Ilustrasi Tampilan USG Perut dengan Ruang Ketuban.
Memiliki bayi yang sehat adalah dambaan setiap orang tua. Selama kehamilan, banyak pemeriksaan yang dilakukan untuk memantau tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu, salah satunya adalah ultrasonografi (USG). Salah satu elemen penting yang selalu dievaluasi dalam hasil USG kehamilan adalah air ketuban. Air ketuban memiliki peran vital bagi kelangsungan hidup dan perkembangan janin. Memahami cara melihat air ketuban di hasil USG dapat membantu Anda mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi kehamilan Anda.
Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan bening yang mengelilingi janin di dalam kantung ketuban selama kehamilan. Cairan ini bukan sekadar "air" biasa, melainkan lingkungan pelindung yang kompleks dan dinamis. Perannya sangat krusial, meliputi:
Saat menjalani pemeriksaan USG, dokter atau sonografer akan mengamati berbagai aspek kehamilan. Untuk air ketuban, ada dua metode utama yang digunakan untuk mengukurnya:
Metode AFI adalah cara paling umum untuk mengevaluasi volume air ketuban. Cara kerjanya adalah dengan membagi perut ibu menjadi empat kuadran imajiner. Dokter akan mengukur kedalaman kantung cairan ketuban yang paling dalam di setiap kuadran tanpa memasukkan bagian tubuh janin atau tali pusat. Setelah mendapatkan ukuran kedalaman di keempat kuadran, angka-angka tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan nilai AFI.
Nilai AFI normal biasanya berkisar antara 5 hingga 25 cm.:
Pada hasil USG, Anda mungkin melihat angka-angka pengukuran kedalaman di setiap kuadran, lalu totalnya sebagai nilai AFI. Misalnya, hasil USG bisa tertulis seperti: Kuadran 1: 6 cm, Kuadran 2: 7 cm, Kuadran 3: 5 cm, Kuadran 4: 6 cm. Total AFI = 24 cm. Dalam kasus ini, nilai AFI berada dalam rentang normal.
Metode DVP juga sering digunakan, terutama dalam beberapa pedoman atau ketika AFI dirasa kurang representatif. Metode ini mengukur kantung cairan ketuban yang paling dalam di satu area. Kedalaman diukur dalam sentimeter (cm).:
Nilai normal untuk DVP biasanya berkisar antara 2 hingga 8 cm. Hasil USG mungkin akan mencantumkan DVP dan nilai ukurannya.
Pada gambar USG, janin akan terlihat dikelilingi oleh area berwarna hitam atau gelap. Area gelap inilah yang merepresentasikan air ketuban. Warna hitam pada USG menunjukkan area yang padat dengan cairan, di mana gelombang suara ultrasonografi dapat melewati dengan mudah dan memantul kembali dengan lemah. Dokter akan mengamati sebaran area hitam ini di sekitar janin untuk menentukan apakah volumenya normal atau tidak.
Anda mungkin juga akan melihat area yang lebih terang atau berwarna abu-abu di dalam area hitam tersebut. Area terang ini biasanya adalah bagian tubuh janin (seperti tulang atau organ) atau tali pusat. Keterangan pada hasil USG biasanya akan mencantumkan nilai pengukuran air ketuban (AFI atau DVP) dan terkadang ada deskripsi singkat mengenai kondisinya.
Jika hasil USG menunjukkan adanya kelainan pada volume air ketuban (baik oligohidramnion maupun polihidramnion), jangan panik. Dokter Anda akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk mencari penyebabnya. Penyebab oligohidramnion bisa beragam, termasuk masalah pada plasenta, kebocoran ketuban, atau kelainan pada janin. Sementara itu, polihidramnion bisa disebabkan oleh diabetes gestasional pada ibu, kelainan janin, atau kondisi lainnya.
Penanganan akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan kelainan. Dokter mungkin akan merekomendasikan:
Air ketuban adalah indikator penting kesehatan janin. Memahami bagaimana cara melihat air ketuban di hasil USG, baik melalui pengukuran AFI maupun DVP, memberikan wawasan tambahan bagi Anda sebagai calon orang tua. Selalu diskusikan hasil USG Anda dengan dokter kandungan. Mereka adalah sumber informasi terpercaya yang dapat menjelaskan setiap detail dan memberikan panduan terbaik untuk kehamilan yang sehat dan aman.