Penyebab Rembes Ketuban: Panduan Lengkap untuk Calon Ibu

Ilustrasi ilustrasi ketuban pecah dini Ketuban Rembes/Pecah

Ilustrasi ilustrasi ketuban pecah dini

Kehamilan adalah sebuah perjalanan yang penuh keajaiban, namun juga seringkali disertai dengan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran. Salah satu hal yang mungkin membuat calon ibu cemas adalah munculnya cairan yang keluar dari vagina, terutama jika cairan tersebut diduga adalah air ketuban. Memahami penyebab rembes ketuban sangat penting agar ibu dapat mengenali gejalanya dengan tepat dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk keselamatan diri dan bayi.

Apa Itu Air Ketuban dan Fungsinya?

Sebelum membahas penyebab rembes ketuban, penting untuk memahami apa itu air ketuban. Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang mengisi kantung amnion (ketuban) yang mengelilingi janin selama kehamilan. Cairan ini memiliki peran yang sangat vital, antara lain:

Normalnya, air ketuban akan pecah (rembes atau mengalir deras) menjelang persalinan, yang sering disebut sebagai ketuban pecah dini (KPD) jika terjadi sebelum waktunya. Namun, ada kalanya rembesan atau keluarnya cairan ini bisa menjadi tanda adanya kondisi yang perlu perhatian medis.

Penyebab Rembes Ketuban

Rembes ketuban bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Mengenali penyebabnya akan membantu dalam diagnosis dan penanganan yang tepat.

1. Infeksi

Infeksi adalah salah satu penyebab paling umum dari pecahnya ketuban sebelum waktunya. Infeksi dapat terjadi di dalam rahim (korioamnionitis) atau infeksi pada vagina dan leher rahim yang naik ke atas. Bakteri dapat merusak selaput ketuban, membuatnya menjadi lemah dan akhirnya robek atau bocor. Gejala infeksi yang perlu diwaspadai meliputi demam, nyeri perut bagian bawah, dan keluarnya cairan berbau tidak sedap.

2. Riwayat Ketuban Pecah Dini Sebelumnya

Wanita yang pernah mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya kembali. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor struktural pada leher rahim atau kondisi lain yang belum sepenuhnya teratasi.

3. Kehamilan Kembar

Kehamilan dengan janin ganda memberikan tekanan lebih besar pada kantung ketuban dan dinding rahim. Peningkatan peregangan ini dapat menyebabkan selaput ketuban melemah dan lebih rentan pecah sebelum waktunya.

4. Kondisi Leher Rahim (Serviks)

Leher rahim yang pendek atau lemah (inkompetensi serviks) juga dapat menjadi penyebab rembes ketuban. Dalam kondisi normal, leher rahim akan tetap tertutup rapat hingga mendekati persalinan. Namun, pada kasus inkompetensi serviks, leher rahim bisa mulai membuka lebih awal, memberikan tekanan pada kantung ketuban dan menyebabkan pecah.

5. Trauma atau Cedera pada Perut

Meskipun jarang, cedera fisik pada perut ibu hamil, seperti akibat jatuh atau kecelakaan, bisa saja menyebabkan trauma pada kantung ketuban dan mengakibatkan robekan atau kebocoran.

6. Kekurangan Cairan Ketuban (Oligohidramnion)

Dalam beberapa kasus, kadar cairan ketuban yang sangat rendah justru bisa meningkatkan risiko robekan. Tanpa bantalan yang cukup, janin mungkin lebih mudah bergerak dan memberikan tekanan yang tidak merata pada selaput ketuban.

7. Kelainan Bentuk Rahim atau Masalah Plasenta

Adanya kelainan pada bentuk rahim atau masalah pada plasenta, seperti plasenta previa, terkadang dapat mempengaruhi integritas kantung ketuban.

Tanda-tanda Rembes Ketuban

Penting untuk bisa membedakan rembesan air ketuban dengan keputihan normal atau urin. Air ketuban biasanya memiliki ciri-ciri:

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Rembes Ketuban?

Jika Anda menduga mengalami rembes ketuban, segera hubungi dokter atau bidan Anda. Jangan tunda, karena ini bisa menjadi tanda Anda akan segera melahirkan atau adanya infeksi. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah cairan tersebut benar air ketuban dan mengevaluasi kondisi Anda serta bayi.

Artikel ini bersifat informatif dan tidak menggantikan nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan terpercaya mengenai kondisi kesehatan Anda.
🏠 Homepage