Pertanyaan mengenai apakah air liur bersifat asam atau basa adalah hal yang sering muncul, terutama terkait kesehatan gigi dan mulut. Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak, karena pH air liur dapat bervariasi. Namun, secara umum, air liur manusia cenderung memiliki sifat yang mendekati netral, dengan kisaran pH normal yang ideal.
pH adalah skala ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan. Skala ini berkisar dari 0 hingga 14. Nilai 7 dianggap netral. Nilai di bawah 7 menunjukkan sifat asam, sementara nilai di atas 7 menunjukkan sifat basa. Dalam konteks mulut, pH air liur memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan biologis.
Kisaran pH air liur normal bagi orang dewasa yang sehat biasanya berada antara 6.2 hingga 7.6. Mayoritas orang memiliki pH air liur dalam rentang ini. Air liur yang sehat memiliki kemampuan untuk menetralkan asam yang diproduksi oleh bakteri dalam mulut setelah kita mengonsumsi makanan atau minuman.
Air liur dapat menjadi lebih asam (pH turun di bawah 6.2) karena berbagai faktor. Salah satu penyebab paling umum adalah konsumsi makanan dan minuman manis atau asam. Ketika kita makan atau minum, bakteri di mulut kita memfermentasi gula menjadi asam. Asam ini kemudian menurunkan pH air liur.
Selain itu, pola makan yang kaya karbohidrat olahan, minuman bersoda, jus buah, dan camilan manis dapat secara signifikan meningkatkan keasaman mulut. Kebiasaan merokok juga diketahui dapat mempengaruhi pH air liur menjadi lebih asam. Kondisi medis tertentu seperti penyakit refluks gastroesofageal (GERD) juga dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan dan mempengaruhi pH mulut. Beberapa jenis obat-obatan juga dapat memiliki efek samping yang mengubah keseimbangan pH air liur.
Meskipun lebih jarang terjadi, air liur bisa menjadi sedikit basa (pH naik di atas 7.6). Hal ini bisa dipicu oleh konsumsi makanan atau minuman yang bersifat basa, seperti beberapa sayuran hijau atau produk susu. Selain itu, beberapa suplemen atau obat-obatan tertentu juga bisa mempengaruhi pH air liur menjadi lebih basa. Dehidrasi kronis juga dapat menyebabkan peningkatan pH air liur.
Lingkungan mulut yang terlalu asam dalam jangka waktu lama sangat berbahaya bagi kesehatan gigi. Asam dapat melarutkan mineral dari enamel gigi, sebuah proses yang dikenal sebagai demineralisasi. Jika demineralisasi ini terjadi lebih cepat daripada proses remineralisasi (pengembalian mineral ke enamel, yang dibantu oleh air liur yang sehat), maka gigi akan mulai kehilangan kekuatannya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gigi berlubang (karies). Gejala awal dari gigi berlubang seringkali tidak terasa, namun seiring waktu dapat menyebabkan nyeri, sensitivitas, dan masalah gigi yang lebih serius.
Sebaliknya, air liur yang terlalu basa juga dapat menyebabkan masalah. Tingkat kebasaan yang ekstrem bisa memicu penumpukan karang gigi (kalkulus), yaitu plak yang mengeras akibat mineral dalam air liur. Karang gigi dapat menyebabkan iritasi gusi, penyakit gusi (gingivitis dan periodontitis), serta masalah napas tak sedap.
Menjaga keseimbangan pH air liur adalah kunci untuk kesehatan mulut yang optimal. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
Memahami pH air liur Anda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai pH air liur Anda atau kesehatan mulut Anda secara umum, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter gigi Anda.