Mengamati perubahan warna pada urine, terutama jika kencing berwarna merah, tentu dapat menimbulkan kekhawatiran. Warna merah pada urine bisa menjadi indikasi adanya darah di dalamnya, suatu kondisi yang dikenal sebagai hematuria. Meskipun tidak semua kasus hematuria serius, penting untuk memahami penyebabnya dan kapan harus mencari bantuan medis.
Perubahan warna urine bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan.
Ada berbagai alasan mengapa urine bisa tampak kemerahan. Beberapa di antaranya tidak berbahaya dan bersifat sementara, sementara yang lain memerlukan perhatian medis segera.
Salah satu penyebab paling sederhana dari urine berwarna merah atau merah muda adalah konsumsi makanan tertentu. Buah-buahan seperti bit, beri hitam, dan rhubarb dapat memberikan pigmen yang membuat urine tampak berwarna merah. Selain itu, beberapa obat, seperti rifampin (antibiotik) atau phenazopyridine (obat pereda nyeri saluran kemih), juga dapat mengubah warna urine.
Saat tubuh mengalami dehidrasi, konsentrasi zat dalam urine meningkat, termasuk urochrome, pigmen yang memberikan warna kuning pada urine. Konsentrasi yang lebih tinggi ini dapat membuat urine tampak lebih gelap, dan dalam kasus dehidrasi yang parah, bisa saja terlihat kemerahan jika bercampur dengan sedikit darah.
ISK adalah salah satu penyebab paling umum dari hematuria. Bakteri yang menyerang saluran kemih dapat menyebabkan peradangan dan iritasi, yang mengakibatkan keluarnya darah bersama urine. Gejala ISK lainnya termasuk nyeri saat buang air kecil, sering ingin buang air kecil, dan rasa terbakar.
Ketika kristal mineral terbentuk dan mengeras menjadi batu di ginjal atau kandung kemih, batu tersebut dapat menggores atau merusak lapisan saluran kemih saat bergerak, menyebabkan pendarahan. Pendarahan ini dapat membuat kencing berwarna merah. Nyeri hebat di punggung atau samping, mual, dan muntah sering menyertai kondisi ini.
Prostat yang membesar pada pria dapat menekan uretra, menyebabkan kesulitan buang air kecil dan terkadang pendarahan. Kondisi ini biasanya terjadi pada pria di atas usia 50 tahun.
Berbagai penyakit ginjal, seperti glomerulonefritis (peradangan pada unit penyaring ginjal), penyakit ginjal polikistik, atau cedera pada ginjal, dapat menyebabkan keluarnya darah dalam urine.
Untuk sebagian orang, olahraga intens dan berkepanjangan dapat menyebabkan hematuria akibat stres fisik pada ginjal. Kondisi ini sering disebut sebagai "exercise-induced hematuria" dan biasanya bersifat sementara.
Dalam kasus yang lebih jarang, urine berwarna merah bisa menjadi tanda awal kanker pada ginjal, kandung kemih, atau prostat. Ini adalah alasan penting mengapa perubahan warna urine tidak boleh diabaikan.
Meskipun tidak semua kencing berwarna merah menandakan keadaan darurat, ada beberapa gejala yang mengharuskan Anda segera menghubungi dokter atau pergi ke unit gawat darurat:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan Anda. Tes yang mungkin dilakukan meliputi:
Penanganan akan sangat bergantung pada penyebabnya. Infeksi diobati dengan antibiotik, batu ginjal mungkin memerlukan penanganan khusus seperti litotripsi atau operasi, sementara kondisi yang lebih serius akan ditangani sesuai dengan diagnosis spesifiknya.
Jangan menunda untuk memeriksakan diri jika Anda menemukan kencing berwarna merah. Deteksi dini seringkali menjadi kunci untuk penanganan yang efektif dan hasil yang optimal. Tubuh sering memberikan sinyal melalui perubahan fisik, dan urine berwarna merah adalah salah satu sinyal yang tidak boleh diabaikan.