Mengetahui perbedaan antara cairan ketuban dan keputihan adalah hal yang sangat penting bagi setiap ibu hamil. Perubahan pada area kewanitaan, terutama keluarnya cairan dari vagina, bisa menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran. Meskipun keduanya merupakan cairan yang keluar dari vagina, cairan ketuban dan keputihan memiliki karakteristik yang sangat berbeda dan menandakan kondisi yang berbeda pula bagi kehamilan Anda.
Cairan ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim selama kehamilan. Cairan ini memiliki peran yang krusial untuk melindungi janin dari benturan, menjaga suhu janin tetap stabil, memungkinkan janin bergerak bebas untuk perkembangan otot dan paru-paru, serta mencegah tali pusat tertekan. Cairan ketuban diproduksi oleh amnion (selaput ketuban) dan juga dari urin janin.
Pada umumnya, selaput ketuban akan pecah di sekitar waktu persalinan dimulai, yang sering disebut sebagai "pecah ketuban". Namun, pecah ketuban bisa terjadi kapan saja, baik sebelum, saat, maupun setelah persalinan dimulai. Pecah ketuban yang terjadi sebelum waktunya (sebelum usia kehamilan 37 minggu) merupakan kondisi yang perlu diwaspadai dan segera ditangani oleh tenaga medis.
Membedakan cairan ketuban dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
Keputihan, atau fluor albus, adalah keluarnya cairan dari vagina yang normal terjadi pada wanita. Keputihan normal (fisiologis) berfungsi untuk menjaga kebersihan dan kelembaban vagina, serta melindungi dari infeksi. Namun, keputihan juga bisa menjadi tanda adanya infeksi atau masalah kesehatan lain jika karakteristiknya berubah.
Selama kehamilan, perubahan hormonal dapat menyebabkan keputihan menjadi lebih banyak dari biasanya. Ini umumnya masih dianggap normal selama keputihan tersebut tidak disertai gejala lain yang mengkhawatirkan.
Keputihan yang umum terjadi dapat dikenali dari:
Perbedaan paling mencolok antara cairan ketuban dan keputihan terletak pada jumlah, konsistensi, dan bau. Jika Anda merasakan keluarnya cairan yang deras dan tidak terkontrol, atau jika Anda ragu mengenai cairan yang keluar, sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter atau bidan.
Kecurigaan terhadap pecahnya ketuban, terutama sebelum usia kehamilan cukup bulan, memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi seperti infeksi dan menurunkan risiko persalinan prematur. Begitu pula, keputihan yang berubah warna, berbau tidak sedap, atau disertai rasa gatal dan nyeri, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat agar tidak mengganggu kesehatan kehamilan.
Memahami perbedaan ini akan membantu Anda merespons dengan cepat dan tepat terhadap kondisi tubuh Anda selama kehamilan, demi kesehatan Anda dan janin yang dikandung.
Perlu panduan lebih lanjut atau ragu dengan kondisi Anda? Segera konsultasikan dengan profesional medis.
Temukan Dokter Terdekat