Ilustrasi simbolis yang berkaitan dengan sistem kemih.
Merasa ingin buang air kecil hampir setiap menit bisa menjadi pengalaman yang sangat mengganggu dan bahkan mengkhawatirkan. Kondisi ini, yang sering disebut sebagai frekuensi berkemih yang berlebihan, dapat memengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Mulai dari kesulitan tidur di malam hari, terganggunya aktivitas sehari-hari, hingga perasaan cemas yang konstan.
Meskipun kadang-kadang hanya disebabkan oleh konsumsi cairan yang berlebihan, kencing setiap menit atau terlalu sering bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang mendasar. Penting untuk tidak mengabaikan gejala ini dan segera mencari tahu penyebabnya.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang merasa perlu buang air kecil secara terus-menerus. Beberapa yang paling umum meliputi:
ISK adalah salah satu penyebab paling umum dari keinginan buang air kecil yang mendesak dan sering. Infeksi dapat terjadi di bagian mana pun dari saluran kemih, termasuk ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Gejala lain yang menyertai ISK biasanya termasuk rasa terbakar saat buang air kecil, urine keruh atau berbau menyengat, dan nyeri di perut bagian bawah.
Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol, kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring kelebihan gula. Hal ini mengakibatkan produksi urine yang lebih banyak (poliuria) dan akhirnya meningkatkan frekuensi berkemih. Penderita diabetes juga sering merasakan haus yang berlebihan (polidipsia).
OAB adalah kondisi yang ditandai dengan keinginan buang air kecil yang tiba-tiba dan sulit ditahan, seringkali disertai dengan keinginan buang air kecil yang sering (baik siang maupun malam). Otot kandung kemih berkontraksi secara tidak sengaja, bahkan ketika kandung kemih belum terisi penuh, menyebabkan sensasi ingin buang air kecil yang kuat.
Pada pria, pembesaran kelenjar prostat yang tidak bersifat kanker dapat menekan uretra, saluran yang membawa urine dari kandung kemih keluar tubuh. Tekanan ini dapat menghambat aliran urine, menyebabkan kandung kemih tidak dapat dikosongkan sepenuhnya. Akibatnya, kandung kemih perlu lebih sering diisi ulang, yang memicu keinginan buang air kecil yang sering, terutama di malam hari (nokturia).
Selama kehamilan, rahim yang membesar menekan kandung kemih. Hal ini mengurangi kapasitas kandung kemih untuk menampung urine, sehingga ibu hamil sering merasa perlu buang air kecil lebih sering. Perubahan hormonal selama kehamilan juga dapat berkontribusi.
Mengonsumsi terlalu banyak cairan, terutama minuman yang mengandung kafein atau alkohol, dapat meningkatkan produksi urine dan frekuensi berkemih. Beberapa obat, seperti diuretik (obat untuk menurunkan tekanan darah), juga bekerja dengan cara meningkatkan pengeluaran urine.
Penyakit ginjal tertentu dapat memengaruhi kemampuan ginjal untuk menyaring dan mengonsentrasikan urine, yang terkadang menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih.
Selain keinginan buang air kecil yang sangat sering, perhatikan juga gejala lain yang mungkin menyertai, seperti:
Jika Anda mengalami kondisi kencing setiap menit atau frekuensi berkemih yang terasa tidak normal dan mengganggu, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Terutama jika gejala tersebut disertai dengan salah satu gejala lain yang disebutkan di atas. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin merekomendasikan tes lebih lanjut seperti tes urine, tes darah, atau USG untuk menentukan penyebab pastinya.
Penanganan akan sangat bergantung pada penyebab yang mendasari. Beberapa pilihan penanganan meliputi:
Jangan biarkan frekuensi berkemih yang berlebihan mengganggu kehidupan Anda. Konsultasikan dengan profesional medis untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Cari Bantuan Medis Sekarang