Anemia Sel Sabit: Mengenal Penyakit Darah Keturunan yang Perlu Diwaspadai

Anemia sel sabit, atau sering disebut sickle cell disease (SCD), adalah kelainan darah genetik yang memengaruhi sel darah merah. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit darah yang paling umum terjadi dan disebabkan oleh mutasi genetik yang mengubah bentuk sel darah merah dari yang seharusnya bulat dan lentur menjadi berbentuk seperti bulan sabit atau huruf 'C'. Bentuk abnormal inilah yang memberikan nama pada penyakit ini.

Sel darah merah yang sehat memiliki peran vital dalam tubuh, yaitu mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan dan organ, serta membawa kembali karbon dioksida untuk dikeluarkan dari tubuh. Sel darah merah yang sehat memiliki tekstur yang lentur sehingga dapat dengan mudah melewati pembuluh darah terkecil sekalipun. Namun, sel darah merah penderita anemia sel sabit memiliki kekakuan dan bentuk yang tidak normal. Akibatnya, sel darah merah berbentuk sabit ini seringkali tersangkut dan menghalangi aliran darah di pembuluh darah kecil.

Penyebab Anemia Sel Sabit

Anemia sel sabit adalah penyakit keturunan yang diwariskan dari kedua orang tua. Penyakit ini disebabkan oleh kelainan pada gen yang bertanggung jawab untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di dalam sel darah merah yang mengikat oksigen. Secara spesifik, kelainan ini terjadi pada gen HBB, yang terletak di kromosom 11. Ketika gen ini bermutasi, hemoglobin yang diproduksi menjadi abnormal, yaitu hemoglobin S (HbS).

Agar seorang anak menderita anemia sel sabit, ia harus mewarisi salinan gen HBB yang abnormal dari kedua orang tuanya. Jika seseorang hanya mewarisi satu salinan gen HBB abnormal, ia akan menjadi pembawa sifat anemia sel sabit (sickle cell trait). Orang dengan sifat ini umumnya tidak menunjukkan gejala penyakit, namun mereka dapat menurunkan gen abnormal tersebut kepada anak-anak mereka.

Gejala Anemia Sel Sabit

Gejala anemia sel sabit bervariasi pada setiap individu dan dapat muncul sejak bayi berusia beberapa bulan. Beberapa gejala umum yang dapat dialami penderita meliputi:

Diagnosis Anemia Sel Sabit

Diagnosis anemia sel sabit biasanya dilakukan melalui tes darah. Tes skrining hemoglobin dapat mendeteksi keberadaan hemoglobin abnormal (HbS). Tes ini penting dilakukan terutama pada bayi baru lahir sebagai bagian dari program skrining neonatal, sehingga penanganan dini dapat segera diberikan.

Pemeriksaan lebih lanjut seperti elektroforesis hemoglobin dapat mengidentifikasi jenis hemoglobin yang ada dan mengkonfirmasi diagnosis anemia sel sabit atau sifat sel sabit.

Penanganan Anemia Sel Sabit

Meskipun anemia sel sabit belum bisa disembuhkan sepenuhnya, ada berbagai pilihan penanganan yang dapat membantu mengelola gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Penanganan umumnya meliputi:

Anemia sel sabit adalah kondisi kronis yang membutuhkan perhatian medis berkelanjutan. Dengan diagnosis dini, pemantauan rutin, dan penanganan yang tepat, penderita anemia sel sabit dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan produktif.

🏠 Homepage