Penyebab Ketuban Kurang: Kenali dan Waspadai Dampaknya bagi Ibu Hamil

Bayi Ketuban Amniotik
Ilustrasi Bayi dalam Kantung Ketuban

Air ketuban, atau cairan amniotik, adalah cairan penting yang mengelilingi janin selama kehamilan. Cairan ini berfungsi sebagai bantalan pelindung, menjaga suhu janin tetap stabil, mencegah tali pusat tertekan, serta memungkinkan janin untuk bergerak bebas yang penting untuk perkembangan otot dan tulangnya. Kekurangan air ketuban, atau yang dikenal dengan istilah medis oligohidramnion, adalah kondisi yang perlu mendapatkan perhatian serius karena dapat menimbulkan berbagai risiko bagi kesehatan ibu dan bayi.

Memahami Penyebab Ketuban Kurang

Kondisi ketuban kurang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, yang seringkali saling berkaitan. Memahami akar permasalahannya sangat penting agar penanganan yang tepat dapat segera dilakukan.

1. Gangguan pada Ginjal Janin

Salah satu penyebab paling umum dari oligohidramnion adalah ketika janin tidak menghasilkan urine dalam jumlah yang cukup. Fungsi ginjal janin sangat krusial dalam siklus air ketuban. Urine janin berkontribusi sekitar 80% dari total volume air ketuban di akhir kehamilan. Jika ginjal janin mengalami kelainan struktural atau fungsional, produksi urine akan menurun drastis, yang berujung pada berkurangnya volume air ketuban.

2. Kelainan pada Sistem Pencernaan Janin

Sistem pencernaan janin juga berperan dalam menjaga keseimbangan air ketuban. Janin akan menelan air ketuban, yang kemudian diserap oleh sistem pencernya. Jika terdapat sumbatan atau kelainan pada saluran pencernaan janin (misalnya atresia duodenum atau esophagus), janin tidak dapat menelan air ketuban secara efektif, atau cairan tidak dapat diserap dengan baik, yang kemudian dapat memengaruhi volume cairan amniotik.

3. Pecah Ketuban Dini (Premature Rupture of Membranes - PROM)

Meskipun namanya "pecah", terkadang kondisi ini bisa berupa rembesan halus dari selaput ketuban. Jika selaput ketuban robek atau bocor sebelum waktunya, air ketuban dapat keluar secara terus-menerus dalam jumlah kecil. Kebocoran ini, meskipun tidak deras, dapat menyebabkan penurunan volume air ketuban secara signifikan seiring waktu.

4. Masalah Plasenta

Plasenta adalah organ vital yang menyuplai nutrisi dan oksigen ke janin. Gangguan fungsi plasenta, seperti insufisiensi plasenta (plasenta tidak berfungsi optimal), dapat memengaruhi aliran darah ke janin dan juga produksi cairan ketuban. Dalam beberapa kasus, plasenta yang menua sebelum waktunya juga bisa menyebabkan penurunan produksi cairan.

5. Pertumbuhan Janin Terhambat (Intrauterine Growth Restriction - IUGR)

Janin yang mengalami hambatan pertumbuhan seringkali juga mengalami masalah dengan produksi air ketuban. Kondisi ini biasanya terkait dengan masalah pada plasenta atau faktor kesehatan ibu yang memengaruhi suplai nutrisi.

6. Kehamilan Kembar atau Lebih

Pada kehamilan kembar, terutama jika terdapat kondisi twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS), di mana ada ketidakseimbangan aliran darah antara janin, salah satu janin bisa mengalami oligohidramnion sementara janin lainnya mengalami polihidramnion (air ketuban berlebih).

7. Kondisi Ibu Hamil

Beberapa kondisi kesehatan yang dialami ibu hamil juga bisa menjadi faktor risiko. Ini termasuk:

8. Kehamilan Lewat Waktu (Post-term Pregnancy)

Kehamilan yang berlangsung lebih dari 40 minggu atau 42 minggu berisiko mengalami penurunan volume air ketuban. Hal ini karena fungsi plasenta cenderung menurun seiring bertambahnya usia kehamilan.

Dampak Ketuban Kurang

Ketuban yang kurang dapat menimbulkan berbagai komplikasi, antara lain:

Pentingnya Pemeriksaan Rutin

Oleh karena itu, pemeriksaan kehamilan secara rutin sangatlah penting. Dokter kandungan akan memantau perkembangan janin dan volume air ketuban melalui pemeriksaan USG. Jika terdeteksi adanya kekurangan air ketuban, dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk mencari penyebabnya dan menentukan penanganan yang paling tepat, yang bisa berupa perubahan gaya hidup, pemberian cairan tambahan, hingga tindakan medis lainnya demi keselamatan ibu dan bayi.

🏠 Homepage