Air ludah, atau saliva, adalah cairan bening yang diproduksi oleh kelenjar ludah di dalam mulut. Fungsinya sangat vital, mulai dari membantu pencernaan makanan, melumasi mulut, melindungi gigi dari kerusakan, hingga menjaga kebersihan mulut. Namun, terkadang produksi air ludah bisa berlebihan, suatu kondisi yang dikenal sebagai hipersalivasi atau ptialisme. Kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Memahami penyebab air ludah berlebihan sangat penting agar penanganan yang tepat dapat dilakukan. Ada berbagai faktor yang bisa memicu kondisi ini, mulai dari kondisi medis tertentu hingga efek samping dari obat-obatan. Berikut adalah beberapa penyebab umum yang perlu Anda ketahui:
Beberapa kondisi yang berkaitan dengan sistem pencernaan dapat memicu produksi air ludah berlebih. Refluks asam lambung (GERD) adalah salah satunya. Ketika asam lambung naik ke kerongkongan, tubuh dapat merespons dengan meningkatkan produksi air ludah untuk membantu menetralkan asam tersebut. Gejala lain GERD seperti rasa terbakar di dada dan rasa asam di mulut seringkali menyertai. Kondisi seperti iritasi kerongkongan atau peradangan pada lambung juga bisa memicu respons serupa.
Infeksi di area mulut, tenggorokan, atau bahkan gigi dapat menyebabkan peradangan dan iritasi. Sebagai respons alami tubuh, produksi air ludah bisa meningkat untuk membantu membersihkan area yang terinfeksi dan mengurangi rasa tidak nyaman. Contohnya termasuk radang amandel (tonsilitis), radang gusi (gingivitis), atau infeksi gigi.
Banyak jenis obat-obatan yang memiliki efek samping berupa peningkatan produksi air ludah. Beberapa di antaranya adalah:
Jika Anda mencurigai bahwa obat yang sedang Anda konsumsi adalah penyebabnya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menghentikan atau mengubah dosis obat tersebut.
Banyak wanita hamil mengalami perubahan hormon yang signifikan. Peningkatan produksi air ludah pada ibu hamil, terutama di trimester pertama, sering dikaitkan dengan mual dan muntah di pagi hari (morning sickness). Air ludah berlebih ini bisa menjadi respons tubuh untuk melindungi gigi dari asam yang dikeluarkan saat muntah.
Gangguan pada sistem saraf yang memengaruhi kemampuan menelan dapat menyebabkan air ludah terlihat berlebihan, meskipun produksi sebenarnya tidak meningkat drastis. Kondisi seperti stroke, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, atau kelumpuhan otak (cerebral palsy) dapat menyebabkan kesulitan dalam mengendalikan otot-otot di sekitar mulut dan tenggorokan, sehingga air ludah sulit ditelan dan tampak mengalir keluar.
Ada beberapa kondisi lain yang juga bisa berkontribusi pada produksi air ludah berlebih, antara lain:
Jika Anda mengalami air ludah berlebihan yang terjadi secara terus-menerus, mengganggu aktivitas makan, berbicara, atau tidur, serta disertai gejala lain yang mengkhawatirkan seperti kesulitan menelan, penurunan berat badan, atau nyeri, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan penyebab air ludah berlebihan yang Anda alami dan memberikan penanganan yang sesuai.
Penting untuk diingat bahwa hipersalivasi bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan gejala dari kondisi mendasar lainnya. Dengan diagnosis yang tepat, penanganan terhadap akar masalahnya dapat membantu mengurangi produksi air ludah yang berlebihan dan meningkatkan kualitas hidup Anda.