Air ketuban atau cairan amnion memiliki peran krusial selama kehamilan. Cairan ini melindungi janin dari benturan, menjaga suhu rahim tetap stabil, memungkinkan janin bergerak bebas untuk perkembangan otot dan tulang, serta mencegah tali pusat terjepit. Namun, terkadang terjadi kondisi di mana jumlah air ketuban menjadi berlebihan (polihidramnion) atau justru terlalu sedikit (oligohidramnion).
Ketika jumlah air ketuban tidak normal, baik berlebihan maupun kekurangan, hal ini dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan ibu dan janin. Dalam beberapa kasus, terutama jika jumlahnya sangat berlebihan dan menyebabkan ketidaknyamanan signifikan atau risiko komplikasi, dokter mungkin merekomendasikan tindakan medis untuk mengurangi volume air ketuban. Tindakan ini dikenal sebagai sedot air ketuban atau amnioreduksi.
Amnioreduksi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengurangi volume cairan amnion di dalam kantung ketuban. Prosedur ini biasanya dilakukan ketika ibu hamil mengalami polihidramnion yang menyebabkan gejala seperti sesak napas, nyeri perut, mual, atau peningkatan risiko persalinan prematur.
Prosedur ini dilakukan di lingkungan medis yang terkontrol, seperti rumah sakit atau klinik bersalin, oleh tenaga medis profesional yang berpengalaman. Pengambilan cairan dilakukan secara hati-hati untuk menghindari cedera pada janin atau kantung ketuban itu sendiri.
Keputusan untuk melakukan sedot air ketuban tidak diambil sembarangan. Dokter akan mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk:
Penting untuk diingat bahwa amnioreduksi bukan untuk mengatasi penyebab dasar dari polihidramnion, melainkan untuk meredakan gejala dan mengurangi risiko yang terkait dengan volume cairan yang berlebihan.
Prosedur amnioreduksi umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik yang mirip dengan amniosintesis, namun dengan tujuan yang berbeda. Langkah-langkah umumnya meliputi:
Jumlah cairan yang dikeluarkan akan bervariasi tergantung pada kondisi masing-masing ibu dan janin. Prosedur ini biasanya memakan waktu sekitar 15-30 menit.
Meskipun amnioreduksi umumnya dianggap aman jika dilakukan oleh profesional terlatih, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan:
Dokter akan menjelaskan semua risiko ini secara rinci sebelum prosedur dilakukan.
Mengetahui biaya sedot air ketuban atau amnioreduksi adalah pertanyaan umum bagi calon ibu yang membutuhkan prosedur ini. Perlu dipahami bahwa biaya ini dapat sangat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti:
Secara umum, estimasi biaya sedot air ketuban di Indonesia dapat berkisar antara Rp 2.000.000 hingga Rp 7.000.000 per sesi. Angka ini hanyalah perkiraan kasar dan sangat disarankan untuk melakukan konfirmasi langsung ke fasilitas kesehatan pilihan Anda. Beberapa rumah sakit mungkin juga menawarkan paket persalinan yang mencakup beberapa prosedur terkait kehamilan.
Penting untuk mendiskusikan biaya ini secara terbuka dengan penyedia layanan kesehatan Anda. Tanyakan secara spesifik apa saja yang termasuk dalam biaya tersebut, apakah ada biaya tambahan yang mungkin timbul, dan bagaimana skema pembayarannya. Jika Anda memiliki asuransi kesehatan, periksa apakah prosedur ini ditanggung oleh polis Anda.
Selain amnioreduksi, dokter mungkin juga akan mencari dan menangani penyebab dasar dari polihidramnion jika memungkinkan. Ini bisa melibatkan penanganan diabetes gestasional pada ibu, penanganan infeksi, atau pemantauan ketat terhadap kelainan janin.
Dalam beberapa kasus, amnioreduksi mungkin perlu diulang jika volume air ketuban kembali meningkat. Pemantauan rutin oleh dokter kandungan sangat penting untuk memastikan kondisi ibu dan janin tetap optimal sepanjang sisa kehamilan.
Memiliki informasi yang lengkap mengenai prosedur medis seperti sedot air ketuban, termasuk potensi biaya dan risikonya, dapat membantu Anda membuat keputusan yang tepat bersama tim medis Anda. Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter Anda mengenai segala kekhawatiran atau pertanyaan yang Anda miliki.
Hubungi Klinik Terdekat untuk Konfirmasi Biaya