Cara Mengetahui Air Ketuban Keruh
Air ketuban adalah cairan vital yang melindungi dan menunjang tumbuh kembang janin selama masa kehamilan. Cairan ini berperan penting dalam menjaga suhu janin, melindunginya dari benturan, serta memungkinkannya bergerak bebas yang esensial untuk perkembangan otot dan tulangnya. Selain itu, air ketuban juga membantu mencegah tali pusat terjepit dan menjaga janin tetap terhidrasi. Warna dan kejernihan air ketuban umumnya bening hingga sedikit keputihan atau kekuningan. Namun, perubahan pada warna dan kejernihan air ketuban bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan pada ibu atau janin, salah satunya adalah air ketuban yang keruh.
Mengapa Air Ketuban Bisa Menjadi Keruh?
Air ketuban yang keruh atau tidak normal seringkali merupakan tanda adanya mekonium dalam air ketuban. Mekonium adalah tinja pertama bayi yang biasanya dikeluarkan setelah lahir. Namun, dalam beberapa kasus, janin bisa mengeluarkan mekonium saat masih berada di dalam rahim, terutama jika mengalami stres atau kesulitan selama kehamilan. Kekeruhan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Stres Janin: Janin yang mengalami kekurangan oksigen, infeksi, atau masalah lain yang menyebabkan stres dapat mengeluarkan mekonium.
- Kehamilan Lewat Waktu: Pada kehamilan yang melebihi usia kehamilan normal (aterm/postdate), risiko janin mengeluarkan mekonium meningkat.
- Masalah Tali Pusat: Terjepitnya tali pusat dapat membatasi suplai oksigen ke janin, memicu pengeluaran mekonium.
- Infeksi: Infeksi pada rahim atau janin juga bisa menjadi penyebab.
- Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT): Janin yang pertumbuhannya terhambat mungkin lebih rentan mengalami stres.
Tanda-Tanda Air Ketuban Keruh
Mengetahui secara pasti apakah air ketuban keruh atau tidak seringkali memerlukan pemeriksaan medis. Namun, ada beberapa tanda yang bisa diperhatikan oleh ibu hamil, terutama menjelang akhir kehamilan ketika pecah ketuban bisa terjadi:
-
Perubahan Warna dan Konsistensi Cairan: Tanda paling jelas adalah ketika cairan ketuban yang keluar memiliki warna yang tidak seperti biasanya. Air ketuban normal biasanya bening atau sedikit keruh seperti air cucian beras. Jika cairan yang keluar berwarna hijau, cokelat, kehitaman, atau sangat kental seperti lendir dengan warna yang tidak biasa, ini bisa menjadi indikasi adanya mekonium atau zat lain yang membuat air ketuban menjadi keruh.
-
Bau yang Berbeda: Meskipun tidak selalu menjadi patokan, terkadang air ketuban yang keruh dapat memiliki bau yang sedikit berbeda dari bau normalnya. Namun, penting untuk diingat bahwa bau tidak selalu menjadi indikator yang akurat.
-
Gerakan Janin yang Berkurang: Jika ibu merasakan gerakan janin yang berkurang drastis, ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada janin, yang salah satunya bisa berhubungan dengan kondisi air ketuban.
Bagaimana Cara Mengetahuinya Secara Medis?
Untuk memastikan kondisi air ketuban, terutama jika ada kekhawatiran, dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan. Cara mengetahui air ketuban keruh secara medis meliputi:
- Pemeriksaan Visual Saat Pecah Ketuban: Ketika ketuban pecah, baik secara spontan maupun saat induksi persalinan, tenaga medis akan mengamati warna dan konsistensi cairan yang keluar.
- Tes Amniotic Fluid Index (AFI) dan Umbilical Artery Doppler: Melalui USG, dokter dapat menilai jumlah air ketuban dan aliran darah ke janin. Kekeruhan pada air ketuban yang signifikan terkadang dapat terlihat pada gambaran USG, meskipun tidak selalu jelas.
- Amniosentesis (Jarang Dilakukan untuk Diagnosis Kekeruhan): Prosedur ini biasanya dilakukan untuk tujuan lain, namun sampel cairan ketuban yang diambil bisa dianalisis untuk berbagai kondisi, termasuk melihat adanya mekonium.
- Pemantauan Detak Jantung Janin: Jika ada kecurigaan masalah pada janin yang menyebabkan pengeluaran mekonium, pemantauan detak jantung janin akan dilakukan secara ketat.
Risiko Air Ketuban Keruh dan Mekonium
Kehadiran mekonium dalam air ketuban, terutama jika kental, dapat meningkatkan risiko komplikasi bagi bayi. Komplikasi yang paling dikhawatirkan adalah Sindrom Aspirasi Mekonium (SAM). SAM terjadi ketika bayi menghirup mekonium ke dalam paru-parunya saat masih di dalam kandungan atau saat proses persalinan. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang serius pada bayi. Gejala SAM pada bayi baru lahir bisa meliputi:
- Kesulitan bernapas, napas cepat, atau mendengkur.
- Kulit tampak kebiruan karena kekurangan oksigen.
- Penurunan tonus otot.
- Pergerakan bayi yang minim.
Bayi yang lahir dengan air ketuban yang mengandung mekonium akan membutuhkan pemantauan ketat oleh tim medis setelah lahir. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu melakukan suction pada jalan napas bayi untuk membersihkan mekonium.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Curiga Air Ketuban Keruh?
Jika Anda sedang hamil, terutama di trimester ketiga, dan mencurigai adanya perubahan pada cairan yang keluar dari vagina Anda, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter atau bidan Anda.
-
Tetap Tenang: Panik tidak akan membantu. Cobalah untuk tetap tenang dan segera cari pertolongan medis.
-
Catat Gejala: Perhatikan warna, konsistensi, dan jumlah cairan yang keluar, serta apakah ada bau yang tidak biasa.
-
Segera ke Fasilitas Kesehatan: Jangan menunda untuk pergi ke rumah sakit atau klinik terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Tenaga medis akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan kondisi Anda dan bayi Anda. Pemantauan dan penanganan yang cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius, baik bagi ibu maupun janin. Percayakan pada profesional medis untuk memberikan perawatan terbaik selama masa kehamilan dan persalinan Anda.