Cara Mengetahui Ketuban Rembes atau Tidak

Mengetahui apakah ketuban sudah pecah atau hanya rembes adalah salah satu kekhawatiran utama bagi ibu hamil, terutama saat mendekati persalinan. Ketuban yang pecah atau rembes merupakan tanda bahwa kantung ketuban yang melindungi bayi telah robek. Cairan ketuban memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan dan keselamatan bayi di dalam rahim. Oleh karena itu, penting untuk bisa mengenali gejalanya secara akurat.

Apa Itu Ketuban?

Kantung ketuban adalah lapisan berisi cairan yang mengelilingi bayi selama kehamilan. Cairan ini, yang disebut air ketuban, berfungsi untuk:

Air ketuban biasanya bening hingga keputihan, dan memiliki bau yang khas namun tidak menyengat. Pecah ketuban bisa terjadi secara tiba-tiba dengan aliran deras, atau bisa juga hanya berupa rembesan kecil.

Tanda-tanda Ketuban Rembes atau Pecah

Membedakan antara keputihan normal, urine, dan air ketuban bisa jadi membingungkan. Berikut adalah beberapa cara untuk mengenali apakah cairan yang keluar adalah ketuban yang rembes:

1. Perhatikan Warna dan Bau Cairan

Air ketuban yang normal biasanya berwarna bening atau sedikit keputihan. Jika terlihat keruh atau berwarna kehijauan/kecoklatan, ini bisa menandakan bahwa bayi telah buang air besar di dalam rahim (mekonium). Bau air ketuban biasanya tidak menyengat, terkadang sedikit amis atau seperti pemutih. Jika cairan berbau urine, kemungkinan besar itu adalah urine. Keputihan yang normal biasanya lebih kental dan berbau khas.

2. Rasakan Konsistensinya

Air ketuban cenderung lebih encer dan berair dibandingkan keputihan. Keputihan biasanya lebih kental dan lengket.

3. Perhatikan Aliran Cairan

Pecah ketuban total biasanya ditandai dengan keluarnya cairan yang banyak dan deras, seperti pipis yang tidak bisa ditahan. Namun, ada juga kasus di mana ketuban hanya rembes atau merembes perlahan. Jika Anda merasakan ada tetesan atau aliran cairan yang terus menerus, meskipun sedikit, ini bisa jadi tanda ketuban rembes.

4. Posisi Tubuh dan Aktivitas

Salah satu cara paling umum untuk menguji kecurigaan ketuban pecah atau rembes adalah dengan mengubah posisi tubuh. Jika Anda berbaring lalu berdiri atau batuk, dan kemudian keluar cairan yang lebih banyak dari biasanya, kemungkinan besar itu adalah air ketuban. Urine cenderung keluar saat Anda batuk atau bersin (inkontinensia stres), namun air ketuban akan terus keluar terlepas dari posisi atau aktivitas Anda.

5. Gunakan Tisu atau Pembalut

Anda bisa menggunakan tisu toilet atau pembalut wanita (bukan tampon) untuk menyerap cairan yang keluar. Setelah beberapa saat, perhatikan ciri-ciri cairan tersebut:

Jika cairan tersebut memiliki ciri-ciri air ketuban, segera hubungi tenaga medis.

6. Uji pH (Dilakukan oleh Tenaga Medis)

Di fasilitas kesehatan, ada tes sederhana untuk mengetahui apakah cairan tersebut adalah air ketuban. Cairan ketuban bersifat basa (pH 7-7.5), sementara urine bersifat asam (pH sekitar 6). Tes menggunakan kertas lakmus khusus dapat membantu memastikan.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Jika Anda mencurigai ketuban Anda rembes atau pecah, sangat penting untuk segera menghubungi dokter atau bidan, terlepas dari usia kehamilan Anda. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda harus segera mencari pertolongan medis:

Menunggu terlalu lama setelah ketuban pecah dapat meningkatkan risiko infeksi bagi ibu dan bayi. Tenaga medis akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi Anda dan bayi, serta memberikan saran terbaik mengenai langkah selanjutnya, termasuk kapan waktu yang tepat untuk persalinan.

Jangan ragu untuk menghubungi dokter atau bidan jika Anda memiliki keraguan sekecil apapun. Kesehatan Anda dan bayi adalah prioritas utama.

🏠 Homepage