Makna Barakallah: Doa Komprehensif untuk Para Muslimah
Ungkapan 'Barakallah' atau 'Semoga Allah memberkahimu' adalah lebih dari sekadar sapaan; ia adalah sebuah doa yang merangkum keseluruhan harapan akan kebaikan, pertumbuhan, dan kekekalan nilai dalam hidup seseorang. Bagi perempuan, doa ini memiliki resonansi yang sangat mendalam, sebab keberkahan yang dicari bukanlah semata-mata harta atau kedudukan duniawi, melainkan kemampuan untuk menunaikan perannya—baik sebagai individu, anak, istri, maupun ibu—dengan cara yang diridhai oleh Sang Pencipta.
Keberkahan (Barakah) adalah penambahan dan pertumbuhan yang tak terlihat, di mana sedikit menjadi banyak, waktu yang sempit terasa luas, dan amal yang sederhana mendatangkan pahala yang berlipat ganda. Keberkahan inilah yang menjadi inti dari kehidupan seorang muslimah yang sesungguhnya. Tanpa keberkahan, kekayaan bisa mendatangkan musibah, waktu luang bisa menjadi kelalaian, dan kecantikan fisik bisa menjadi sumber fitnah.
Artikel ini hadir sebagai renungan panjang yang mengajak setiap perempuan untuk memahami dan menginternalisasi makna hakiki dari doa ‘Barakallah buat perempuan’. Kita akan mengupas tuntas bagaimana keberkahan itu diraih, dijaga, dan diwariskan, serta bagaimana peran mulia perempuan dalam Islam adalah kunci utama menuju kehidupan yang dipenuhi barakah dari Allah SWT.
Barakallah adalah doa agar setiap aspek kehidupan seorang muslimah—dari waktu yang dihabiskan, ilmu yang dipelajari, hingga amal yang dilakukan—senantiasa dilimpahi pertumbuhan dan kebaikan yang abadi, serta dijauhkan dari kemusnahan nilai.
Kedudukan Martabat Perempuan: Fondasi Awal Keberkahan
Sebelum membahas bagaimana meraih keberkahan, penting untuk menegaskan kembali bahwa martabat perempuan dalam Islam bukanlah sesuatu yang harus diperjuangkan dari titik nol. Islam telah mengangkat kedudukan perempuan dari jurang jahiliyah ke puncak kemuliaan, memberikan hak-hak fundamental dan peran yang tak tergantikan dalam membangun peradaban. Keberkahan berawal dari pengakuan terhadap nilai diri yang telah ditetapkan oleh syariat.
Perempuan sebagai Tiang Keluarga dan Masyarakat
Peran perempuan seringkali terbagi dalam beberapa dimensi, dan masing-masing dimensi adalah pintu gerbang menuju barakah yang luas. Keberkahan dalam diri perempuan adalah keberkahan bagi seluruh lingkaran kehidupannya:
1. Keberkahan sebagai Anak Perempuan (Pintu Rahmat)
Anak perempuan digambarkan sebagai rahmat, sumber kelembutan, dan jalan bagi orang tua menuju surga. Bagi orang tua yang mendidik anak perempuannya dengan baik, menjaga kehormatannya, dan memberikan pengajaran agama, dijanjikan ganjaran yang besar. Keberkahan seorang anak perempuan terletak pada ketaatannya kepada orang tua dalam koridor syariat dan kesungguhannya menjaga kehormatan diri.
Kisah-kisah teladan menunjukkan bahwa ketaatan seorang anak perempuan dapat menjadi penyelamat. Ia belajar menjadi pribadi yang qana'ah (menerima apa adanya), sabar dalam proses pembelajaran, dan memiliki rasa malu (haya') yang menjadi perisai dari perbuatan tercela. Semua sifat ini adalah bibit-bibit keberkahan yang ditanam sejak dini.
