Air Ketuban vs Keputihan: Kenali Perbedaannya untuk Kehamilan yang Sehat

+

Kehamilan adalah momen yang penuh kebahagiaan sekaligus kekhawatiran bagi banyak wanita. Di tengah berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh, muncul berbagai gejala yang terkadang membingungkan. Salah satu hal yang seringkali membuat ibu hamil bertanya-tanya adalah perbedaan antara keluarnya cairan dari vagina. Dua jenis cairan yang paling sering disalahartikan adalah air ketuban dan keputihan. Mengenali perbedaan keduanya sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.

Keputihan: Fenomena Normal Selama Kehamilan

Keputihan, atau dalam istilah medis disebut flour albus, adalah cairan yang dikeluarkan oleh vagina. Fenomena ini normal terjadi sepanjang siklus menstruasi, dan pada masa kehamilan, keputihan justru cenderung meningkat. Peningkatan ini disebabkan oleh perubahan hormon estrogen yang lebih tinggi. Keputihan normal selama kehamilan biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Keputihan berfungsi untuk menjaga kebersihan vagina, melindunginya dari infeksi, dan menjaga keseimbangan pH. Selama keputihan memiliki ciri-ciri di atas, Anda tidak perlu khawatir. Namun, jika keputihan berubah warna menjadi kehijauan, kekuningan pekat, berbau amis atau busuk, disertai rasa gatal, perih, atau iritasi, segera konsultasikan dengan dokter karena bisa jadi merupakan tanda infeksi.

Air Ketuban: Cairan Penting untuk Janin

Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim selama kehamilan. Cairan ini berperan vital dalam melindungi janin dari benturan, menjaga suhu rahim tetap stabil, mencegah tali pusat tertekan, serta memungkinkan janin bergerak bebas sehingga perkembangan tulang dan ototnya optimal. Air ketuban juga membantu mencegah infeksi dan berperan dalam perkembangan paru-paru janin.

Pecahnya ketuban bisa terjadi kapan saja, namun paling sering terjadi menjelang persalinan. Ciri-ciri pecahnya air ketuban meliputi:

Jika Anda merasakan keluarnya cairan yang tiba-tiba, terus-menerus, dan dengan ciri-ciri seperti di atas, terutama jika usia kehamilan sudah cukup bulan (di atas 37 minggu), segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Memecah ketuban terlalu dini bisa meningkatkan risiko infeksi bagi ibu dan janin.

Tabel Perbandingan: Air Ketuban vs. Keputihan

Fitur Keputihan Normal Air Ketuban
Warna Bening, putih susu, kekuningan pucat Bening, jernih, terkadang sedikit keruh/bercampur darah (menjelang persalinan)
Konsistensi Encer hingga kental Encer, mengalir terus-menerus
Bau Lembut, khas, atau tidak berbau Bau khas, sedikit berbeda dari air seni, tidak amis/busuk
Jumlah Bertambah, tidak membasahi terus-menerus Bisa sedikit hingga banyak, mengalir terus-menerus
Waktu Sepanjang siklus dan kehamilan Terutama menjelang persalinan (bisa pecah dini)
Fungsi Menjaga kebersihan, keseimbangan pH, dan melindungi dari infeksi Melindungi janin, menjaga suhu, memungkinkan gerakan janin, perkembangan organ

Kapan Harus Khawatir?

Meskipun keputihan normal, ada beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis:

Begitu pula dengan air ketuban. Jika Anda curiga ketuban pecah sebelum waktunya (terutama sebelum 37 minggu kehamilan), segera hubungi dokter atau bidan Anda. Tanda-tanda infeksi ketuban pecah dini bisa meliputi:

Kesimpulan

Membedakan air ketuban dan keputihan adalah langkah penting dalam memantau kehamilan Anda. Keputihan adalah bagian normal dari perubahan tubuh ibu hamil, sementara keluarnya air ketuban, terutama jika tidak diiringi tanda persalinan lain atau terjadi terlalu dini, memerlukan perhatian medis segera. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan jika Anda memiliki keraguan sekecil apa pun mengenai keluarnya cairan dari vagina Anda. Kesehatan Anda dan janin adalah prioritas utama.

🏠 Homepage