Air ketuban, cairan jernih yang mengelilingi janin di dalam rahim, memegang peranan krusial dalam perkembangan dan perlindungan bayi selama kehamilan. Jumlah air ketuban yang tepat sangat penting. Ketika jumlahnya terlalu sedikit (oligohidramnion) atau terlalu banyak (polihidramnion), ini bisa menjadi indikasi adanya masalah pada janin atau ibu. Oleh karena itu, para profesional medis rutin memantau volume air ketuban menggunakan teknologi ultrasonografi (USG).
Sebelum membahas cara membacanya di USG, penting untuk memahami fungsi vital air ketuban:
Pengukuran air ketuban melalui USG bukanlah sekadar melihat gambaran umum, melainkan sebuah metode kuantitatif. Metode yang paling umum digunakan adalah:
Setelah pengukuran dilakukan, hasilnya akan dibandingkan dengan nilai normal berdasarkan usia kehamilan. Nilai normal ini bersifat dinamis, artinya berubah seiring bertambahnya usia kehamilan:
Secara umum, volume air ketuban akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan, mencapai puncaknya di sekitar minggu ke-32 hingga ke-34, dan kemudian sedikit menurun menjelang akhir kehamilan. Nilai AFI normal biasanya berkisar antara 5 hingga 25 cm. Angka ini bisa sedikit bervariasi tergantung pada sumber referensi dan metode pengukuran yang digunakan oleh teknisi USG.
Jika hasil AFI kurang dari 5 cm, ini menunjukkan kondisi oligohidramnion. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Oligohidramnion dapat meningkatkan risiko kompresi tali pusat, pertumbuhan janin yang terhambat, dan kesulitan dalam persalinan.
Sebaliknya, jika hasil AFI lebih dari 25 cm, ini menandakan polihidramnion. Penyebabnya bisa meliputi:
Polihidramnion dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, plasenta previa, dan solusio plasenta (solusio plasenta).
Penting untuk diingat bahwa angka-angka hasil USG air ketuban harus selalu diinterpretasikan oleh dokter atau tenaga medis yang berpengalaman. Mereka akan melihat hasil tersebut dalam konteks kondisi kehamilan secara keseluruhan, termasuk usia kehamilan, pertumbuhan janin, kondisi ibu, dan riwayat kesehatan.
Dokter akan memantau perubahan volume air ketuban secara berkala dan menentukan apakah diperlukan tindakan lebih lanjut. Tindakan ini bisa berupa peningkatan frekuensi pemeriksaan USG, pemberian cairan tambahan untuk ibu, atau bahkan intervensi medis jika diperlukan.
Pemantauan air ketuban melalui USG adalah salah satu alat penting untuk memastikan kesehatan janin. Dengan memahami cara membaca air ketuban di USG, baik ibu maupun tenaga medis dapat lebih waspada terhadap potensi masalah. Angka AFI yang berada di luar rentang normal bukanlah diagnosis akhir, melainkan sinyal untuk evaluasi lebih lanjut demi keselamatan ibu dan bayi.