Korioamnionitis: Infeksi yang Mengancam Kehamilan

Ilustrasi abstrak yang menggambarkan sel-sel dan cairan ketuban AMNION

Representasi visual abstrak dari area ketuban yang terinfeksi.

Kehamilan adalah momen yang penuh harapan dan kebahagiaan bagi banyak pasangan. Namun, di balik keindahan tersebut, terdapat berbagai risiko kesehatan yang perlu diwaspadai, salah satunya adalah korioamnionitis. Kondisi ini merupakan infeksi pada selaput ketuban (amnion dan korion) serta cairan ketuban yang mengelilingi janin. Meskipun seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas di awal, korioamnionitis dapat berujung pada komplikasi serius bagi ibu dan bayi jika tidak segera ditangani.

Apa Itu Korioamnionitis?

Korioamnionitis, juga dikenal sebagai infeksi intra-amniotik, adalah infeksi bakteri yang menyerang membran (selaput) yang melapisi rahim, yaitu korion dan amnion, serta cairan ketuban yang berada di dalamnya. Cairan ketuban berfungsi sebagai pelindung janin dari benturan, menjaga suhu rahim, dan memungkinkan janin untuk bergerak, yang penting untuk perkembangan otot dan tulangnya. Infeksi ini biasanya dimulai dari saluran vagina atau serviks, lalu naik ke dalam rahim dan menginfeksi selaput ketuban.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab utama korioamnionitis adalah invasi bakteri ke dalam rongga ketuban. Bakteri yang paling sering terlibat adalah bakteri yang secara normal ada di saluran vagina, seperti streptokokus grup B (GBS), Escherichia coli, dan bakteri anaerob lainnya. Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seorang ibu hamil mengalami korioamnionitis, antara lain:

Gejala Korioamnionitis

Diagnosis korioamnionitis seringkali bergantung pada kombinasi gejala klinis dan hasil pemeriksaan. Gejala dapat bervariasi keparahannya, dan terkadang sulit dikenali pada tahap awal. Tanda-tanda yang umum meliputi:

Dalam kasus yang parah, ibu mungkin mengalami mual, muntah, atau bahkan syok septik.

Dampak Korioamnionitis pada Ibu dan Bayi

Korioamnionitis adalah kondisi yang serius dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Bagi Ibu:

Bagi Bayi:

Penanganan dan Pencegahan

Penanganan korioamnionitis berfokus pada pemberian antibiotik untuk memberantas infeksi dan, jika memungkinkan, mempercepat persalinan untuk mengeluarkan sumber infeksi dari tubuh ibu. Antibiotik biasanya diberikan secara intravena. Jika diagnosis korioamnionitis ditegakkan, dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan sesegera mungkin, baik melalui persalinan pervaginam maupun operasi caesar, tergantung pada kondisi ibu dan janin.

Pencegahan korioamnionitis berupaya untuk meminimalkan faktor risiko yang dapat menyebabkan infeksi. Ini termasuk:

Korioamnionitis adalah tantangan serius dalam kehamilan, namun dengan kesadaran, kewaspadaan, dan penanganan medis yang tepat, risiko komplikasi dapat diminimalkan. Penting bagi ibu hamil untuk selalu berkomunikasi terbuka dengan tenaga medis mengenai setiap gejala atau kekhawatiran yang dirasakan selama masa kehamilan.

🏠 Homepage