapat mengubah seluruh tata letak memori objek tersebut (vtable) dan menyebabkan kesalahan runtime jika pustaka klien tidak dikompilasi ulang dengan definisi kelas baru tersebut.
Di Meta, di mana puluhan ribu perubahan kode terjadi setiap hari, risiko ketidakstabilan ABI sangat tinggi. Untuk memitigasi risiko ini, Meta (seperti perusahaan teknologi besar lainnya) mengadopsi praktik-praktik yang sangat ketat:
ABI bukan hanya tentang kompatibilitas; ini adalah tentang kinerja. Pilihan yang dibuat dalam ABI (seperti konvensi panggilan atau perataan data) secara langsung memengaruhi kecepatan eksekusi kode, terutama pada perangkat mobile yang memiliki sumber daya terbatas.
Perataan data adalah salah satu aspek ABI yang paling berdampak pada kinerja. Arsitektur CPU (terutama ARM yang dominan di ponsel) seringkali memerlukan data multi-byte (seperti integer 4-byte atau float 8-byte) untuk dimulai pada alamat memori yang merupakan kelipatan dari ukurannya. Jika data tidak selaras (misaligned), CPU mungkin perlu melakukan beberapa operasi akses memori tambahan, atau bahkan gagal sama sekali.
Dalam skala aplikasi Meta, di mana data berstruktur besar seperti grafik atau buffer komunikasi diproses secara konstan, perataan yang salah dapat menyebabkan jutaan siklus CPU terbuang. ABI mendikte bagaimana kompilator harus memasukkan padding (byte kosong) ke dalam struktur data untuk memastikan perataan yang optimal. Kompilator internal Meta disetel secara hati-hati untuk memastikan tata letak memori yang paling efisien sesuai dengan ABI target spesifik untuk setiap arsitektur ARM atau x86.
Konvensi panggilan menentukan bagaimana fungsi menerima argumen dan mengembalikan hasilnya. Dalam ABI modern, tujuan utamanya adalah menghindari penggunaan stack (tumpukan) sebanyak mungkin, karena mengakses register CPU jauh lebih cepat daripada mengakses memori stack. Konvensi panggilan modern (seperti AAPCS untuk ARM) menggunakan register CPU untuk meneruskan beberapa argumen pertama.
Optimalisasi ini sangat penting ketika Meta menggunakan teknologi JNI (Java Native Interface) di Android. Panggilan JNI adalah salah satu titik terpanas (bottleneck) kinerja. ABI harus dipatuhi secara ketat di batas JNI agar data dapat diteruskan antara lingkungan Java (managed code) dan C++ (native code) tanpa overhead marshalling yang tidak perlu.
/* Contoh Sederhana JNI - Batas Kritis ABI */
extern "C" JNIEXPORT jlong JNICALL
Java_com_meta_app_CoreEngine_computeHash(
JNIEnv *env,
jobject thiz,
jbyteArray dataArray, // Argumen data
jint length // Argumen panjang
) {
// ABI menentukan: register mana yang menampung 'env', 'thiz', 'dataArray', dan 'length'
// dan bagaimana 'jlong' (nilai kembalian) dikirim kembali.
// Kegagalan ABI di sini menyebabkan crash segera.
// ... kode native ...
}
Untuk mengelola kompleksitas ABI di lebih dari puluhan ribu repositori kode yang saling bergantung, Meta harus mengandalkan sistem pembangunan dan alat bantu validasi yang sangat canggih.
Meta menggunakan arsitektur monorepo (semua kode dalam satu repositori besar) dan sistem pembangunan internal seperti Buck (atau Bazel, yang banyak dipengaruhi oleh sistem internal Meta). Dalam lingkungan monorepo, perubahan ABI yang tidak disengaja dalam satu pustaka dapat memicu kebutuhan untuk membangun ulang (rebuild) ribuan pustaka hilir (downstream dependencies).
Tujuan utama dari sistem pembangunan Meta terkait ABI adalah:
Ketika evolusi kode C++ modern memaksa perubahan pada tata letak internal pustaka inti (misalnya, peningkatan standar C++), Meta tidak dapat memaksa miliaran pengguna untuk memperbarui aplikasi mereka secara bersamaan. Kompatibilitas mundur (backward compatibility) ABI sangat vital.
Pada platform yang mendukung dynamic linking (seperti Android NDK), Meta dapat menggunakan symbol versioning. Ini memungkinkan beberapa versi dari fungsi yang sama berada dalam satu pustaka bersama (shared library) yang sama. Jika kode klien dikompilasi terhadap versi ABI lama, ia akan terus memanggil simbol versi lama, bahkan jika pustaka telah diperbarui dengan implementasi baru.
