Akibat Air Ketuban Merembes: Bahaya yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil

Ilustrasi ibu hamil dengan gelembung air ketuban Kehamilan

Ilustrasi ilustratif: Perut ibu hamil dan ilustrasi visual dari air ketuban.

Air ketuban adalah cairan bening yang mengelilingi janin selama kehamilan. Cairan ini memiliki peran vital dalam melindungi janin dari benturan, menjaga suhu janin tetap stabil, serta memungkinkan janin bergerak bebas sehingga perkembangan otot dan tulangnya optimal. Namun, terkadang ibu hamil dapat mengalami kondisi di mana air ketuban merembes atau pecah sebelum waktunya. Kondisi ini, yang dikenal sebagai ketuban pecah dini (KPD), dapat menimbulkan berbagai akibat air ketuban merembes yang serius bagi ibu dan janin.

Penyebab Air Ketuban Merembes

Sebelum membahas akibatnya, penting untuk memahami beberapa faktor yang bisa menyebabkan air ketuban merembes atau pecah dini:

Bahaya Akibat Air Ketuban Merembes

Ketika air ketuban merembes sebelum waktunya, ini menandakan adanya potensi risiko yang harus segera ditangani. Akibat air ketuban merembes dapat bervariasi tingkat keparahannya, namun beberapa risiko yang paling umum meliputi:

1. Infeksi pada Ibu dan Janin

Air ketuban berperan sebagai 'pelindung' alami bagi janin. Pecahnya selaput ketuban membuka jalan bagi bakteri dari vagina untuk masuk dan menginfeksi ruang ketuban serta janin. Infeksi ini dapat menyebabkan korioamnionitis pada ibu, yang gejalanya meliputi demam, nyeri perut, dan cairan ketuban berbau busuk. Pada janin, infeksi dapat berkembang menjadi sepsis, sebuah kondisi yang mengancam jiwa.

2. Kompresi Tali Pusat (Prolaps Tali Pusat)

Ketika selaput ketuban pecah dan cairan ketuban keluar dalam jumlah banyak, kantung ketuban yang seharusnya menopang janin dan tali pusat bisa mengempis. Hal ini meningkatkan risiko tali pusat turun ke bawah membuka jalan lahir sebelum janin, yang disebut prolaps tali pusat. Jika terjadi prolaps tali pusat, aliran darah ke janin bisa terhambat karena tali pusat tertekan antara janin dan tulang panggul ibu, menyebabkan kekurangan oksigen (hipoksia) yang berbahaya bagi janin.

3. Persalinan Prematur

Air ketuban merembes seringkali menjadi pertanda bahwa persalinan akan segera dimulai, terutama jika terjadi sebelum usia kehamilan cukup bulan (di bawah 37 minggu). Persalinan prematur dapat menyebabkan berbagai komplikasi bagi bayi, termasuk masalah pernapasan, gangguan pencernaan, kesulitan mengatur suhu tubuh, dan keterlambatan perkembangan.

4. Risiko bagi Ibu

Selain risiko infeksi, akibat air ketuban merembes pada ibu juga bisa termasuk peningkatan risiko perdarahan pasca-melahirkan. Rahim yang sudah terkontaminasi atau kehilangan sebagian cairan pelindungnya mungkin tidak berkontraksi seefektif setelah persalinan, yang dapat menyebabkan atonia uteri (kondisi rahim yang tidak berkontraksi).

5. Dampak Psikologis

Mengalami air ketuban merembes, terutama jika terjadi di luar dugaan atau jauh dari fasilitas kesehatan, dapat menimbulkan kecemasan dan stres yang signifikan bagi ibu hamil. Kekhawatiran akan keselamatan janin dan proses persalinan yang mungkin belum siap bisa membebani.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Air Ketuban Merembes?

Jika Anda mengalami gejala air ketuban merembes, seperti keluarnya cairan bening, kehijauan, atau kemerahan dari vagina yang tidak berhenti, segera lakukan hal berikut:

Dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah itu benar air ketuban, menentukan usia kehamilan, dan menilai kondisi Anda serta janin. Tindakan selanjutnya akan bergantung pada usia kehamilan dan ada tidaknya tanda-tanda infeksi atau komplikasi lainnya. Dalam banyak kasus, persalinan induksi mungkin akan dipertimbangkan untuk mencegah risiko lebih lanjut.

Memahami akibat air ketuban merembes sangat penting bagi setiap ibu hamil. Kewaspadaan dan tindakan cepat saat mengenali gejalanya dapat membantu menjaga kesehatan dan keselamatan Anda serta buah hati.

🏠 Homepage