Memahami kondisi kehamilan adalah kunci. Salah satunya adalah pentingnya jumlah air ketuban yang cukup.
Air ketuban, cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim, memainkan peran krusial dalam perkembangannya. Cairan ini tidak hanya melindungi bayi dari benturan, tetapi juga membantu paru-paru dan sistem pencernaannya berkembang dengan baik, serta menjaga suhu rahim tetap stabil.
Namun, terkadang ada kondisi di mana jumlah air ketuban menjadi lebih sedikit dari yang seharusnya, yang dikenal sebagai oligohidramnion. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada kehamilan dan memerlukan perhatian medis segera.
Air ketuban sedikit, atau oligohidramnion, adalah kondisi kehamilan di mana volume cairan ketuban di bawah normal untuk usia kehamilan tertentu. Cairan ketuban ini diproduksi oleh tubuh ibu dan janin, dan jumlahnya akan berubah seiring bertambahnya usia kehamilan, mencapai puncaknya di sekitar minggu ke-34, kemudian sedikit menurun menjelang persalinan.
Diagnosis oligohidramnion biasanya dilakukan melalui pemeriksaan USG oleh dokter. Dokter akan mengukur kedalaman kantong cairan ketuban terbesar (AFI - Amniotic Fluid Index) atau kantong cairan vertikal tunggal (SVD - Single Vertical Pocket).
Meskipun diagnosis pasti hanya bisa dilakukan oleh profesional medis, ada beberapa tanda dan gejala yang bisa mengindikasikan kemungkinan air ketuban sedikit. Penting bagi ibu hamil untuk mengenali ciri-ciri ini dan segera berkonsultasi dengan dokter jika merasakannya:
Salah satu ciri yang paling umum dikenali oleh dokter adalah ketika ukuran tinggi fundus uteri (jarak dari tulang kemaluan ke puncak rahim) lebih kecil dari perkiraan usia kehamilan. Ini bisa menjadi indikasi awal bahwa volume janin atau cairan di sekitarnya lebih sedikit dari seharusnya.
Bayi yang sehat akan aktif bergerak di dalam rahim. Jika Anda merasakan gerakan janin yang berkurang drastis atau terasa sangat lemah, ini bisa menjadi tanda adanya masalah, termasuk kekurangan ruang gerak akibat air ketuban yang sedikit.
Saat kehamilan bertambah usia, perut ibu hamil akan membesar. Namun, jika perut terasa lebih kecil dari yang seharusnya atau terasa sangat kencang seperti ada yang menekan, ini bisa menjadi salah satu pertanda. Perut yang kencang tanpa adanya kontraksi juga perlu diperhatikan.
Meskipun keluarnya cairan dari vagina bisa beragam, jika Anda mengalami kebocoran cairan yang terasa berbeda, mungkin lebih sedikit atau berbeda warnanya dari cairan ketuban normal (yang biasanya bening atau keputihan), ini perlu dilaporkan ke dokter. Namun, perlu diingat bahwa air ketuban sedikit tidak selalu disertai dengan kebocoran.
Dalam beberapa kasus, selaput ketuban yang menipis akibat volume cairan yang sedikit bisa lebih rentan pecah sebelum waktunya. Ini bisa ditandai dengan keluarnya cairan yang lebih banyak dari vagina.
Air ketuban yang sedikit seringkali berkaitan dengan masalah pertumbuhan janin. Janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup, sehingga pertumbuhannya terhambat.
Ada beberapa penyebab potensial terjadinya oligohidramnion, antara lain:
Penting untuk diingat: Jika Anda mencurigai adanya ciri-ciri air ketuban sedikit, jangan tunda untuk memeriksakannya ke dokter atau bidan. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk kesehatan ibu dan bayi.
Kekurangan air ketuban dapat menimbulkan beberapa risiko bagi janin, antara lain:
Segera hubungi dokter atau bidan jika Anda mengalami:
Dokter akan melakukan pemeriksaan yang diperlukan, termasuk USG, untuk memastikan kondisi Anda dan memberikan penanganan yang sesuai. Jangan ragu untuk bertanya dan menyampaikan kekhawatiran Anda selama masa kehamilan.