Air bersih adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia dan menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan masyarakat. Di Kota Bandung, PDAM Tirtawening memiliki peran vital dalam memastikan pasokan air bersih yang terjamin kualitasnya hingga ke tangan pelanggan. Salah satu lini terdepan dalam menjaga mutu air ini adalah melalui pengelolaan Instalasi Pengolahan Air (IPAL) yang dimiliki. IPAL PDAM Tirtawening bukan sekadar bangunan tempat air diolah, melainkan sebuah sistem kompleks yang dirancang untuk menghilangkan berbagai kontaminan dan menjadikan air baku yang berasal dari sumbernya aman untuk dikonsumsi.
Proses pengolahan air di IPAL PDAM Tirtawening melibatkan serangkaian tahapan yang dirancang secara ilmiah dan terstruktur. Setiap tahap memiliki fungsi spesifik untuk mengatasi berbagai jenis pencemaran yang mungkin ada dalam air baku. Tahapan awal biasanya dimulai dengan Pra-Pengolahan. Pada tahap ini, air baku yang berasal dari sumber seperti sungai atau mata air akan disaring terlebih dahulu menggunakan saringan kasar untuk membuang material besar seperti daun, ranting, sampah plastik, dan material padat lainnya yang dapat menyumbat peralatan di tahap selanjutnya. Hal ini sangat penting untuk melindungi mesin dan menjaga kelancaran proses pengolahan.
Setelah melewati penyaringan awal, air akan masuk ke tahap Koagulasi dan Flokulasi. Koagulasi adalah proses penambahan bahan kimia koagulan, seperti tawas (aluminium sulfat) atau ferri klorida, yang memiliki muatan berlawanan dengan partikel-partikel tersuspensi dalam air. Bahan kimia ini akan menetralkan muatan partikel sehingga mereka mulai saling menarik. Selanjutnya, melalui proses flokulasi, partikel-partikel yang telah dinetralkan ini akan bergerak perlahan dalam tangki pencampur, menyebabkan mereka bergabung membentuk gumpalan yang lebih besar dan berat, yang disebut flok. Proses ini sangat krusial untuk memisahkan kekeruhan dan zat-zat organik yang terlarut.
Gumpalan flok yang terbentuk kemudian akan dipisahkan dari air melalui tahap Sedimentasi. Air yang telah mengalami koagulasi dan flokulasi dialirkan ke dalam bak pengendap. Di dalam bak ini, flok-flok yang lebih berat akan mengendap ke dasar tangki secara gravitasi, meninggalkan air yang relatif lebih jernih di bagian atasnya. Lumpur yang mengendap di dasar tangki kemudian akan diangkat dan dikelola lebih lanjut sebagai limbah. Air yang telah melewati tahap sedimentasi ini akan menjadi lebih jernih, meskipun masih mungkin mengandung partikel-partikel halus dan mikroorganisme.
Tahap selanjutnya yang tidak kalah penting adalah Filtrasi. Air yang telah dijernihkan dari proses sedimentasi dialirkan melalui lapisan media filter, yang umumnya terdiri dari pasir, kerikil, dan kadang-kadang antrasit. Media filter ini bertindak sebagai saringan yang sangat halus, menangkap partikel-partikel tersuspensi yang masih tersisa, termasuk sisa flok halus dan beberapa jenis mikroorganisme. Tingkat kejernihan air setelah melalui tahap filtrasi ini sudah meningkat secara signifikan.
Meskipun telah melalui berbagai tahap penyaringan, air masih belum sepenuhnya bebas dari bakteri, virus, dan patogen berbahaya lainnya. Oleh karena itu, tahap Disinfeksi menjadi sangat esensial. Di IPAL Tirtawening, disinfeksi umumnya dilakukan dengan menggunakan klorinasi, yaitu penambahan gas klorin atau senyawa klorin lainnya. Klorin bekerja dengan membunuh mikroorganisme patogen yang tersisa, sehingga air menjadi aman untuk dikonsumsi. Dosis klorin yang digunakan dikontrol secara ketat untuk memastikan efektivitas pembunuhan mikroba tanpa menimbulkan rasa atau bau yang mengganggu bagi pelanggan. Selain klorinasi, metode disinfeksi lain seperti penggunaan ozon atau sinar ultraviolet (UV) juga bisa menjadi alternatif atau pelengkap, tergantung pada karakteristik air baku dan standar yang ditetapkan.
Setelah melalui seluruh tahapan pengolahan, air bersih kemudian akan dialirkan ke tandon penyimpanan dan selanjutnya didistribusikan kepada masyarakat melalui jaringan perpipaan PDAM Tirtawening. Selama proses distribusi, PDAM juga terus melakukan pemantauan kualitas air secara berkala untuk memastikan bahwa air tetap terjaga mutunya hingga mencapai keran-keran rumah tangga.
IPAL PDAM Tirtawening memiliki peran yang sangat strategis dalam penyediaan layanan publik. Kinerja IPAL yang optimal secara langsung berkontribusi pada kesehatan masyarakat Kota Bandung. Dengan memproses air baku menjadi air minum yang memenuhi standar baku mutu, PDAM Tirtawening tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar warga, tetapi juga berperan dalam pencegahan penyakit yang ditularkan melalui air. Investasi pada teknologi IPAL yang modern dan sumber daya manusia yang kompeten adalah kunci agar proses pengolahan air dapat berjalan efisien dan efektif.
Keberadaan IPAL yang memadai juga mencerminkan komitmen PDAM Tirtawening terhadap keberlanjutan lingkungan. Pengelolaan limbah dari proses pengolahan, seperti lumpur hasil sedimentasi, juga menjadi perhatian. Limbah ini dikelola sesuai dengan peraturan lingkungan yang berlaku untuk meminimalkan dampaknya terhadap ekosistem sekitar.
Secara keseluruhan, IPAL PDAM Tirtawening adalah garda terdepan yang memastikan kualitas air minum di Kota Bandung. Proses pengolahan yang berlapis, mulai dari penyaringan awal hingga disinfeksi akhir, adalah bukti dedikasi dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Kualitas air bersih yang terjamin dari IPAL ini menjadi fondasi penting bagi kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh warga Bandung.