/* Contoh Konseptual Symbol Versioning */
{
global:
Meta_Core_Function_1.0; // Simbol ABI lama
Meta_Core_Function_2.0; // Simbol ABI baru, untuk klien yang dikompilasi ulang
local: *;
};
Manajemen versi simbol memungkinkan Meta untuk melakukan pembaruan internal pustaka inti secara bertahap tanpa melanggar kontrak biner dengan aplikasi yang sudah terinstal di perangkat pengguna yang mungkin menggunakan versi biner yang lebih tua.
Seperti disebutkan sebelumnya, antarmuka C memiliki ABI yang sangat stabil karena tidak memiliki fitur kompleks seperti mangling nama C++ atau vtable. Banyak pustaka biner Meta yang diekspos ke lapisan luar (baik internal maupun publik) menggunakan wrapper C murni. Ini menciptakan "ABI Firewall" yang melindungi perubahan C++ internal dari merusak klien eksternal.
Seiring dengan munculnya teknologi baru seperti Rust, WebAssembly (Wasm), dan infrastruktur kecerdasan buatan (AI) on-device yang semakin kompleks, manajemen ABI Meta terus menghadapi tantangan yang berkembang.
Rust semakin banyak diadopsi untuk bagian-bagian kritis kinerja. Meskipun Rust menawarkan manfaat keamanan memori, interaksi antara Rust dan C++ (yaitu, FFI – Foreign Function Interface) tetap harus mematuhi ABI C++ yang ada jika dipanggil secara langsung, atau sering kali harus melalui ABI C murni sebagai perantara.
Mengelola tipe data yang kompleks dan struktur kepemilikan memori (memory ownership) antara Rust dan C++ melalui batas ABI memerlukan alat otomatis untuk menghasilkan binding (seperti cxx atau sejenisnya) dan validasi ketat untuk memastikan tidak ada pelanggaran ABI pada level representasi struktur data.
Dengan fokus Meta pada realitas virtual dan Metavers, ABI meluas melampaui ponsel ke perangkat keras yang sangat disesuaikan seperti Meta Quest. Perangkat ini berjalan pada sistem operasi Android yang dimodifikasi, menggunakan chip ARM yang dioptimalkan. Perangkat VR memerlukan ABI yang sangat spesifik dan efisien untuk grafis (khususnya Vulkan atau OpenGL ES), audio, dan sensor. Karena siklus pengembangan hardware dan software VR seringkali sinkron, Meta harus memastikan bahwa ABI yang stabil dapat dipertahankan di seluruh pembaruan firmware dan SDK Quest, memungkinkan pengembang pihak ketiga (dan tim internal) untuk terus membangun aplikasi tanpa perlu kompilasi ulang setiap kali ada pembaruan kecil.
Setiap ABI yang didukung Meta memerlukan set biner yang unik. Mendukung armeabi-v7a, arm64-v8a, dan x86_64 berarti aplikasi harus membawa tiga set kode native yang pada dasarnya melakukan hal yang sama. Meskipun Google Play (dan Apple App Store) memungkinkan pemisahan biner berdasarkan arsitektur, ukuran keseluruhan monorepo dan semua pustaka internal Meta tetap menjadi perhatian utama.
Strategi Meta sering melibatkan penggunaan pustaka bersama (shared libraries atau .so files di Android) daripada pustaka statis. Ini dapat mengurangi duplikasi kode yang digunakan oleh beberapa komponen native. Namun, manajemen pustaka bersama memperkenalkan risiko ABI yang lebih besar: jika pustaka inti diperbarui, semua pustaka dependen harus diuji untuk memastikan kompatibilitas biner.
Di antara semua aspek ABI, *name mangling* dan tata letak objek virtual C++ adalah titik-titik yang paling sering menyebabkan ketidakstabilan.
Kompilator harus memberikan nama unik pada setiap fungsi, bahkan jika fungsi tersebut memiliki nama yang sama (seperti dalam kasus overloading). Dalam lingkungan C++, ABI standar (seperti Itanium C++ ABI yang umum di Linux dan Android) mendefinisikan aturan kompleks untuk mengubah tanda tangan fungsi (termasuk tipe argumen, kelas, dan namespace) menjadi string simbol yang unik dan dapat dibaca oleh linker. Jika Meta mengubah kompilator (misalnya, dari GCC ke Clang) dan versi ABI yang digunakan sedikit berbeda, seluruh mangling nama bisa berubah, memutus semua tautan biner.
