Ilustrasi: Simbol Islam dan Kesehatan
Dalam ajaran Islam, kebersihan diri merupakan bagian tak terpisahkan dari keimanan. Berbagai aspek kebersihan, mulai dari bersuci sebelum salat hingga menjaga adab dalam beraktivitas sehari-hari, sangat ditekankan. Salah satu kondisi yang terkadang dialami oleh sebagian orang adalah kencing tidak tuntas atau rasa tidak lega setelah buang air kecil. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan fisik tetapi juga berpotensi memengaruhi kesucian diri, terutama dalam pelaksanaan ibadah.
Secara medis, kencing tidak tuntas dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Pada pria, keluhan ini sering dikaitkan dengan pembesaran prostat (BPH) yang menekan uretra, infeksi saluran kemih (ISK), peradangan pada kandung kemih (sistitis), atau bahkan masalah pada saraf yang mengendalikan kandung kemih. Pada wanita, kondisi ini bisa dipicu oleh infeksi saluran kemih, prolaps organ panggul, atau kandung kemih yang terlalu aktif.
Dari sudut pandang Islam, kondisi kencing tidak tuntas dapat diinterpretasikan sebagai ujian dari Allah SWT. Penting bagi seorang Muslim untuk mencari pengobatan terbaik dan senantiasa bersabar serta bertawakal. Islam mendorong umatnya untuk menjaga kesehatan fisik sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, padahal pada keduanya ada kebaikan." (HR. Muslim).
Ketika menghadapi masalah kencing tidak tuntas, seorang Muslim dianjurkan untuk melakukan beberapa langkah:
Langkah pertama dan terpenting adalah mencari pengobatan medis. Islam tidak menolak pengobatan dan justru menganjurkannya. Berobat adalah ikhtiar (usaha) yang diperintahkan, sementara kesembuhan adalah urusan Allah. Mencari dokter spesialis yang kompeten untuk mendiagnosis dan mengobati penyebab kencing tidak tuntas adalah suatu keharusan. Jika pengobatan tersebut halal dan tidak bertentangan dengan syariat, maka itu dibolehkan.
Adab buang air kecil dalam Islam sangatlah penting untuk menjaga kesucian dan mencegah was-was (keraguan) yang berlebihan. Beberapa adab yang dianjurkan antara lain:
Bagi pria, ada teknik yang dikenal sebagai istibra' untuk memastikan sisa urine benar-benar keluar. Teknik ini bisa bervariasi, namun intinya adalah melakukan gerakan ringan setelah buang air kecil untuk mendorong keluar sisa urine yang mungkin masih tertinggal di saluran uretra. Beberapa metode yang diajarkan meliputi:
Tujuan dari istibra' adalah untuk meminimalisir kemungkinan keluarnya sisa urine setelah selesai buang air kecil, yang dapat membatalkan wudu jika keluar.
Kencing tidak tuntas seringkali menimbulkan rasa was-was, terutama terkait keabsahan wudu. Jika setelah berupaya maksimal untuk mengeringkan sisa urine dan melakukan istibra', kemudian keluar tetesan yang tidak jelas apakah itu urine atau bukan, maka mayoritas ulama berpendapat bahwa hal tersebut tidak membatalkan wudu, terutama jika rasa tidak tuntas tersebut sudah menjadi kebiasaan (ma'zur). Namun, tetap dianjurkan untuk berhati-hati dan menjaga kesucian sebisa mungkin.
Sebagai seorang Muslim, memanjatkan doa kepada Allah SWT adalah senjata utama. Memohon kesembuhan dari penyakit, kelancaran dalam urusan buang air kecil, dan ketenangan hati adalah hal yang sangat dianjurkan. Selain itu, bertawakal kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin memberikan ketenangan batin dan memperkuat keyakinan.
Kencing tidak tuntas adalah kondisi yang bisa diatasi dengan kombinasi antara pengobatan medis yang tepat dan penerapan adab serta tuntunan Islam. Dengan bersabar, terus berikhtiar mencari kesembuhan, menjaga kebersihan diri sesuai tuntunan syariat, dan memperbanyak doa serta tawakal, seorang Muslim dapat melewati cobaan ini dengan baik. Menjaga kesehatan fisik dan kesucian diri adalah ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah SWT.