Pahami Jenis-jenis Air Ketuban: Peran Pentingnya untuk Perkembangan Janin

Amnion

Air ketuban, cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim selama kehamilan, memegang peran krusial dalam memastikan perkembangan yang sehat dan optimal. Cairan ini bukan sekadar pelumas, melainkan memiliki berbagai fungsi vital yang melindungi dan menunjang pertumbuhan bayi. Memahami berbagai jenis dan fungsi air ketuban dapat membantu calon ibu lebih sadar akan kesehatan kehamilannya.

Apa Itu Air Ketuban?

Air ketuban adalah cairan bening atau sedikit kekuningan yang diproduksi oleh selaput amnion. Cairan ini mengisi kantung ketuban, yang membungkus janin. Jumlah air ketuban terus meningkat sepanjang kehamilan, mencapai puncaknya di akhir trimester ketiga. Komposisi air ketuban juga berubah seiring usia kehamilan, dimulai dari air dan elektrolit, kemudian bertambah protein, karbohidrat, lipid, urea, dan lanugo (rambut halus janin).

Fungsi Utama Air Ketuban

Air ketuban memiliki berbagai fungsi penting, antara lain:

Jenis-jenis Air Ketuban

Meskipun umumnya memiliki tampilan yang mirip, ada beberapa kondisi yang dapat memengaruhi karakteristik air ketuban, yang secara tidak langsung dapat dikategorikan berdasarkan apa yang dikandungnya atau bagaimana kondisinya.

1. Air Ketuban Normal (Amniotic Fluid Index/AFI Normal)

Air ketuban normal biasanya berwarna bening hingga sedikit keruh karena mengandung lanugo dan vernix caseosa (lapisan keju seperti yang melindungi kulit bayi). Volume air ketuban yang normal juga sangat penting. Dokter akan mengukurnya menggunakan Amniotic Fluid Index (AFI) melalui USG. Nilai AFI normal biasanya berkisar antara 5 hingga 25 cm. Kondisi ini menunjukkan kehamilan berjalan baik.

2. Air Ketuban Berwarna Hijau atau Kecoklatan (Meconium-stained Amniotic Fluid)

Ketika janin mengalami stres atau masalah, seperti kekurangan oksigen, ia bisa mengeluarkan mekonium, yaitu feses pertama janin yang berwarna hijau tua atau kecoklatan. Jika mekonium ini tercampur dengan air ketuban, maka air ketuban akan tampak berwarna hijau atau kecoklatan. Kondisi ini memerlukan perhatian medis karena bisa menandakan janin dalam bahaya dan berisiko mengalami sindrom aspirasi mekonium saat lahir, di mana janin menghirup mekonium tersebut.

3. Air Ketuban Berwarna Kuning (Bilirubin-stained Amniotic Fluid)

Warna kuning pada air ketuban bisa disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin. Bilirubin adalah zat yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah. Peningkatan kadar bilirubin dalam air ketuban bisa menjadi indikasi bahwa janin mengalami masalah hemolitik, seperti ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan janin (misalnya rhesus negatif pada ibu dan positif pada bayi), atau masalah lain yang menyebabkan sel darah merah janin pecah. Kondisi ini juga memerlukan pemantauan ketat.

4. Polyhydramnios (Kelebihan Air Ketuban)

Polyhydramnios terjadi ketika jumlah air ketuban jauh melebihi normal (biasanya AFI di atas 25 cm). Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kelainan pada janin (seperti masalah menelan, kelainan saluran cerna, atau kelainan neurologis), diabetes gestasional pada ibu, atau infeksi. Kelebihan air ketuban dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, solusio plasenta, atau komplikasi lainnya.

5. Oligohydramnios (Kekurangan Air Ketuban)

Sebaliknya, oligohydramnios terjadi ketika jumlah air ketuban di bawah normal (biasanya AFI di bawah 5 cm). Penyebabnya bisa karena kebocoran ketuban, kelainan pada ginjal atau saluran kemih janin (karena janin tidak cukup memproduksi urin), plasenta yang tidak berfungsi baik, atau kehamilan yang melewati waktu persalinan (post-term pregnancy). Kekurangan air ketuban dapat membatasi ruang gerak janin, meningkatkan risiko kompresi tali pusat, dan menghambat perkembangan paru-paru.

Pentingnya Memantau Air Ketuban

Calon ibu disarankan untuk secara rutin memeriksakan kehamilan ke dokter atau bidan. Melalui pemeriksaan USG, dokter dapat memantau jumlah dan kondisi air ketuban. Perubahan warna atau volume air ketuban yang signifikan harus segera dilaporkan kepada tenaga medis. Dengan pemantauan yang tepat, berbagai masalah terkait air ketuban dapat dideteksi dini dan ditangani untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.

🏠 Homepage