// Kode Sumber C++
namespace Meta {
int calculate(float a, int b);
}
// Mangled Symbol (berdasarkan Itanium C++ ABI) mungkin terlihat seperti:
// _ZN4Meta9calculateEfi
Stabilitas ABI C++ memerlukan kepatuhan mutlak terhadap aturan mangling yang disepakati. Jika Meta mengembangkan alat internal yang memerlukan interaksi dengan simbol-simbol C++ (misalnya, alat diagnostik atau profiler), alat tersebut harus memahami aturan mangling yang tepat untuk setiap kompilator dan ABI yang digunakan di perusahaan.
Ketika sebuah kelas C++ memiliki fungsi virtual, kompilator membuat Tabel Virtual (vtable). Tata letak vtable dikendalikan oleh ABI. Jika Meta menambahkan atau menghapus fungsi virtual, atau bahkan hanya mengubah urutan pewarisan di pustaka inti, tata letak vtable akan berubah. Ketika klien memanggil fungsi virtual melalui objek biner lama, ia akan melompat ke alamat yang salah dalam vtable, menyebabkan program berhenti mendadak.
Untuk menghindari hal ini, Meta harus menggunakan praktik rekayasa yang dikenal sebagai ABI-Safe API Design. Ini mencakup:
Gambar 2: Ketidakstabilan ABI C++ yang disebabkan oleh perubahan tata letak vtable. Klien yang tidak dikompilasi ulang akan gagal berinteraksi dengan pustaka biner baru.
Mengandalkan rekayasa manusia untuk memeriksa perubahan ABI di ribuan pustaka tidaklah mungkin. Meta menginvestasikan sumber daya yang signifikan dalam otomatisasi untuk memantau dan menegakkan kepatuhan ABI.
Alat audit ABI membandingkan dua versi dari pustaka yang sama (misalnya, versi yang sedang dikerjakan insinyur dengan versi yang terakhir dirilis ke produksi). Alat ini bekerja dengan menganalisis simbol yang diekspor, tata letak struktur data, dan vtable. Jika alat mendeteksi perubahan biner yang melanggar kompatibilitas mundur (misalnya, menghapus fungsi atau mengubah ukuran struktur), sistem pembangunan akan memblokir perubahan tersebut, atau setidaknya memaksa insinyur untuk menandainya sebagai perubahan yang memerlukan kompilasi ulang semua klien hilir.
Beberapa aspek yang diaudit secara otomatis oleh alat ini meliputi:
Audit ABI terintegrasi langsung ke dalam setiap permintaan tarik (pull request) yang memengaruhi kode native di Meta. Sebelum kode di-merge, sistem CI secara otomatis menjalankan kompilasi biner percobaan, membandingkan hasilnya dengan ABI yang diharapkan, dan memberikan sinyal kegagalan jika ada pelanggaran. Mekanisme ini memastikan bahwa Meta tidak pernah memperkenalkan kerusakan ABI ke dalam repositori utama tanpa disadari.
Selain kinerja dan kompatibilitas, ABI juga memiliki implikasi keamanan yang mendalam, terutama dalam hal eksploitasi memori.
Seperti dibahas sebelumnya, vtable adalah tabel pointer fungsi. Jika penyerang berhasil mendapatkan kontrol atas tata letak memori objek C++ (misalnya, melalui buffer overflow), mereka dapat mengubah pointer vtable untuk mengarahkannya ke kode arbitrer yang mereka masukkan. Ini dikenal sebagai V-table Hijacking, dan merupakan teknik umum untuk mendapatkan eksekusi kode jarak jauh (RCE).
Meskipun ini adalah masalah umum C++, Meta harus memastikan bahwa pilihan ABI tidak memperburuk risiko ini. Penggunaan ABI yang sangat spesifik dan kompilator yang dikeraskan (hardened compilers) yang mendukung mitigasi seperti CFI (Control Flow Integrity) membantu melindungi integritas vtable dan membatasi di mana pointer fungsi virtual dapat melompat. CFI bekerja dengan menambahkan pemeriksaan runtime untuk memastikan panggilan fungsi virtual hanya mendarat di alamat yang sah.
Fuzzing (teknik pengujian keamanan otomatis yang mengirimkan input acak) sering kali menargetkan batas biner untuk mencari perilaku yang tidak terduga. Inkonsistensi ABI—seperti asumsi perataan data yang salah—dapat menyebabkan perilaku yang tidak terdefinisi (Undefined Behavior), yang merupakan celah keamanan yang potensial. Dengan memastikan ABI stabil dan konsisten di seluruh modul, Meta mengurangi peluang bahwa input fuzzer akan memicu kesalahan biner yang dapat dieksploitasi.
