Diare adalah kondisi umum yang bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala seperti buang air besar encer dan sering, kram perut, dan lemas bisa membuat siapa saja merasa tidak nyaman. Untungnya, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memampetkan diare, baik dengan penanganan mandiri maupun bantuan medis.
Memahami penyebab diare adalah langkah awal yang penting. Diare sering kali disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, keracunan makanan, intoleransi makanan, atau bahkan stres. Mengetahui pemicunya dapat membantu Anda mencegahnya di kemudian hari dan memilih metode pengobatan yang tepat.
1. Hidrasi Adalah Kunci Utama
Saat diare, tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit. Dehidrasi adalah salah satu komplikasi paling berbahaya dari diare, terutama pada anak-anak dan lansia. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Minum Air Putih: Minumlah air putih dalam jumlah banyak secara rutin sepanjang hari. Jangan menunggu sampai merasa haus.
Larutan Rehidrasi Oral (LRO): LRO yang dijual bebas di apotek sangat efektif menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Ikuti petunjuk penggunaan pada kemasan.
Air Kelapa: Air kelapa murni kaya akan elektrolit alami seperti kalium dan natrium, menjadikannya pilihan yang baik untuk rehidrasi.
Cairan Lain: Jus buah encer (hindari yang terlalu manis), kaldu sup bening, dan teh herbal tanpa kafein juga bisa membantu.
Hindari minuman yang dapat memperburuk diare seperti minuman berkafein (kopi, teh, soda), minuman beralkohol, dan minuman yang sangat manis.
2. Atur Pola Makan yang Tepat
Pilihan makanan yang Anda konsumsi saat diare sangat memengaruhi pemulihan. Fokuslah pada makanan yang mudah dicerna dan tidak membebani saluran pencernaan.
Diet BRAT: Singkatan dari Banana (pisang), Rice (nasi), Applesauce (saus apel), dan Toast (roti panggang). Makanan ini rendah serat dan dianggap lembut di perut.
Nasi Putih: Nasi putih lebih mudah dicerna dibandingkan nasi merah karena seratnya sudah dihilangkan.
Pisang: Pisang mengandung potasium yang membantu menggantikan elektrolit yang hilang dan bersifat mengenyangkan.
Kentang Rebus atau Kukus: Kentang tanpa kulit lebih mudah dicerna.
Sup Ayam atau Kaldu: Memberikan cairan dan sedikit protein tanpa membebani perut.
Sementara itu, hindari makanan yang dapat memicu iritasi atau memperparah diare, seperti makanan pedas, berminyak, berlemak, produk susu (kecuali yogurt dengan kultur hidup), makanan tinggi serat (sayuran mentah, buah-buahan dengan kulit), dan makanan olahan.
3. Gunakan Obat Diare (Jika Diperlukan)
Obat antidiare yang dijual bebas dapat membantu mengurangi frekuensi buang air besar. Obat-obatan seperti loperamide (misalnya Imodium) bekerja dengan memperlambat gerakan usus.
Penting: Obat antidiare sebaiknya tidak digunakan jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri yang parah, karena dapat menahan racun di dalam tubuh. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat apa pun, terutama jika Anda memiliki kondisi medis lain atau sedang hamil/menyusui.
4. Pertimbangkan Pengobatan Alami
Beberapa pengobatan alami yang telah terbukti efektif dalam membantu memampetkan diare antara lain:
Probiotik: Bakteri baik ini dapat membantu mengembalikan keseimbangan flora usus yang terganggu akibat diare. Anda bisa mendapatkannya dari suplemen probiotik atau makanan seperti yogurt dengan kultur aktif.
Jahe: Jahe memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu meredakan mual serta kram perut. Anda bisa mengonsumsi teh jahe hangat.
Daun Jambu Biji: Ekstrak daun jambu biji telah lama digunakan secara tradisional untuk mengobati diare karena sifat antimikroba dan antidiare nya.
5. Kapan Harus Segera ke Dokter?
Meskipun banyak kasus diare dapat diatasi di rumah, ada beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis segera. Segera kunjungi dokter jika Anda mengalami gejala berikut:
Diare disertai demam tinggi (di atas 38.5°C).
Tinja mengandung darah atau nanah.
Nyeri perut yang parah.
Tanda-tanda dehidrasi berat, seperti: mulut kering, mata cekung, tidak buang air kecil selama 8 jam atau lebih, urin berwarna gelap, dan pusing saat berdiri.
Diare yang berlangsung lebih dari 2-3 hari pada orang dewasa, atau lebih dari 24 jam pada bayi dan anak kecil.
Diare pada bayi atau anak kecil yang tidak mau minum atau makan.
Dengan penanganan yang tepat dan perhatian pada asupan cairan serta makanan, diare umumnya dapat teratasi. Namun, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika kondisi Anda tidak membaik atau memburuk.