Perasaan ingin buang air kecil adalah sensasi alami yang dirasakan tubuh ketika kandung kemih sudah terisi. Namun, bagi sebagian orang, keinginan ini bisa datang terlalu sering, mendesak, atau bahkan sulit ditahan. Kondisi tidak bisa menahan pipis atau inkontinensia urgensi ini bisa sangat mengganggu kualitas hidup sehari-hari.
Secara umum, ketika kandung kemih terisi urin, sinyal dikirim ke otak yang memberi tahu kita bahwa sudah waktunya untuk buang air kecil. Otot kandung kemih (detrusor) tetap rileks, dan sfingter uretra (otot di sekitar saluran kemih) tetap berkontraksi untuk menahan urin. Namun, ketika ada masalah dengan sistem ini, bisa timbul kesulitan untuk menahan pipis.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan menahan buang air kecil. Beberapa penyebab yang paling umum meliputi:
Infeksi pada saluran kemih, terutama pada kandung kemih, dapat menyebabkan iritasi. Iritasi ini membuat kandung kemih terasa lebih penuh dari sebenarnya dan memicu keinginan buang air kecil yang mendesak dan sering, bahkan ketika urin yang dikeluarkan sedikit. Rasa sakit saat buang air kecil dan urin yang keruh juga bisa menjadi gejala ISK.
OAB adalah kondisi di mana otot detrusor berkontraksi secara tidak sengaja, meskipun kandung kemih belum terisi penuh. Hal ini menyebabkan sensasi urgensi yang kuat dan sering untuk buang air kecil, terkadang disertai dengan inkontinensia urgensi. OAB bisa dipicu oleh berbagai hal, termasuk penuaan, kondisi neurologis, atau bahkan kebiasaan minum yang berlebihan.
Selama kehamilan, rahim yang membesar memberikan tekanan ekstra pada kandung kemih. Selain itu, perubahan hormonal juga dapat memengaruhi fungsi kandung kemih. Akibatnya, banyak wanita hamil merasakan dorongan untuk buang air kecil lebih sering dan mungkin kesulitan menahannya, terutama pada trimester akhir.
Seiring bertambahnya usia, otot-otot kandung kemih dan sfingter dapat menjadi lebih lemah. Kemampuan kandung kemih untuk menahan urin juga bisa berkurang. Kondisi ini membuat lansia lebih rentan mengalami kesulitan menahan pipis.
Minuman yang mengandung kafein (kopi, teh, soda), alkohol, dan pemanis buatan dapat bertindak sebagai diuretik, yang meningkatkan produksi urin. Selain itu, makanan pedas, asam, atau cokelat juga dapat mengiritasi kandung kemih bagi sebagian orang, memicu dorongan buang air kecil yang lebih kuat.
Beberapa kondisi yang memengaruhi saraf yang mengontrol kandung kemih, seperti stroke, penyakit Parkinson, multiple sclerosis (MS), atau cedera tulang belakang, dapat mengganggu sinyal antara otak dan kandung kemih. Ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mengontrol kandung kemih, termasuk sulit menahan pipis.
Prostat yang membesar dapat menekan uretra, menyulitkan aliran urin keluar dari kandung kemih. Meskipun ini biasanya menyebabkan kesulitan memulai buang air kecil atau aliran urin yang lemah, dalam beberapa kasus, hal ini juga dapat menyebabkan retensi urin parsial yang akhirnya memicu urgensi dan kesulitan menahan.
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan saraf di seluruh tubuh, termasuk saraf yang mengontrol kandung kemih. Kerusakan ini dapat menyebabkan masalah pengosongan kandung kemih dan juga dapat memengaruhi sensasi keinginan untuk buang air kecil.
Meskipun sesekali merasa sulit menahan pipis mungkin tidak perlu dikhawatirkan, jika kondisi ini terjadi secara teratur, mengganggu aktivitas harian Anda, atau disertai dengan gejala lain seperti:
sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pasti dari tidak bisa menahan pipis yang Anda alami dan merekomendasikan penanganan yang tepat, mulai dari perubahan gaya hidup, latihan kandung kemih, terapi obat, hingga prosedur medis lainnya.
Jangan ragu untuk mencari bantuan. Dengan penanganan yang tepat, banyak orang dapat mengelola atau bahkan mengatasi masalah kesulitan menahan pipis dan kembali menjalani hidup yang nyaman.