Keputihan Berbau Amis Setelah Berhubungan: Apa yang Perlu Diketahui?
Keputihan adalah cairan alami yang diproduksi oleh vagina. Fungsinya adalah menjaga kebersihan organ intim wanita, melindunginya dari infeksi, dan melumasi saat berhubungan seksual. Normalnya, keputihan berwarna bening hingga keputihan, tidak berbau menyengat, dan jumlahnya tidak berlebihan. Namun, terkadang wanita mengalami keputihan yang berbeda dari biasanya, salah satunya adalah keputihan berbau amis setelah berhubungan intim.
Situasi ini seringkali menimbulkan kekhawatiran. Bau amis yang muncul, terutama setelah aktivitas seksual, bisa menjadi indikasi adanya perubahan pada keseimbangan bakteri atau pH normal di dalam vagina. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan meredakan kekhawatiran Anda.
Penyebab Umum Keputihan Berbau Amis Setelah Berhubungan
Bau amis pada keputihan sering dikaitkan dengan kondisi yang disebut Vaginosis Bakterialis (VB). VB terjadi ketika keseimbangan bakteri baik (lactobacilli) dan bakteri jahat (anaerobic bacteria) di dalam vagina terganggu. Gangguan ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk:
Perubahan Keseimbangan Bakteri Vagina: Aktivitas seksual, terutama dengan pasangan baru atau beberapa pasangan, dapat mengubah lingkungan vagina. Cairan semen yang bersifat basa dapat sementara waktu mengubah pH vagina, sehingga memungkinkan pertumbuhan bakteri anaerobik yang menyebabkan bau amis.
Kebersihan yang Kurang Tepat: Penggunaan sabun kewanitaan yang terlalu keras, irigasi vagina (douching), atau membersihkan area intim dari belakang ke depan setelah buang air besar dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami.
Infeksi Menular Seksual (IMS): Beberapa IMS, meskipun tidak selalu menimbulkan bau amis, bisa saja bergejala demikian. Namun, VB lebih sering menjadi penyebab utama bau amis.
Perubahan Hormonal: Fluktuasi hormon, misalnya saat kehamilan, menstruasi, atau menopause, terkadang dapat mempengaruhi kondisi vagina dan memicu perubahan keputihan.
Penting untuk diingat bahwa bau amis yang muncul setelah berhubungan seksual tidak selalu berarti ada masalah serius. Namun, jika bau tersebut disertai dengan gejala lain, seperti:
Perubahan warna keputihan (menjadi abu-abu atau kehijauan)
Gatal pada area vagina
Iritasi atau rasa terbakar
Nyeri saat buang air kecil
maka sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan.
Kapan Harus Khawatir?
Meskipun keputihan berbau amis setelah berhubungan bisa jadi normal akibat perubahan pH sementara, Anda perlu lebih waspada jika:
Bau tidak hilang dalam satu atau dua hari dan terus mengganggu.
Disertai gejala infeksi lain seperti yang disebutkan di atas.
Memiliki riwayat IMS atau berisiko tinggi terkena IMS.
Dokter akan melakukan pemeriksaan, termasuk pemeriksaan fisik dan mungkin pengambilan sampel cairan vagina untuk dianalisis di laboratorium. Hasil pemeriksaan ini akan membantu menentukan penyebab pasti dari keputihan tersebut dan memberikan penanganan yang paling efektif.
Penanganan dan Pencegahan
Penanganan keputihan berbau amis umumnya tergantung pada penyebabnya:
Untuk Vaginosis Bakterialis (VB): Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik dalam bentuk obat minum atau obat oles vagina. Penting untuk menghabiskan seluruh resep obat sesuai anjuran dokter meskipun gejala sudah membaik.
Untuk Infeksi Menular Seksual (IMS): Pengobatan akan disesuaikan dengan jenis IMS yang terdeteksi, seringkali melibatkan antibiotik atau antivirus. Pasangan seksual juga perlu diperiksa dan diobati untuk mencegah penularan kembali.
Beberapa langkah pencegahan dapat membantu menjaga kesehatan vagina dan mengurangi risiko keputihan tidak normal:
Jaga Kebersihan Area Intim: Bersihkan area intim dengan air bersih saja atau gunakan sabun dengan pH seimbang (mild soap) tanpa pewangi. Hindari membersihkan area vagina dari dalam (douching).
Gunakan Pakaian Dalam yang Tepat: Pilih pakaian dalam berbahan katun yang menyerap keringat dan hindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat atau terbuat dari bahan sintetis yang dapat memerangkap kelembapan.
Perhatikan Kebiasaan Sehabis Buang Air: Selalu bersihkan area dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus berpindah ke vagina.
Batasi Penggunaan Produk Kewanitaan Berpewangi: Hindari pembalut, pantyliner, atau tisu basah yang mengandung pewangi atau bahan kimia keras.
Hindari Douching: Vagina memiliki mekanisme pembersihan alami. Douching dapat merusak keseimbangan bakteri baik dan meningkatkan risiko infeksi.
Mengalami keputihan berbau amis setelah berhubungan memang bisa membuat tidak nyaman dan menimbulkan kekhawatiran. Namun, dengan pemahaman yang tepat mengenai penyebabnya dan kesigapan untuk berkonsultasi dengan dokter jika gejala menetap atau memburuk, Anda dapat menemukan solusi yang tepat dan menjaga kesehatan organ intim Anda.