2. Keberkahan sebagai Istri (Pencipta Sakinah)
Peran sebagai istri adalah peran yang paling dinamis dan kompleks, membutuhkan kecerdasan emosional dan spiritual yang tinggi. Allah SWT menggambarkan hubungan suami istri sebagai hubungan yang dilandasi oleh sakinah (ketenangan), mawaddah (cinta), dan rahmah (kasih sayang). Keberkahan rumah tangga sangat bergantung pada kemampuan istri menciptakan atmosfer damai tersebut.
Seorang istri yang diridhai Allah adalah yang taat kepada suaminya selama tidak bertentangan dengan perintah Allah, menjaga harta dan kehormatan suaminya saat ia tiada, dan senantiasa menjadi penyejuk mata. Keberkahannya meluas melalui manajemen rumah tangga yang bijak, pengelolaan emosi yang stabil, dan dukungan spiritual yang tak pernah padam bagi pasangannya.
Keberkahan dalam pernikahan bukanlah tentang kemewahan, melainkan tentang kualitas interaksi harian: doa bersama, saling menasihati dalam kebaikan, dan kesabaran menghadapi kekurangan masing-masing. Ketika seorang perempuan mampu mengubah lelahnya pasangan menjadi ketenangan, ia telah mendatangkan barakah yang tak ternilai ke dalam rumahnya.
3. Keberkahan sebagai Ibu (Gerbang Surga)
Kedudukan ibu adalah puncak kemuliaan perempuan. Surga berada di bawah telapak kaki ibu bukan sekadar metafora, melainkan pengakuan syariat terhadap pengorbanan, kesabaran, dan peran sentral ibu dalam membentuk generasi. Keberkahan seorang ibu terekam jelas dalam kualitas anak-anaknya.
Ibu yang diberkahi adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ia menanamkan tauhid sejak dini, mengajarkan adab sebelum ilmu, dan menjadi contoh nyata dalam ketaqwaan. Proses pendidikan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, energi yang luar biasa, dan kesabaran yang tak terhingga. Keberkahan melipatgandakan pahala dari setiap lelah yang ia rasakan demi memastikan anaknya tumbuh menjadi hamba yang shaleh dan shalehah.
Keberkahan berakar pada peran yang ditunaikan dengan penuh keikhlasan.
Enam Pilar Utama Penarik Keberkahan Hidup
Meraih *Barakallah* bukanlah sebuah kebetulan, melainkan hasil dari usaha yang sistematis dan konsisten dalam mendekatkan diri kepada sumber keberkahan itu sendiri, yakni Allah SWT. Bagi seorang perempuan, ada beberapa pilar utama yang menjadi pondasi kokoh untuk mendatangkan barakah dalam setiap lini kehidupannya.
1. Taqwa dan Ibadah yang Konsisten (Kunci Pembuka Pintu Rezeki)
Taqwa adalah inti dari segala keberkahan. Ketika seorang muslimah menjadikan ketaatan kepada Allah sebagai prioritas mutlak, Allah akan membuka pintu-pintu rezeki dan kemudahan baginya dari arah yang tak terduga. Keberkahan waktu, harta, dan kesehatan akan mengikuti ketaqwaan yang tulus.
Ibadah yang konsisten, meskipun kecil, jauh lebih disukai daripada ibadah besar yang terputus-putus. Keberkahan ditemukan dalam rutinitas: shalat di awal waktu, dzikir pagi dan petang, membaca Al-Qur'an setiap hari, dan menjaga shalat-shalat sunnah. Seorang perempuan yang menjaga ibadahnya menemukan ketenangan batin yang memungkinkannya mengelola tugas duniawi tanpa rasa tertekan atau terburu-buru.
Konsistensi dalam Ibadah:
- Shalat Khusyuk: Shalat adalah tiang yang menahan seluruh bangunan kehidupan. Khusyuk dalam shalat memastikan bahwa setiap interaksi dan keputusan setelahnya dilandasi oleh kesadaran ilahi.
- Puasa Sunnah: Amalan puasa sunnah mendidik jiwa untuk sabar, qana'ah, dan memprioritaskan akhirat di atas nafsu duniawi.