Dunia komputasi terus berubah. Munculnya chip kustom (seperti silikon Apple yang beralih dari x86 ke ARM) dan fokus pada performa AI menuntut Meta untuk terus merekayasa ulang bagaimana mereka mengelola ABI.
Meta adalah pengguna besar WebAssembly, yang memungkinkan kode native (seperti C++ atau Rust) dikompilasi ke format biner yang aman dan portabel untuk berjalan di browser atau bahkan di sisi server. Dalam konteks ini, Wasm menyediakan ABI tingkat tinggi yang sangat stabil. Wasm mendefinisikan tumpukan (stack) dan model memori yang sangat terisolasi, yang secara efektif menstabilkan kontrak biner melintasi lingkungan yang berbeda.
Meta menggunakan Wasm untuk skenario seperti:
Transisi ke Wasm sebagian merupakan cara untuk memindahkan masalah ABI tradisional (perataan register, mangling nama spesifik arsitektur) ke dalam lingkungan virtual yang dikendalikan dengan ketat.
Meta berinvestasi besar pada toolchain kompilator. Mereka banyak berkontribusi pada LLVM (Clang) dan menggunakan infrastruktur tersebut secara internal untuk menghasilkan biner. Dengan mengendalikan toolchain, Meta dapat membuat ekstensi ABI kustom untuk tujuan performa spesifik, memastikan bahwa semua insinyur menggunakan ABI yang identik, meskipun mereka melakukan pembaruan pada kode sumber. Kontrol penuh atas toolchain adalah mekanisme paling ampuh untuk menjaga integritas dan stabilitas ABI pada skala raksasa.
Secara keseluruhan, ABI adalah tulang punggung yang tak terlihat yang memungkinkan Meta untuk beroperasi pada kecepatan dan skala yang dibutuhkan di dunia modern. Dari mengelola milyaran perangkat Android yang berbeda, memastikan kinerja puncak C++ di perangkat VR, hingga mengamankan kode dari eksploitasi, pemahaman mendalam dan manajemen ABI yang ketat adalah prasyarat teknis yang memungkinkan Meta terus berkembang dan memberikan pengalaman yang konsisten kepada pengguna di seluruh dunia.
Keberhasilan dalam menangani kompleksitas yang terkait dengan abi fb adalah cerminan dari kecanggihan rekayasa di Meta, di mana efisiensi biner tingkat mikro dikelola secara ketat untuk menopang platform digital global.
Penting untuk menggarisbawahi bagaimana ABI memengaruhi model memori dan pemuatan biner. Setiap sistem operasi memiliki kebijakan pemuatan yang berbeda, dan ABI adalah panduan utama bagi linker dan loader. Ketika aplikasi Meta diluncurkan, kernel OS harus memuat file biner (ELF atau Mach-O), menyelesaikan semua simbol, dan menetapkan tata letak memori yang sesuai dengan harapan ABI.
Dalam lingkungan dinamis (seperti pustaka bersama .so), ABI menentukan bagaimana relokasi ditangani. Relokasi adalah proses di mana linker runtime (disebut dynamic loader) mengisi alamat absolut yang tidak diketahui pada saat kompilasi. Jika Meta menggunakan teknik kompilasi yang disebut PIC (Position Independent Code), biner dapat dimuat di alamat memori mana pun tanpa perlu dimodifikasi ulang secara drastis, sehingga menghemat waktu pemuatan. ABI harus secara eksplisit mendefinisikan format entri relokasi dalam file biner.
Di Android NDK, Meta harus menargetkan pustaka biner agar seefisien mungkin dimuat. Menggunakan PIC dan mendefinisikan tata letak segmen biner secara optimal (misalnya, menggabungkan segmen yang dapat ditulis dan hanya-baca seminimal mungkin) adalah praktik ABI yang kritis untuk mengurangi jejak memori dan waktu startup aplikasi.
Pustaka Statis (dikompilasi langsung ke dalam executable akhir) memiliki ABI yang lebih sederhana dalam beberapa hal karena tidak ada batas biner yang terpisah saat runtime. Namun, mereka meningkatkan ukuran biner secara signifikan dan kehilangan kemampuan untuk memperbarui pustaka inti tanpa memperbarui seluruh aplikasi. Pustaka Dinamis (Shared Libraries) memungkinkan modularitas dan pembaruan parsial, tetapi menuntut kepatuhan ABI yang sempurna di setiap batas pustaka.
