Air ketuban adalah cairan bening yang mengelilingi bayi Anda selama kehamilan. Cairan ini memiliki peran vital dalam melindungi bayi dari benturan, menjaga suhu rahim, mencegah infeksi, dan mendukung perkembangan paru-paru serta sistem pencernaan bayi. Normalnya, kantung ketuban akan pecah secara spontan di akhir kehamilan, yang dikenal sebagai pecah ketuban, dan ini sering menjadi tanda awal persalinan. Namun, terkadang, air ketuban bisa merembes atau keluar sedikit demi sedikit sebelum persalinan dimulai.
Kondisi ini bisa menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi ibu hamil yang baru pertama kali mengalaminya. Penting untuk mengetahui apa yang harus dilakukan jika Anda mendapati adanya cairan yang merembes dari vagina, yang Anda curigai sebagai air ketuban.
Pada kehamilan, perubahan pada cairan vagina adalah hal yang lumrah. Keputihan atau leukorrhea adalah lendir bening atau keputihan yang kental dan tidak berbau yang sering dialami ibu hamil. Namun, ada perbedaan kunci antara keputihan biasa dan rembesan air ketuban:
Jika Anda masih ragu, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
Jika Anda yakin atau sangat mencurigai bahwa air ketuban Anda merembes, tindakan tercepat dan terpenting adalah menghubungi dokter kandungan atau bidan Anda segera. Jangan menunda!
Berikut adalah langkah-langkah yang umumnya disarankan:
Ini adalah langkah paling krusial. Jelaskan gejala yang Anda alami secara rinci, termasuk perkiraan kapan rembesan mulai terjadi, jumlahnya, warna, dan apakah ada bau. Dokter atau bidan akan memberikan instruksi lebih lanjut, yang mungkin termasuk untuk segera datang ke rumah sakit atau klinik.
Jika Anda menyadari pecah ketuban (rembesan yang lebih signifikan atau aliran air yang jelas), catat waktu pastinya. Waktu pecah ketuban adalah informasi penting bagi dokter untuk menentukan langkah selanjutnya, terutama terkait dengan risiko infeksi.
Setelah air ketuban pecah atau merembes, area vagina menjadi lebih rentan terhadap infeksi karena selaput pelindung bayi sudah tidak utuh. Hindari memasukkan apa pun ke dalam vagina, termasuk tampon, obat-obatan vagina, atau melakukan hubungan seksual. Cukup bersihkan area luar dengan air bersih jika perlu, dan gunakan pembalut jika jumlahnya banyak.
Jika dokter menyarankan Anda untuk menunggu atau memantau di rumah, hindari aktivitas fisik yang berat. Beristirahatlah yang cukup.
Waspadai tanda-tanda infeksi seperti demam, nyeri perut bagian bawah, atau cairan vagina yang berbau busuk. Segera laporkan jika Anda mengalami gejala-gejala ini.
Rembesan air ketuban, terutama jika terjadi sebelum usia kehamilan cukup bulan (di bawah 37 minggu), bisa menandakan beberapa kondisi:
Oleh karena itu, setiap kali Anda mencurigai adanya rembesan air ketuban, respons yang cepat dan tepat dari tenaga medis sangatlah penting untuk memastikan kesehatan optimal bagi ibu dan bayi.
Merasakan adanya rembesan air ketuban bisa menjadi momen yang menegangkan, namun dengan pengetahuan yang tepat dan respons yang cepat, kekhawatiran ini dapat dikelola dengan baik. Mengidentifikasi perbedaan antara rembesan air ketuban dan cairan vagina lainnya, serta segera menghubungi dokter kandungan atau bidan adalah kunci utama. Percayakan pada profesional medis untuk panduan dan perawatan terbaik selama masa kehamilan Anda.