Keputihan atau Air Ketuban? Kenali Perbedaannya

Bagi banyak wanita, terutama yang sedang hamil, munculnya cairan dari vagina bisa menimbulkan kekhawatiran. Dua kondisi yang seringkali membingungkan adalah keputihan dan pecahnya ketuban. Meskipun keduanya menghasilkan cairan, keputihan memiliki fungsi fisiologis normal, sementara pecahnya ketuban adalah tanda persalinan yang membutuhkan perhatian medis segera. Memahami perbedaan keduanya sangatlah penting untuk kesehatan dan keselamatan ibu serta bayi.

Memahami Keputihan

Keputihan, atau flour albus, adalah cairan alami yang diproduksi oleh kelenjar di vagina dan leher rahim. Fungsinya adalah untuk membersihkan, melumasi, dan melindungi area vagina dari infeksi. Keputihan bisa bervariasi dalam jumlah, warna, dan kekentalannya sepanjang siklus menstruasi seorang wanita.

Karakteristik Keputihan Normal:

Perubahan hormon selama kehamilan seringkali menyebabkan keputihan menjadi lebih banyak. Ini adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan selama tidak disertai gejala lain yang mengkhawatirkan.

Namun, keputihan bisa menjadi tanda infeksi jika disertai dengan:

Jika Anda mengalami keputihan dengan gejala-gejala ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Mengenali Pecahnya Ketuban

Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim selama kehamilan. Cairan ini berfungsi melindungi janin dari benturan, menjaga suhu rahim, mencegah tali pusat terjepit, dan membantu perkembangan paru-paru janin. Pecahnya ketuban, atau yang biasa disebut ketuban pecah dini (KPD) jika terjadi sebelum persalinan dimulai, adalah robeknya kantung ketuban yang memungkinkan air ketuban keluar.

Tanda-tanda Pecahnya Ketuban:

Penting untuk membedakan air ketuban dengan urin. Urin umumnya berbau amonia dan Anda biasanya dapat merasakan keinginan untuk buang air kecil sebelum mengeluarkannya. Air ketuban umumnya tidak berbau dan keluarnya tidak dapat dikontrol.

Perbedaan Kunci Antara Keputihan dan Air Ketuban

Tabel di bawah ini merangkum perbedaan utama untuk memudahkan Anda membedakannya:

Aspek Keputihan Normal Air Ketuban
Waktu Muncul Sepanjang siklus menstruasi, bisa meningkat saat hamil. Terutama saat mendekati atau dalam persalinan.
Jumlah Bervariasi, dari sedikit hingga cukup banyak. Bisa sedikit rembesan hingga aliran yang signifikan.
Warna Bening, putih susu, kekuningan. Bening atau sedikit keruh.
Bau Tidak berbau atau samar. Umumnya tidak berbau menyengat.
Sensasi Terasa seperti cairan vagina biasa. Seperti "cegukan" atau aliran yang tidak dapat ditahan.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda sedang hamil dan mencurigai adanya pecah ketuban, segera hubungi dokter atau bidan Anda tanpa menunda. Pecahnya ketuban, terutama jika terjadi sebelum usia kehamilan cukup bulan, meningkatkan risiko infeksi pada ibu dan bayi, serta dapat memengaruhi keselamatan janin. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah memang air ketuban yang keluar dan menentukan langkah selanjutnya.

Sementara itu, jika Anda mengalami keputihan yang disertai dengan gejala tidak normal seperti bau menyengat, gatal, perih, atau perubahan warna yang drastis, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. Penanganan dini akan mencegah komplikasi lebih lanjut dan menjaga kesehatan reproduksi Anda.

Informasi dalam artikel ini bersifat edukatif dan tidak menggantikan nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis terpercaya untuk masalah kesehatan Anda.

🏠 Homepage