Air Ketuban Berlebih: Kenali Penyebab, Risiko, dan Penanganannya

Ilustrasi visual tentang kantung ketuban yang membungkus janin di dalam rahim.

Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan bening yang mengelilingi janin selama kehamilan. Cairan ini memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin yang sehat. Namun, terkadang volume air ketuban dapat menjadi berlebih, suatu kondisi yang dikenal sebagai polihidramnion atau hidramnion. Kondisi ini dapat menimbulkan kekhawatiran bagi ibu hamil dan memerlukan perhatian medis yang cermat.

Apa Itu Air Ketuban Berlebih?

Air ketuban berlebih terjadi ketika volume cairan amnion di dalam kantung ketuban melebihi batas normal untuk usia kehamilan tertentu. Normalnya, volume air ketuban akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan, mencapai puncaknya sekitar usia kehamilan 32-34 minggu, kemudian sedikit menurun hingga menjelang persalinan. Pada trimester ketiga, volume air ketuban normal biasanya berkisar antara 500 hingga 1000 ml. Jika pengukuran volume air ketuban melebihi 2000 ml, kondisi ini dikategorikan sebagai polihidramnion.

Diagnosis polihidramnion biasanya dilakukan melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Dokter akan mengukur kedalaman kantung cairan amnion di beberapa area perut ibu hamil, yang kemudian dihitung untuk mendapatkan indeks cairan amnion (Amniotic Fluid Index/AFI). AFI yang normal umumnya berkisar antara 5-25 cm. Jika AFI lebih dari 25 cm, maka dianggap sebagai polihidramnion.

Penyebab Air Ketuban Berlebih

Penyebab polihidramnion bisa bervariasi, dan terkadang penyebab pastinya tidak dapat diidentifikasi (idiopatik). Namun, beberapa faktor yang paling umum dikaitkan dengan kondisi ini meliputi:

Risiko dan Bahaya Air Ketuban Berlebih

Meskipun air ketuban memiliki fungsi pelindung, jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko dan komplikasi bagi ibu dan janin, antara lain:

Penanganan Air Ketuban Berlebih

Penanganan air ketuban berlebih sangat bergantung pada penyebabnya, tingkat keparahannya, dan usia kehamilan. Dokter akan melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi ibu dan janin. Beberapa pilihan penanganan meliputi:

Penting bagi ibu hamil untuk selalu berkomunikasi dengan dokter atau bidan mengenai keluhan atau kekhawatiran yang dirasakan. Pemeriksaan rutin dan skrining kehamilan akan membantu mendeteksi kondisi seperti polihidramnion sejak dini, sehingga penanganan yang tepat dapat segera diberikan demi kesehatan ibu dan bayi.

🏠 Homepage