- Menjaga Lisan dan Hati: Dzikir yang benar tidak hanya diucapkan, tetapi juga dijaga agar lisan tidak berghibah atau menyakiti, dan hati terhindar dari iri dengki. Hati yang bersih adalah wadah bagi keberkahan.
2. Ilmu yang Bermanfaat (Cahaya Pemandu)
Ilmu adalah pembeda antara amal yang diterima dan amal yang tertolak. Keberkahan dalam ilmu seorang perempuan memungkinkan ia untuk mengarahkan dirinya sendiri, keluarganya, dan masyarakat menuju kebaikan. Ilmu tentang tauhid, fikih ibadah, dan adab adalah ilmu fundamental yang harus menjadi prioritas.
Perempuan yang mencari ilmu tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan kognitifnya, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas amalnya. Ilmu yang diberkahi adalah ilmu yang diamalkan dan diajarkan, bukan yang hanya disimpan sebagai teori. Seorang ibu dengan ilmu yang benar akan mampu memberikan arahan yang tepat kepada anak-anaknya dalam menghadapi tantangan zaman.
3. Kesabaran dan Syukur (Dua Sisi Mata Uang Keberkahan)
Hidup di dunia ini tidak pernah lepas dari ujian. Keberkahan seringkali terwujud dalam kemampuan seseorang melewati ujian tersebut tanpa kehilangan iman. Kesabaran (Shabr) bukan berarti pasif, melainkan aktif menahan diri dari keluh kesah dan terus beramal sambil menanti pertolongan Allah.
Seorang perempuan yang bersabar dalam mengurus rumah tangga, mendidik anak yang terkadang sulit diatur, atau menghadapi kesulitan finansial, sedang mengumpulkan keberkahan yang sangat besar. Setiap tetesan keringat dan setiap detik kesulitan yang dihadapi dengan ikhlas akan diubah oleh Allah menjadi pahala yang memberatkan timbangan amal.
Syukur (Syukr) adalah pasangan dari sabar. Rasa syukur memastikan bahwa keberkahan yang telah diberikan tidak dicabut. Bersyukur atas suami yang baik, anak yang sehat, bahkan atas nikmat yang seringkali dianggap remeh seperti kesehatan mata dan udara bersih, adalah cara menjaga barakah yang ada. Syukur mengubah apa yang sedikit menjadi cukup, dan apa yang cukup menjadi berlimpah dalam pandangan hati.
4. Pengelolaan Waktu yang Cerdas (Barakah dalam Setiap Detik)
Waktu adalah modal terbesar dalam hidup. Keberkahan waktu adalah kemampuan untuk menyelesaikan banyak hal bermanfaat dalam durasi yang singkat. Ini bukan tentang kecepatan, melainkan tentang kualitas dan fokus.
Muslimah yang diberkahi pandai membagi waktunya antara hak Allah (ibadah), hak diri sendiri (istirahat dan belajar), hak keluarga (interaksi dan pengajaran), dan hak masyarakat (dakwah atau kerja sosial).
Waktu yang diberkahi adalah yang dipenuhi dengan Ilmu dan Ketaatan.
5. Menjaga Kehormatan (Al-Haya’ dan Iffah)
Kehormatan (Iffah) dan rasa malu (Haya') adalah mahkota keberkahan seorang perempuan. Dalam konteks modern, menjaga kehormatan meluas hingga pengelolaan interaksi di media sosial, cara berpakaian, dan batasan pergaulan dengan yang bukan mahram. Ketika seorang muslimah menjaga batasan-batasan ini, Allah menjaganya dari fitnah yang merusak keimanan dan martabatnya.
Perempuan yang menjaga Iffah akan mendapatkan keberkahan dalam pandangan orang lain; mereka dihormati bukan karena daya tarik fisiknya, melainkan karena kemuliaan akhlaknya. Keberkahan ini menghasilkan lingkungan sosial yang lebih sehat dan terhindar dari dosa-dosa mata dan hati.
