Ketuban Berkurang: Kenali Penyebab, Gejala, dan Tindakan Pentingnya

Kehamilan adalah momen yang penuh keajaiban, namun juga seringkali dibarengi dengan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran. Salah satu kondisi yang mungkin dialami ibu hamil dan perlu mendapatkan perhatian serius adalah berkurangnya jumlah air ketuban, atau yang dalam istilah medis disebut oligohidramnion.

Ilustrasi simbol peringatan kesehatan.

Apa Itu Air Ketuban?

Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim. Cairan ini memiliki peran yang sangat vital selama kehamilan. Fungsi utamanya meliputi:

Mengapa Ketuban Bisa Berkurang?

Berkurangnya jumlah air ketuban dapat terjadi karena berbagai faktor, baik yang berasal dari ibu maupun janin. Beberapa penyebab umum meliputi:

  1. Masalah pada Kantung Ketuban: Robekan pada kantung ketuban, sekecil apapun, dapat menyebabkan kebocoran cairan ketuban secara perlahan.
  2. Gangguan pada Janin: Janin yang memiliki kelainan pada ginjal atau saluran kemihnya mungkin tidak dapat memproduksi air ketuban yang cukup.
  3. Plasenta Bermasalah: Gangguan pada fungsi plasenta dapat mengurangi suplai nutrisi dan oksigen ke janin, yang secara tidak langsung dapat memengaruhi produksi air ketuban.
  4. Kehamilan Lewat Waktu (Post-term): Pada kehamilan yang melebihi usia kehamilan normal (lebih dari 40 minggu), risiko berkurangnya air ketuban cenderung meningkat.
  5. Preeklamsia atau Hipertensi Gestasional: Kondisi tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat memengaruhi aliran darah ke plasenta dan janin, berpotensi menyebabkan penurunan produksi air ketuban.
  6. Dehidrasi pada Ibu: Ibu hamil yang mengalami dehidrasi berat dapat memengaruhi volume cairan tubuhnya, termasuk air ketuban.
  7. Infeksi: Infeksi pada rahim atau kantung ketuban juga bisa menjadi salah satu penyebab.
  8. Cacat Lahir pada Janin: Beberapa jenis cacat lahir, terutama yang berkaitan dengan sistem pencernaan atau ginjal janin, dapat menyebabkan oligohidramnion.

Tanda dan Gejala Ketuban Berkurang

Seringkali, ibu hamil tidak merasakan gejala spesifik dari berkurangnya air ketuban. Namun, ada beberapa tanda yang patut diwaspadai:

Diagnosis pasti mengenai jumlah air ketuban biasanya dilakukan melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) oleh dokter atau tenaga medis profesional.

Bahaya Ketuban Berkurang Bagi Janin dan Ibu

Oligohidramnion bukanlah kondisi yang bisa dianggap remeh. Kekurangan air ketuban dapat menimbulkan risiko serius, antara lain:

Kapan Harus Segera ke Dokter?

Setiap ibu hamil wajib memantau kondisinya dan rutin memeriksakan kehamilan ke dokter atau bidan. Jika Anda merasakan salah satu gejala di atas, atau memiliki riwayat kehamilan dengan komplikasi, jangan ragu untuk segera berkonsultasi. Terutama jika Anda mengalami:

Dokter akan melakukan pemeriksaan USG untuk mengevaluasi kondisi air ketuban dan memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Penanganan bisa berupa observasi ketat, hidrasi ibu, atau bahkan tindakan medis lain jika diperlukan.

Kehamilan yang Sehat Adalah Prioritas Utama.

Jangan Tunda Konsultasi Medis.

Hubungi Dokter Kandungan Anda
🏠 Homepage