Di Meta, pendekatan hibrida sering digunakan: bagian-bagian inti yang sangat stabil mungkin dikompilasi secara statis untuk kecepatan pemuatan, sementara pustaka pihak ketiga dan fitur yang sering diperbarui dikelola sebagai pustaka dinamis dengan kontrol ABI yang ketat.
Penggunaan mekanisme pengecualian (exceptions) dalam bahasa C++ memiliki dampak signifikan pada ABI.
Ketika sebuah pengecualian dilemparkan, sistem harus "melepaskan tumpukan" (unwind the stack) untuk mencari blok catch yang sesuai. Proses ini memerlukan metadata biner yang disebut unwind tables. ABI menentukan format dan lokasi unwind tables ini dalam biner yang dapat dieksekusi.
Jika pustaka A dikompilasi dengan satu kompilator/ABI dan pustaka B dikompilasi dengan yang lain, dan pengecualian dilemparkan dari A dan perlu ditangkap di B, inkonsistensi ABI di unwind tables dapat menyebabkan kegagalan program yang tidak terpulihkan. Karena alasan kompleksitas dan overhead kinerja, banyak kode native kritis di Meta menonaktifkan fitur pengecualian C++ dan mengandalkan kode pengembalian kesalahan (error codes) atau mekanisme lain yang lebih sederhana, sehingga memitigasi sebagian besar risiko ABI terkait unwinding.
RTTI (informasi tipe runtime) juga merupakan bagian dari ABI C++. Ini memungkinkan program untuk menentukan tipe objek saat runtime (misalnya, melalui dynamic_cast). Jika RTTI diaktifkan, kompilator harus menyisipkan informasi tipe ke dalam biner. Inkonsistensi ABI RTTI dapat menyebabkan dynamic_cast gagal atau mengembalikan hasil yang salah jika tipe objek didefinisikan secara berbeda di batas biner.
Pada skala Meta, mengaktifkan fitur C++ yang memperkaya ABI seperti exceptions dan RTTI sering kali dianggap sebagai risiko yang terlalu besar terhadap stabilitas biner, sehingga penggunaannya di lingkungan produksi dibatasi pada kasus yang sangat spesifik dan terkontrol.
Jika Meta memutuskan untuk mendukung arsitektur baru di masa depan, seperti RISC-V, ini akan memerlukan pendefinisian ABI baru secara keseluruhan. Transisi arsitektur adalah ujian terberat bagi sistem ABI manajerial perusahaan.
Pendefinisian ABI untuk RISC-V akan melibatkan penentuan ulang semua aspek kontrak biner untuk arsitektur tersebut:
Proses ini memerlukan kerja sama erat antara tim kompilator, tim sistem operasi, dan tim infrastruktur. Semua pustaka inti (Folly, RocksDB, dll., yang digunakan oleh Meta) harus di-porting dan divalidasi terhadap ABI RISC-V yang baru. Ini bukan hanya sekadar mengkompilasi ulang; seringkali memerlukan modifikasi kode sumber di area yang sangat sensitif terhadap asumsi tata letak memori, meskipun tujuannya adalah abstraksi yang sempurna dari arsitektur perangkat keras.
Pada tahap transisi, Meta mungkin perlu menggunakan emulasi biner (misalnya, menjalankan biner ARM di perangkat x86, atau sebaliknya). Efisiensi emulasi ini sangat bergantung pada seberapa bersih dan terstandarisasi ABI asli. ABI yang kaku dan terdefinisi dengan baik lebih mudah untuk diterjemahkan oleh hypervisor atau layer emulasi.
Application Binary Interface dalam konteks Meta/Facebook adalah disiplin rekayasa yang memastikan bahwa kode biner yang diproduksi oleh ribuan insinyur di berbagai benua dan dengan berbagai alat dapat secara harmonis berinteraksi pada miliaran perangkat yang berbeda. Manajemen ABI adalah perwujudan dari kebutuhan akan determinisme dan prediktabilitas pada skala yang ekstrem.
Titik-titik kontak utama di mana fokus abi fb terlihat adalah:
Tanpa fondasi ABI yang solid, setiap pembaruan kecil akan menjadi risiko bencana kompatibilitas global. ABI adalah kontrak teknis tertinggi; ketika kontrak ini dilanggar, seluruh ekosistem biner Meta akan runtuh, mengubah pengalaman pengguna yang mulus menjadi serangkaian crash yang tidak dapat dijelaskan. Oleh karena itu, investasi terus-menerus dalam stabilitas dan audit ABI merupakan prioritas strategis di Meta, menjamin bahwa inovasi dapat terus berjalan tanpa mengorbankan keandalan dasar perangkat lunak.