6. Sedekah dan Kebaikan (Memperluas Lingkaran Barakah)
Sedekah tidak mengurangi harta, bahkan sebaliknya, ia mendatangkan keberkahan yang berlipat ganda. Keberkahan ini tidak hanya berlaku untuk harta, tetapi juga sedekah dalam bentuk senyum, tenaga, ilmu, atau waktu. Perempuan memiliki peluang besar untuk bersedekah melalui pelayanan terhadap keluarga, tetangga, dan masyarakat.
Membantu orang lain, baik secara finansial maupun emosional, membuka keran keberkahan dari Allah. Keikhlasan dalam memberi tanpa mengharapkan balasan dari manusia adalah kunci agar amal sedekah tersebut diterima dan mendatangkan efek domino kebaikan dalam hidupnya.
Manifestasi Barakallah dalam Dinamika Kehidupan Sehari-hari
Barakallah bukan hanya teori spiritual, tetapi harus termanifestasi dalam tindakan nyata yang berulang setiap hari. Keberkahan yang sejati adalah ketika tindakan sehari-hari—yang tampak remeh—berubah menjadi ibadah yang mendatangkan pahala dan nilai tambah.
A. Barakallah dalam Rumah Tangga (Pusat Keberkahan)
Rumah tangga adalah laboratorium barakah. Seorang perempuan yang diberkahi menjadikan rumahnya bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga 'Mi'rab' (tempat ibadah) kecil bagi seluruh anggota keluarga. Ia memastikan bahwa suasananya kondusif untuk tumbuh kembang iman.
Penciptaan Lingkungan Positif: Ini melibatkan kebersihan fisik dan spiritual. Rumah yang bersih, rapi, dan dihiasi dengan bacaan Al-Qur'an dan dzikir akan dijauhi dari hal-hal negatif. Pengaturan ini membutuhkan disiplin yang berkelanjutan, yang mana disiplin itu sendiri adalah bentuk dari barakah waktu.
Pendidikan Emosional dan Spiritual Anak: Keberkahan dalam pendidikan anak-anak tidak terletak pada berapa banyak prestasi akademis yang mereka raih, tetapi seberapa kokoh fondasi keimanan mereka. Ibu yang diberkahi mengajarkan tentang hakikat hidup, makna syukur, dan konsekuensi dari perbuatan. Ia adalah pembaca dongeng yang menceritakan kisah para Nabi, dan bukan sekadar pengasuh fisik.
Menyelesaikan Konflik dengan Hikmah: Setiap rumah pasti mengalami konflik. Barakallah terwujud ketika seorang perempuan mampu merespons perbedaan pendapat atau kesalahan anggota keluarga dengan hikmah (kebijaksanaan), bukan emosi. Mencari solusi yang adil dan mengedepankan perdamaian adalah tanda hati yang diberkahi.
B. Barakallah dalam Pengelolaan Harta dan Rezeki
Baik perempuan yang bekerja di luar rumah, maupun yang mengurus rumah tangga, memiliki peran penting dalam pengelolaan rezeki. Rezeki yang diberkahi bukanlah yang jumlahnya banyak, melainkan yang cukup, halal, dan mendatangkan ketenangan hati.
Ekonomi yang Qana'ah: Qana'ah, atau rasa cukup, adalah benteng pertahanan dari sifat serakah. Perempuan yang diberkahi mampu mengelola anggaran keluarga dengan bijak, menghindari pemborosan (israf), dan memprioritaskan kebutuhan di atas keinginan. Tindakan ini menjaga harta suami dari syubhat dan menjadikan rezeki keluarga terasa lapang.
Menjaga Sumber Penghasilan: Jika seorang perempuan memiliki penghasilan sendiri, keberkahan itu datang ketika ia memastikan bahwa sumber penghasilannya halal, waktu kerjanya tidak melalaikannya dari hak-hak Allah dan keluarga, dan ia menggunakan hartanya untuk kebaikan.
