Air kencing yang tidak lancar, atau dikenal secara medis sebagai disuria, merupakan keluhan umum yang dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, pada berbagai usia. Kondisi ini ditandai dengan kesulitan untuk memulai atau mempertahankan aliran urin, seringkali disertai sensasi nyeri, perih, atau terbakar saat buang air kecil. Jika dibiarkan, masalah ini bisa berdampak signifikan pada kualitas hidup dan bahkan menjadi indikasi adanya kondisi medis yang lebih serius.
Berbagai faktor dapat menyebabkan terganggunya kelancaran aliran urin. Memahami penyebabnya adalah langkah awal yang krusial untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Ini adalah salah satu penyebab paling umum, terutama pada wanita. Bakteri dapat menyerang kandung kemih, uretra, atau ginjal. Gejalanya meliputi nyeri saat buang air kecil, sering ingin buang air kecil, urin keruh atau berbau, dan sensasi tidak tuntas.
Khusus pada pria yang berusia di atas 50 tahun, pembesaran kelenjar prostat dapat menekan uretra, sehingga mempersempit saluran keluarnya urin. Gejala BPH sering kali berkembang secara bertahap, meliputi kesulitan memulai buang air kecil, aliran urin yang lemah dan terputus-putus, serta kebutuhan untuk sering buang air kecil, terutama di malam hari.
Peradangan pada kelenjar prostat, yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau faktor lain, juga dapat menyebabkan nyeri dan kesulitan buang air kecil.
Batu yang terbentuk di ginjal atau kandung kemih dapat berpindah dan menyumbat saluran kemih. Ukuran, bentuk, dan lokasi batu akan menentukan tingkat keparahan gejala. Nyeri hebat di punggung atau samping, darah dalam urin, dan sensasi ingin buang air kecil terus-menerus adalah gejala umum.
Kondisi yang memengaruhi saraf yang mengontrol kandung kemih dan otot-ototnya, seperti stroke, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, atau cedera tulang belakang, dapat menyebabkan gangguan pada pengosongan kandung kemih.
Penyempitan pada saluran uretra, yang bisa disebabkan oleh cedera, infeksi, atau prosedur medis sebelumnya, akan menghambat aliran urin.
Beberapa jenis obat, seperti antihistamin, dekongestan, dan beberapa antidepresan, dapat memengaruhi kemampuan kandung kemih untuk berkontraksi atau mengendurkan otot sfingter, sehingga menyebabkan kesulitan buang air kecil.
Kurangnya asupan cairan dapat membuat urin menjadi lebih pekat dan dapat memperburuk gejala pada kondisi lain yang sudah ada.
Selain kesulitan buang air kecil, perhatikan gejala-gejala lain yang menyertainya, seperti:
Air kencing tidak lancar adalah kondisi yang tidak boleh diabaikan. Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala berikut:
Penanganan air kencing tidak lancar sangat bergantung pada penyebabnya. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan, dan mungkin melakukan tes urin, tes darah, ultrasonografi, atau pemeriksaan pencitraan lainnya.
Secara umum, pencegahan dan penanganan yang bisa dilakukan meliputi:
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk infeksi, obat-obatan untuk meredakan gejala BPH, atau merekomendasikan prosedur medis jika ada sumbatan atau kondisi struktural yang memerlukan intervensi.
Mengatasi air kencing tidak lancar bukan hanya tentang meredakan ketidaknyamanan, tetapi juga tentang menjaga kesehatan jangka panjang sistem saluran kemih Anda. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika Anda mengalami masalah ini.