Ilustrasi: Cairan ketuban yang melindungi bayi dalam kandungan.
Air ketuban, atau cairan amnion, adalah komponen krusial dalam perjalanan kehamilan. Cairan ini mengisi kantung ketuban yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Peranannya sangat vital, mulai dari melindungi janin dari benturan, menjaga suhu yang stabil, hingga memungkinkan janin bergerak bebas untuk perkembangan otot dan tulang yang optimal. Memahami apa yang dianggap sebagai jumlah normal air ketuban adalah kunci untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi.
Air ketuban terbentuk sejak minggu-minggu awal kehamilan, awalnya berasal dari cairan plasma ibu. Seiring berkembangnya janin, air ketuban juga mengandung urin janin yang disaring oleh ginjalnya, menciptakan siklus alami. Cairan ini memiliki komposisi kompleks yang terus berubah seiring usia kehamilan, mengandung nutrisi, antibodi, dan hormon yang penting bagi pertumbuhan janin.
Fungsi utama air ketuban meliputi:
Ukuran air ketuban biasanya diukur menggunakan metode yang disebut Indeks Cairan Amnion (Amniotic Fluid Index - AFI). Dalam prosedur ultrasonografi, dokter akan membagi rahim menjadi empat kuadran dan mengukur kedalaman kantung cairan terbesar di setiap kuadran. Total kedalaman dari keempat kuadran tersebut adalah AFI. Cara lain yang juga umum adalah mengukur kantung tunggal terbesar (Single Deepest Pocket - SDP).
Secara umum, kisaran normal AFI adalah antara 5 hingga 25 sentimeter (cm). Namun, angka ini bervariasi seiring usia kehamilan:
Penting untuk diingat bahwa angka-angka ini adalah panduan umum. Dokter akan mempertimbangkan kondisi spesifik setiap kehamilan.
Ada dua kondisi utama ketika jumlah air ketuban dianggap tidak normal, yaitu oligohidramnion (kekurangan air ketuban) dan polihidramnion (kelebihan air ketuban).
Oligohidramnion terjadi ketika AFI kurang dari 5 cm. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
Oligohidramnion dapat membahayakan janin karena mengurangi ruang gerak, meningkatkan risiko kompresi tali pusat, serta dapat menyebabkan masalah perkembangan organ janin.
Polihidramnion terjadi ketika AFI lebih dari 25 cm. Kondisi ini bisa disebabkan oleh:
Kelebihan air ketuban dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, solusio plasenta (plasenta terlepas dari dinding rahim), dan masalah pernapasan pada ibu.
Pemantauan normal air ketuban melalui pemeriksaan ultrasonografi secara rutin adalah bagian penting dari perawatan antenatal. Dokter akan dapat mendeteksi jika ada kelainan jumlah air ketuban sejak dini, sehingga penanganan yang tepat bisa segera dilakukan. Jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai jumlah air ketuban Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan.
Dengan pemahaman yang baik dan pemantauan medis yang cermat, kehamilan yang sehat dengan jumlah air ketuban yang normal dapat berjalan lancar hingga persalinan.