C. Barakallah dalam Interaksi Sosial dan Dakwah
Seorang muslimah yang diberkahi memiliki dampak positif di lingkungannya, bahkan tanpa harus tampil di depan publik. Keberkahan sosialnya muncul melalui akhlak yang mulia dan niat yang tulus.
Uswah Hasanah (Teladan yang Baik): Perempuan adalah duta Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjaga adab, kesantunan, dan kebaikan terhadap tetangga, teman, dan kerabat, ia secara tidak langsung melakukan dakwah melalui perbuatannya. Teladan yang baik adalah bentuk dakwah yang paling efektif dan paling diberkahi.
Lingkaran Sahabat Shalihah: Keberkahan sangat bergantung pada lingkungan. Muslimah yang cerdas mencari dan memelihara persahabatan dengan perempuan lain yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Lingkaran pertemanan yang positif adalah sumber energi spiritual yang menjaga semangat ketaatan tetap menyala.
Kehidupan yang diberkahi adalah orkestrasi sempurna antara taqwa pribadi, peran domestik yang tulus, dan kontribusi sosial yang didasari keikhlasan.
Ujian dan Fitnah Dunia: Memurnikan Keberkahan
Jalan menuju keberkahan tidak selalu mulus. Dunia ini dipenuhi dengan fitnah (cobaan) yang dirancang untuk mengalihkan perhatian dari tujuan utama. Bagi perempuan, fitnah yang dihadapi memiliki dimensi spesifik, terutama yang berkaitan dengan godaan fisik, harta, dan keraguan iman.
Fitnah Kecantikan dan Perbandingan Diri
Salah satu fitnah terbesar di era digital adalah obsesi terhadap penampilan luar dan kebiasaan membandingkan diri dengan standar yang tidak realistis. Keberkahan dalam penampilan fisik adalah kemampuan untuk menggunakannya sebagai sarana ibadah (misalnya, berhias untuk suami) dan bukan sebagai alat untuk mencari validasi diri dari orang asing atau untuk pamer.
Perempuan yang diberkahi memahami bahwa kecantikan sejati bersumber dari hati dan akhlak (inner beauty). Ia memfokuskan energinya untuk memperbaiki kualitas spiritualnya, karena hanya kualitas batiniah itulah yang abadi dan mendatangkan keridhaan Allah. Ketika fokus bergeser dari kekaguman duniawi kepada kekaguman Ilahi, barakah akan meliputi seluruh kehidupannya.
Menghadapi Kelelahan dan Rasa Putus Asa
Peran ganda yang diemban perempuan modern—antara karir, rumah tangga, dan kewajiban agama—seringkali memicu kelelahan (burnout) dan rasa putus asa. Dalam momen-momen inilah keberkahan diuji. Keberkahan memberikan energi spiritual tambahan saat energi fisik telah habis.
Kunci menghadapi kelelahan adalah kembali kepada Allah. Istirahat terbaik bukanlah tidur, melainkan shalat dan tilawah Al-Qur'an. Ini adalah bentuk refreshing spiritual yang mengisi kembali wadah kesabaran dan keikhlasan. Mengingat janji pahala dari setiap lelah yang dirasakan adalah penyemangat yang kuat.
Peran Doa dan Tawakkal
Tawakkal (berserah diri sepenuhnya kepada Allah) adalah benteng terakhir keberkahan. Setelah berusaha semaksimal mungkin, seorang perempuan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Sikap tawakkal ini menghilangkan beban kecemasan terhadap masa depan anak-anak, rezeki, atau kesehatan.
Doa menjadi jembatan langsung menuju pertolongan Allah. Doa seorang ibu memiliki kekuatan yang luar biasa. Perempuan yang diberkahi menjadikan doa sebagai senjata utamanya dalam menghadapi kesulitan, mengubah yang mustahil menjadi mungkin, dan mendatangkan solusi yang tak terduga.
