Kehamilan adalah momen yang penuh antisipasi dan kebahagiaan. Di antara berbagai perubahan yang dialami tubuh ibu, menjaga kesehatan janin adalah prioritas utama. Salah satu indikator penting kesehatan janin adalah air ketuban. Air ketuban yang sehat memiliki ciri-ciri tertentu, dan perubahan pada warnanya bisa menjadi tanda adanya masalah. Memahami cara mengetahui air ketuban keruh atau tidak sangatlah krusial bagi ibu hamil.
Air ketuban, atau cairan amnion, memainkan peran vital dalam perkembangan janin. Cairan ini berfungsi untuk:
Secara umum, air ketuban yang sehat berwarna bening hingga keputihan atau sedikit kekuningan. Konsistensinya encer dan biasanya tidak berbau menyengat. Ibu hamil mungkin akan merasakan adanya rembesan cairan yang tidak terlalu banyak atau kadang tidak disadari sama sekali, terutama pada awal proses persalinan.
Air ketuban yang keruh atau berubah warna dapat menjadi indikasi beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis. Berikut adalah beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
Perubahan warna yang paling sering menjadi perhatian adalah ketika air ketuban tampak keruh, kehijauan, atau bahkan kecoklatan. Warna kehijauan seringkali disebabkan oleh mekonium, yaitu feses pertama janin yang dikeluarkan sebelum lahir. Kondisi ini bisa menandakan janin mengalami stres.
Sementara itu, warna kecoklatan bisa jadi disebabkan oleh darah yang bercampur dengan air ketuban, yang mungkin menandakan adanya masalah plasenta atau kondisi lain.
Selain perubahan warna, bau air ketuban yang tidak sedap, seperti bau busuk atau amis, juga bisa menjadi pertanda adanya infeksi pada kantung ketuban (korioamnionitis). Infeksi ini bisa berbahaya bagi ibu dan janin jika tidak segera ditangani.
Meskipun bukan indikator langsung kekeruhan, perubahan drastis pada jumlah air ketuban juga perlu diperhatikan. Polihidramnion (jumlah air ketuban berlebih) atau oligohidramnion (jumlah air ketuban sedikit) bisa berhubungan dengan masalah pada janin atau plasenta.
Meskipun ibu hamil dapat merasakan dan mengamati perubahan pada cairan yang keluar dari vagina, diagnosis pasti mengenai kekeruhan air ketuban dan penyebabnya harus dilakukan oleh tenaga medis profesional.
Saat ibu hamil datang dengan keluhan pecah ketuban atau rembesan cairan, dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan. Mereka akan memeriksa warna, bau, dan konsistensi cairan tersebut.
Ini adalah metode sederhana yang sering digunakan. Kertas nitrazine akan berubah warna menjadi biru tua jika terkena cairan ketuban (yang bersifat basa). Namun, kertas ini juga bisa bereaksi dengan cairan lain seperti urin atau cairan vagina, sehingga hasilnya perlu dikonfirmasi.
Dalam beberapa kasus, sampel cairan ketuban akan diperiksa di bawah mikroskop. Air ketuban asli akan menunjukkan pola seperti daun pakis ketika mengering, sementara cairan lain tidak.
USG dapat membantu menilai jumlah air ketuban dan mendeteksi kelainan pada janin yang mungkin berkontribusi pada perubahan kualitas air ketuban. USG juga dapat membantu melihat jika ada mekonium dalam cairan ketuban.
Dalam situasi tertentu yang lebih kompleks, dokter mungkin merekomendasikan amniosentesis untuk mengambil sampel cairan ketuban secara langsung untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium, namun ini jarang dilakukan hanya untuk memeriksa kekeruhan.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan air ketuban menjadi keruh meliputi:
Segera hubungi dokter atau bidan Anda jika Anda mengalami salah satu dari kondisi berikut:
Memahami cara mengetahui air ketuban keruh atau tidak adalah bagian penting dari pemantauan kehamilan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional medis mengenai segala kekhawatiran Anda. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk kesehatan Anda dan buah hati.
Konsultasi dengan Dokter Kandungan Sekarang