Kencing Terus pada Pria: Mengenali Penyebab dan Mencari Solusi yang Tepat
Merasa ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya, bahkan saat baru saja selesai, tentu bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini, yang sering disebut sebagai sering kencing atau anyang-anyangan, bisa dialami oleh pria dari berbagai usia. Penting untuk tidak mengabaikan gejala ini, karena bisa jadi merupakan sinyal dari tubuh mengenai adanya masalah kesehatan yang perlu segera ditangani. Artikel ini akan membahas tuntas mengenai berbagai kemungkinan penyebab kencing terus pada pria, serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengatasinya.
Penyebab Umum Kencing Terus pada Pria
Ada beragam faktor yang bisa memicu frekuensi buang air kecil yang meningkat pada pria. Memahami akar masalahnya adalah langkah awal yang krusial.
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Meskipun lebih umum pada wanita, pria juga bisa terkena ISK. Bakteri yang masuk ke saluran kemih dapat menyebabkan peradangan, sehingga menimbulkan sensasi ingin buang air kecil terus-menerus, disertai rasa nyeri atau perih saat berkemih, dan terkadang urine yang keruh atau berbau.
2. Pembesaran Prostat Jinak (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH)
Seiring bertambahnya usia, kelenjar prostat pada pria cenderung membesar. Prostat yang membesar dapat menekan uretra (saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh), sehingga mengganggu aliran urine. Gejalanya meliputi sering buang air kecil, terutama di malam hari (nokturia), aliran urine yang lemah atau terputus-putus, rasa tidak tuntas setelah buang air kecil, dan terkadang inkontinensia urine.
3. Diabetes Melitus
Kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh penderita diabetes dapat memengaruhi fungsi ginjal dan meningkatkan produksi urine. Ginjal berusaha mengeluarkan kelebihan gula melalui urine, sehingga menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil. Jika Anda juga merasakan haus berlebih dan lapar yang tak kunjung hilang, kemungkinan ini bisa menjadi penyebabnya.
4. Kandung Kemih Terlalu Aktif (Overactive Bladder/OAB)
OAB adalah kondisi di mana otot kandung kemih berkontraksi secara tiba-tiba dan tidak terkendali, meskipun kandung kemih belum penuh. Hal ini menyebabkan dorongan kuat dan mendadak untuk buang air kecil, bahkan mungkin disertai kebocoran urine (inkontinensia urgensi).
5. Konsumsi Cairan Berlebih atau Jenis Minuman Tertentu
Tentu saja, minum lebih banyak cairan akan menghasilkan urine lebih banyak. Namun, beberapa jenis minuman seperti kafein (dalam kopi, teh, soda) dan alkohol bersifat diuretik, yang berarti dapat merangsang ginjal untuk memproduksi lebih banyak urine dan membuat kandung kemih lebih aktif.
6. Efek Samping Obat-obatan
Beberapa jenis obat, seperti diuretik (untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau edema), obat penenang, atau obat-obatan tertentu untuk penyakit jantung, dapat memiliki efek samping meningkatkan frekuensi buang air kecil.
7. Gangguan Ginjal
Masalah pada ginjal, seperti infeksi ginjal atau penyakit ginjal kronis, dapat memengaruhi kemampuan ginjal untuk menyaring dan memekatkan urine, yang berujung pada peningkatan frekuensi buang air kecil.
8. Kondisi Lainnya
Penyebab lain yang lebih jarang termasuk batu saluran kemih, peradangan pada uretra (uretritis), atau bahkan kondisi neurologis yang memengaruhi sinyal antara otak dan kandung kemih.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Meskipun sering kencing bisa disebabkan oleh hal yang tidak berbahaya, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala berikut:
Perubahan mendadak pada pola buang air kecil.
Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.
Urine berdarah, keruh, atau berbau menyengat.
Demam.
Nyeri di punggung bagian bawah atau samping.
Kesulitan memulai aliran urine atau aliran urine yang lemah.
Pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki.
Dokter akan melakukan anamnesis (wawancara medis), pemeriksaan fisik, dan mungkin beberapa tes seperti tes urine, tes darah, atau USG untuk menentukan penyebab pasti dari keluhan Anda.
Solusi dan Penanganan
Penanganan kencing terus pada pria sangat bergantung pada penyebabnya:
Untuk ISK: Biasanya diobati dengan antibiotik.
Untuk BPH: Pengobatan bisa berupa obat-obatan untuk merelaksasi otot prostat dan uretra, atau obat untuk mengecilkan prostat. Dalam kasus yang parah, pembedahan mungkin diperlukan.
Untuk Diabetes: Pengelolaan gula darah yang baik melalui diet, olahraga, dan obat-obatan sangat penting.
Untuk OAB: Melibatkan latihan kandung kemih, terapi perilaku, obat-obatan, atau stimulasi saraf.
Perubahan Gaya Hidup: Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol, mengatur asupan cairan, dan menghindari minum banyak sebelum tidur dapat membantu.
Jangan biarkan keluhan ini mengganggu kualitas hidup Anda. Segera konsultasikan dengan profesional medis untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Kesehatan saluran kemih Anda adalah prioritas.
Cari Dokter Terdekat