Memasuki trimester ketiga kehamilan, yaitu usia kehamilan 7 bulan, seringkali membawa berbagai perubahan dan kekhawatiran baru bagi para calon ibu. Salah satu hal yang bisa membuat cemas adalah ketika mengalami rembesan cairan dari vagina. Kondisi ini, terutama jika terkait dengan ketuban yang merembes, memerlukan perhatian khusus karena bisa menjadi tanda awal persalinan atau komplikasi lain yang perlu segera ditangani oleh tenaga medis.
Ketuban, atau kantung ketuban, adalah selaput yang membungkus janin dan berisi cairan ketuban. Cairan ini memiliki peran penting dalam melindungi janin dari benturan, menjaga suhu rahim, memungkinkan janin bergerak bebas untuk perkembangan otot dan tulangnya, serta mencegah tali pusat terjepit. Ketuban yang pecah biasanya ditandai dengan keluarnya cairan dalam jumlah banyak secara tiba-tiba. Namun, ada kalanya ketuban tidak pecah total, melainkan pecah sebagian atau robek kecil, sehingga menyebabkan cairan ketuban merembes secara perlahan.
Membedakan antara cairan ketuban yang merembes dengan keputihan normal atau urin yang bocor terkadang bisa membingungkan. Namun, ada beberapa ciri khas yang bisa Anda perhatikan:
Keputihan: Keputihan normal saat hamil biasanya lebih kental, berwarna putih susu, dan berbau khas tapi tidak menyengat. Jumlahnya pun umumnya lebih sedikit dibandingkan rembesan ketuban. Jika keputihan berubah warna menjadi kekuningan, kehijauan, bergumpal, atau berbau tidak sedap, ini bisa menandakan infeksi dan perlu diperiksakan.
Kebocoran Urin (Stress Incontinence): Saat hamil, tekanan pada kandung kemih meningkat, yang bisa menyebabkan urin bocor saat batuk, bersin, atau tertawa. Urin biasanya berbau amonia dan berwarna kekuningan.
Jika Anda curiga mengalami ketuban merembes, langkah terpenting dan paling aman adalah segera menghubungi dokter kandungan atau bidan Anda. Jangan tunda untuk mencari pertolongan medis, karena:
Saat menghubungi dokter, siapkan informasi mengenai:
Dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah cairan tersebut benar-benar air ketuban, serta mengevaluasi kondisi ibu dan janin. Pemeriksaan seperti tes spesifik untuk cairan ketuban, USG, atau pemantauan detak jantung janin mungkin akan dilakukan.
Meskipun rembesan ketuban tidak selalu bisa dicegah, menjaga kesehatan kehamilan secara umum sangat penting. Pastikan Anda mendapatkan nutrisi yang cukup, cukup istirahat, dan hindari aktivitas fisik yang terlalu berat. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai jadwal juga membantu mendeteksi potensi masalah sejak dini.
Mengetahui tanda-tanda ketuban merembes dan segera mengambil tindakan yang tepat adalah kunci untuk menjaga keselamatan Anda dan buah hati. Jangan ragu untuk berkomunikasi dengan tenaga medis mengenai setiap kekhawatiran yang Anda rasakan selama masa kehamilan.