Ilustrasi: Gambaran umum USG yang menunjukkan cairan ketuban dan bayi.
Kehamilan adalah momen yang penuh haru dan antisipasi, dan ultrasonografi (USG) menjadi salah satu alat utama yang membantu memantau kesehatan ibu dan bayi. Salah satu aspek penting yang dievaluasi melalui USG adalah jumlah air ketuban. Air ketuban memiliki peran vital dalam perkembangan janin, mulai dari melindungi bayi dari benturan, menjaga suhu tubuhnya, hingga memungkinkan pergerakan bebas yang penting untuk pertumbuhan otot dan tulang. Memahami cara membaca hasil USG air ketuban akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi kehamilan Anda.
Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim. Cairan ini diproduksi oleh selaput amnion dan plasenta, serta sebagian kecil dari urin bayi sendiri. Seiring bertambahnya usia kehamilan, volume air ketuban akan meningkat hingga mencapai puncaknya sekitar minggu ke-34, kemudian mulai sedikit berkurang menjelang persalinan.
Peran air ketuban sangat krusial:
Dalam pemeriksaan USG, ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur jumlah air ketuban, namun yang paling umum adalah:
Metode AFI adalah cara paling populer untuk menilai kuantitas air ketuban. Dokter akan membagi perut ibu menjadi empat kuadran imajiner. Kemudian, menggunakan alat USG, dokter akan mengukur kedalaman kantung cairan ketuban terbesar dalam setiap kuadran. Hasil pengukuran kedalaman (dalam sentimeter) dari keempat kuadran tersebut kemudian dijumlahkan. Total jumlah inilah yang disebut AFI.
Metode SDP mengukur kedalaman kantung cairan terbesar di satu lokasi. Ini adalah pengukuran yang lebih sederhana namun tetap informatif.
Saat dokter menyampaikan hasil USG, Anda mungkin akan mendengar istilah seperti "cukup", "sedikit", atau "banyak". Ini merujuk pada volume air ketuban yang terukur.
Jika hasil USG menunjukkan AFI berada dalam rentang normal (5-25 cm) atau SDP dalam batas normal, ini berarti jumlah air ketuban Anda seimbang dan baik untuk perkembangan janin. Dokter akan tetap memantau seiring berjalannya kehamilan.
Oligohidramnion bisa menjadi perhatian. Penyebabnya bisa beragam, antara lain:
Oligohidramnion dapat meningkatkan risiko kompresi tali pusat, keterlambatan pertumbuhan janin, dan masalah pernapasan setelah lahir.
Polihidramnion juga memerlukan perhatian. Penyebab polihidramnion meliputi:
Polihidramnion dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, solusio plasenta (plasenta lepas sebelum waktunya), dan posisi bayi sungsang.
Jika hasil USG menunjukkan adanya oligohidramnion atau polihidramnion, jangan panik. Dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya dan menentukan penanganan yang paling tepat. Penanganan bisa meliputi:
Memahami cara membaca hasil USG air ketuban membantu Anda menjadi lebih proaktif dalam menjaga kehamilan. Selalu diskusikan setiap hasil pemeriksaan dengan dokter atau bidan Anda. Mereka adalah sumber informasi terbaik untuk memastikan kesehatan Anda dan buah hati.