Kalau Air Ketuban Rembes: Kenali Tanda & Tindakannya

Cairan Ketuban

Mengalami tanda-tanda bahwa air ketuban rembes adalah momen penting yang membutuhkan perhatian serius bagi ibu hamil. Air ketuban, cairan jernih yang melindungi bayi di dalam rahim, memainkan peran krusial dalam perkembangannya. Pecahnya selaput ketuban atau rembesan air ketuban menandakan bahwa proses persalinan mungkin akan segera dimulai atau ada kondisi yang perlu segera dievaluasi oleh tenaga medis.

Banyak ibu hamil bertanya-tanya, "bagaimana ciri-ciri air ketuban rembes?" Perlu dipahami bahwa rembesan air ketuban bisa bervariasi pada setiap wanita. Ada yang mengalaminya sebagai aliran cairan yang deras, menyerupai pecahnya ketuban secara utuh. Namun, ada pula yang hanya merasakannya sebagai rembesan yang sedikit-sedikit, seolah-olah sulit dibedakan dengan keputihan atau urin.

Mengenali Tanda Air Ketuban Rembes

Membedakan rembesan air ketuban dengan cairan tubuh lainnya adalah kunci. Berikut adalah beberapa ciri umum yang bisa Anda perhatikan:

Perbedaan dengan Keputihan dan Urin

Keputihan selama kehamilan memang normal dan biasanya berwarna putih susu, agak kental, dan tidak berbau menyengat. Urin, di sisi lain, memiliki bau khas dan biasanya berwarna kuning. Tantangan muncul ketika rembesan air ketuban sangat sedikit sehingga menyerupai keduanya. Jika Anda ragu, lakukan tes sederhana. Cobalah untuk menahan buang air kecil, jika masih ada cairan yang keluar, kemungkinan besar itu adalah air ketuban. Perhatikan juga perubahan warna dan bau yang tidak biasa.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Air Ketuban Rembes?

Begitu Anda curiga air ketuban rembes, tindakan yang paling tepat dan aman adalah segera menghubungi tenaga medis, baik bidan maupun dokter kandungan Anda. Jangan tunda untuk memeriksakan diri, meskipun rembesannya terasa sedikit.

Berikut langkah-langkah yang perlu Anda ambil:

  1. Segera Hubungi Tenaga Medis: Beritahu bidan atau dokter Anda tentang gejala yang Anda alami. Ikuti instruksi mereka.
  2. Catat Waktu dan Karakteristik: Cobalah mengingat kapan rembesan dimulai, seberapa banyak, warnanya, dan baunya. Informasi ini akan sangat membantu dokter dalam melakukan pemeriksaan.
  3. Hindari Memasukkan Apapun ke Dalam Vagina: Jangan menggunakan tampon, melakukan hubungan seksual, atau memasukkan apapun ke dalam vagina karena dapat meningkatkan risiko infeksi.
  4. Gunakan Pembalut: Gunakan pembalut bersih untuk menyerap cairan yang keluar. Hindari pembalut beraroma.
  5. Perhatikan Tanda-tanda Persalinan Lain: Perhatikan jika Anda mengalami kontraksi, kram perut, atau keluarnya lendir bercampur darah.

Risiko dan Pentingnya Penanganan Medis

Pecahnya selaput ketuban, meskipun normal menjelang persalinan, tetap memerlukan pengawasan medis. Jika selaput ketuban pecah terlalu dini atau jika persalinan tidak segera dimulai setelah ketuban pecah, risiko infeksi pada ibu dan bayi meningkat. Infeksi ini dikenal sebagai korioamnionitis. Selain itu, bagi bayi, ketiadaan air ketuban yang cukup dapat membatasi ruang geraknya dan berpotensi mempengaruhi perkembangan paru-paru atau menyebabkan masalah lain.

Oleh karena itu, setiap kali ada keraguan mengenai rembesan cairan dari vagina selama kehamilan, terutama mendekati akhir trimester ketiga, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke profesional medis. Mereka akan melakukan pemeriksaan, seperti pemeriksaan dalam atau tes khusus untuk memastikan apakah cairan tersebut benar air ketuban atau bukan, serta mengevaluasi kondisi Anda dan bayi.

Jika Anda mengalami atau mencurigai air ketuban rembes, jangan tunda! Segera hubungi dokter Anda atau cari fasilitas kesehatan terdekat.

🏠 Homepage