Air Ketuban Berkurang Saat Hamil 37 Minggu: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Ilustrasi: Indikator Kesehatan Ibu dan Bayi
Memasuki usia kehamilan 37 minggu berarti janin Anda sudah dianggap cukup bulan dan siap untuk dilahirkan. Banyak calon ibu yang merasa lega karena masa penantian segera berakhir. Namun, pada tahap akhir kehamilan ini, berbagai perubahan fisik dan potensi masalah kesehatan dapat muncul. Salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah kondisi air ketuban.
Air ketuban, atau cairan amnion, memegang peranan vital selama kehamilan. Cairan ini berfungsi melindungi janin dari benturan, menjaga suhu rahim tetap stabil, mencegah tali pusat terjepit, serta memungkinkan janin untuk bergerak bebas sehingga perkembangan otot dan tulangnya optimal. Namun, ketika mendekati persalinan, volume air ketuban bisa mengalami perubahan. Berkurangnya air ketuban pada usia kehamilan 37 minggu, yang dikenal sebagai oligohidramnion, adalah kondisi yang perlu dipahami dan ditangani dengan tepat.
Mengapa Air Ketuban Bisa Berkurang di Usia 37 Minggu?
Berkurangnya volume air ketuban di trimester ketiga, terutama pada usia 37 minggu, bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Pemahaman mengenai penyebab ini penting agar ibu hamil dapat mengambil langkah pencegahan atau segera mencari pertolongan medis jika diperlukan.
Pecah Ketuban Dini: Meskipun seringkali pecah ketuban identik dengan tanda persalinan, terkadang selaput ketuban bisa pecah sebagian atau bocor sebelum waktunya. Jika ini terjadi, air ketuban akan terus keluar sedikit demi sedikit, menyebabkan volume cairan amnion berkurang secara signifikan.
Masalah pada Plasenta: Plasenta adalah organ yang menghubungkan ibu dan janin, bertugas menyalurkan nutrisi dan oksigen. Jika fungsi plasenta menurun atau mengalami masalah, seperti insufisiensi plasenta, produksi cairan ketuban bisa terganggu.
Kelainan pada Janin: Beberapa kondisi janin, seperti masalah ginjal atau saluran kemih, dapat memengaruhi produksi urin janin yang merupakan komponen utama air ketuban. Kelainan ini bisa menyebabkan produksi cairan ketuban menjadi lebih sedikit.
Dehidrasi pada Ibu: Ibu hamil yang mengalami dehidrasi atau kurang minum dapat memengaruhi volume cairan dalam tubuhnya, termasuk air ketuban.
Kehamilan Lewat Waktu (Postdate Pregnancy): Meskipun usia 37 minggu belum tergolong kehamilan lewat waktu, namun pada beberapa kasus, pada akhir kehamilan bisa terjadi penurunan volume air ketuban.
Penyakit Tertentu pada Ibu: Kondisi medis ibu seperti hipertensi, diabetes gestasional yang tidak terkontrol, atau penyakit autoimun tertentu juga dapat berkontribusi pada penurunan volume air ketuban.
Dampak Kekurangan Air Ketuban
Volume air ketuban yang berkurang dapat menimbulkan beberapa risiko bagi janin, terutama di usia kehamilan yang sudah matang. Dokter biasanya akan melakukan pemantauan ketat jika kondisi ini terdeteksi.
Tekanan pada Tali Pusat: Dengan sedikitnya ruang yang diisi oleh air ketuban, tali pusat lebih berisiko untuk tertekan di antara janin dan dinding rahim. Tekanan ini dapat mengurangi aliran oksigen dan nutrisi ke janin.
Gangguan Pertumbuhan Janin: Kekurangan air ketuban yang parah dan berkelanjutan dapat membatasi ruang gerak janin, yang berpotensi menghambat pertumbuhan otot dan tulangnya.
Risiko Persalinan Prematur: Dalam beberapa kasus, penurunan air ketuban dapat menjadi indikasi adanya masalah yang memerlukan tindakan persalinan lebih cepat.
Infeksi: Jika selaput ketuban pecah atau bocor, risiko masuknya bakteri ke dalam rahim meningkat, yang dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan janin.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Air Ketuban Berkurang?
Menyadari gejala dan tindakan yang tepat adalah kunci untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Jika Anda hamil 37 minggu dan merasakan adanya perubahan pada cairan ketuban, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan.
Kenali Tanda-tandanya: Anda mungkin merasakan gerakan janin yang berkurang drastis, atau jika Anda melihat ada rembesan cairan yang terus-menerus dari vagina (yang berbeda dari keputihan biasa atau urin).
Segera ke Dokter: Jangan pernah meremehkan gejala ini. Segera hubungi dokter kandungan Anda atau kunjungi unit gawat darurat rumah sakit terdekat. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, USG, dan tes lainnya untuk mengukur volume air ketuban serta memantau kondisi janin.
Istirahat Cukup dan Minum Air: Jika penyebabnya ringan seperti dehidrasi, istirahat yang cukup dan peningkatan asupan cairan bisa membantu. Namun, ini harus selalu dalam pengawasan medis.
Ikuti Saran Medis: Dokter akan memberikan saran terbaik berdasarkan kondisi Anda. Ini bisa berupa pemantauan ketat, induksi persalinan jika dianggap aman untuk segera melahirkan, atau tindakan medis lainnya.
Hamil 37 minggu adalah momen penting. Dengan informasi yang tepat dan kesadaran akan potensi masalah seperti berkurangnya air ketuban, Anda dapat menghadapi sisa kehamilan dan proses persalinan dengan lebih tenang dan aman. Selalu percayai naluri Anda sebagai ibu dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.