Cara Membedakan Keputihan dengan Air Ketuban

Saat hamil, terutama di trimester akhir, banyak ibu hamil yang mungkin merasa cemas ketika mengalami keluarnya cairan dari vagina. Dua jenis cairan yang paling sering dikhawatirkan adalah keputihan dan pecahnya air ketuban. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, namun terkadang gejalanya bisa membingungkan. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi.

Ilustrasi perbedaan keputihan dan air ketuban Perbedaan Keputihan & Air Ketuban Keputihan Cair Bening/Putih Sedikit Bau Normal Air Ketuban Mulai Deras Bening/Agak keruh, bisa ada sedikit darah/lendir Bau Netral/amis

Keputihan (Fluor Albus)

Keputihan adalah keluarnya cairan dari vagina yang normal terjadi pada wanita. Selama kehamilan, produksi keputihan cenderung meningkat karena perubahan hormon yang bertujuan untuk menjaga kesehatan vagina dan melindungi janin dari infeksi. Keputihan normal saat hamil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Namun, jika keputihan berubah warna menjadi hijau, kuning pekat, coklat, atau berbau amis menyengat, disertai rasa gatal, perih, atau nyeri, ini bisa menjadi tanda infeksi yang memerlukan penanganan medis.

Air Ketuban Pecah

Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim. Cairan ini berfungsi untuk melindungi janin dari benturan, menjaga suhu janin tetap stabil, serta membantu perkembangan paru-paru janin. Pecahnya ketuban menandakan bahwa selaput ketuban yang membungkus janin telah robek, dan ini biasanya merupakan tanda bahwa persalinan akan segera dimulai.

Ciri-ciri air ketuban yang pecah antara lain:

Jika ibu hamil mengalami keraguan atau merasa ada cairan yang keluar dari vagina dalam jumlah banyak dan terus-menerus, segera hubungi dokter atau bidan. Terutama jika usia kehamilan belum cukup bulan, pecahnya ketuban bisa meningkatkan risiko infeksi pada ibu dan bayi.

Bagaimana Cara Membedakannya?

Perbedaan utama dapat diamati dari beberapa aspek:

  1. Jumlah dan Aliran: Keputihan biasanya hanya sedikit atau terasa lembab, sedangkan air ketuban cenderung mengalir lebih banyak dan terus-menerus.
  2. Konsistensi dan Warna: Air ketuban lebih encer dari keputihan. Keputihan normal biasanya putih susu atau bening, sementara air ketuban bening seperti air, meski bisa agak keruh.
  3. Bau: Keputihan normal memiliki bau yang khas vagina, sementara air ketuban cenderung tidak berbau atau sedikit amis.
  4. Waktu Keluarnya: Keputihan bisa terjadi kapan saja, terutama saat hamil. Pecahnya air ketuban biasanya terjadi menjelang persalinan, meskipun bisa juga terjadi lebih awal.

Cara termudah untuk menguji cairan tersebut adalah dengan menggunakan pembalut. Jika cairan yang merembes terasa terus-menerus membasahi pembalut tanpa henti, kemungkinan besar itu adalah air ketuban. Sebaliknya, jika hanya terasa lembab dan jumlahnya sedikit, kemungkinan besar itu adalah keputihan.

Kapan Harus Segera ke Dokter?

Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda mengalami salah satu dari kondisi berikut:

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan jenis cairan yang keluar dan memberikan penanganan yang tepat demi keselamatan Anda dan bayi.

Memantau perubahan pada tubuh selama kehamilan adalah hal yang wajar. Dengan informasi yang tepat, Anda dapat membedakan keputihan normal dengan potensi masalah seperti pecahnya air ketuban, dan mengambil langkah yang diperlukan.

🏠 Homepage