Kehamilan adalah periode yang penuh dengan berbagai perubahan pada tubuh ibu. Salah satu hal yang sering menimbulkan kekhawatiran adalah keluarnya cairan dari vagina. Terkadang, ibu hamil bingung membedakan antara keputihan normal yang memang umum terjadi, dengan rembesan air ketuban yang bisa menjadi tanda awal persalinan atau adanya masalah pada kehamilan. Memahami perbedaannya sangat krusial demi menjaga kesehatan ibu dan janin.
Keputihan, atau yang dalam istilah medis disebut fluor albus, adalah cairan yang diproduksi oleh vagina dan leher rahim. Selama kehamilan, produksi keputihan cenderung meningkat. Peningkatan ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang signifikan, terutama peningkatan kadar estrogen. Keputihan yang normal saat kehamilan biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Keputihan normal ini berfungsi untuk menjaga kebersihan vagina, mencegah infeksi, serta menjaga keseimbangan pH di area kewanitaan. Namun, ada kalanya keputihan bisa menjadi tanda adanya infeksi, seperti infeksi jamur (kandidiasis) atau infeksi bakteri. Jika keputihan berubah warna menjadi kekuningan, kehijauan, abu-abu, berbau amis, atau disertai rasa gatal, perih, dan kemerahan di area vagina, maka segera konsultasikan dengan dokter atau bidan. Infeksi yang tidak ditangani dengan baik berpotensi menimbulkan komplikasi pada kehamilan.
Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim. Cairan ini berfungsi sebagai pelindung janin dari benturan, menjaga suhu rahim tetap stabil, serta memungkinkan janin untuk bergerak bebas dan mengembangkan otot serta tulangnya. Selaput ketuban biasanya akan pecah menjelang persalinan, namun pada beberapa kasus, air ketuban bisa merembes keluar sebelum persalinan dimulai.
Membedakan rembesan air ketuban dari keputihan memerlukan perhatian yang lebih cermat. Ciri-ciri rembesan air ketuban antara lain:
Rembesan air ketuban, meskipun belum tentu berarti persalinan sudah dekat, tetap merupakan kondisi yang harus segera dilaporkan kepada tenaga medis. Pecahnya ketuban terlalu dini (Preterm Rupture of Membranes/PROM) sebelum usia kehamilan cukup bulan dapat meningkatkan risiko infeksi pada ibu dan janin, serta komplikasi lainnya yang berkaitan dengan maturitas paru-paru janin jika persalinan harus segera dilakukan.
Situasi yang membutuhkan perhatian medis segera terkait keluarnya cairan dari vagina saat hamil meliputi:
Dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan, termasuk tes sederhana untuk memastikan apakah cairan tersebut adalah air ketuban atau bukan. Jika memang air ketuban, dokter akan mengevaluasi usia kehamilan, kondisi ibu dan janin, serta menentukan langkah penanganan selanjutnya, apakah menunggu persalinan alami, atau mungkin perlu induksi persalinan demi keselamatan.
Artikel ini bersifat informatif dan bukan pengganti nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan kondisi kesehatan Anda dengan dokter atau tenaga medis yang berkualifikasi.