Ujian adalah proses pemurnian yang mendatangkan keberkahan yang lebih besar.
Memurnikan Niat (Ikhlas)
Pada akhirnya, semua amal baik—ibadah, pengasuhan, pelayanan—hanya akan diberkahi jika niatnya murni karena Allah (Ikhlas). Seorang perempuan bisa melakukan pekerjaan rumah tangga yang sama, tetapi hasil pahalanya bisa berbeda drastis. Jika niatnya adalah mencari pujian suami atau sanjungan sosial, amal tersebut tidak memiliki barakah akhirat.
Sebaliknya, jika ia memasak, membersihkan, atau mengajar anak dengan niat 'ini adalah ibadahku kepada Allah dan cara saya menunaikan amanah', maka pekerjaan tersebut dihitung sebagai amal shaleh yang mendatangkan keberkahan luar biasa. Keikhlasan adalah mesin abadi yang memastikan keberkahan tidak akan pernah padam, bahkan setelah kita wafat.
Mewariskan Barakallah: Dampak Keberkahan Jangka Panjang
Keberkahan yang diraih oleh seorang perempuan tidak berakhir pada dirinya sendiri. Ia adalah sebuah mata rantai yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan. Warisan terbesar yang dapat ditinggalkan bukanlah harta, melainkan keberkahan dalam keturunan dan ilmu yang bermanfaat.
Keberkahan dalam Keturunan yang Shalih
Amal jariyah terbaik bagi seorang perempuan adalah anak yang shalih dan shalihah yang mendoakannya setelah ia tiada. Keberkahan dalam pengasuhan memastikan bahwa benih ketaatan yang ditanam akan tumbuh subur dan berbuah amal kebaikan yang pahalanya terus mengalir kepadanya.
Mewariskan barakah berarti mengajarkan kepada anak-anak esensi dari nilai-nilai: pentingnya kejujuran, komitmen terhadap shalat, dan adab terhadap sesama. Ini adalah investasi akhirat yang paling aman dan paling menguntungkan. Ibu yang diberkahi adalah yang tidak hanya menyediakan makanan fisik, tetapi juga nutrisi spiritual yang cukup bagi anak-anaknya.
Contoh Praktis Warisan Barakah:
- Membiasakan Doa Bersama: Anak-anak belajar bahwa doa adalah solusi pertama dan utama, bukan pilihan terakhir.
- Budaya Ilmu: Mendorong membaca buku agama, bukan hanya buku pelajaran formal, sehingga ilmu agama menjadi bagian dari keseharian.
- Kepedulian Sosial: Mengajak anak-anak untuk bersedekah, mengunjungi yang sakit, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial, sehingga mereka memahami arti berbagi dan empati.
Peran sebagai Penjaga Nilai (Hafizhatun)
Di tengah derasnya arus globalisasi dan perubahan sosial, perempuan memiliki peran krusial sebagai penjaga (Hafizhatun) dari nilai-nilai keislaman dan fitrah manusia. Keberkahan terletak pada ketegasan memegang prinsip, meskipun lingkungan luar mencoba merusaknya.
Penjagaan ini meliputi menjaga identitas keluarga agar tetap sesuai syariat, melindungi anak-anak dari ideologi yang menyimpang, dan memastikan bahwa lingkungan internal keluarga bebas dari pengaruh negatif yang merusak moral dan keimanan. Perempuan yang mampu menjaga keluarganya dari api neraka adalah manifestasi tertinggi dari Barakallah.
Keberkahan dalam Kesehatan dan Penuaan
Seiring bertambahnya usia, keberkahan berubah bentuk. Kesehatan yang diberkahi adalah yang memungkinkan seseorang tetap beribadah meskipun fisiknya melemah. Barakah dalam penuaan adalah memiliki akhir kehidupan (Khusnul Khotimah) yang baik, di mana ia menutup hidupnya dengan ketaatan, dikelilingi oleh keturunan yang shaleh, dan tanpa meninggalkan hutang atau sengketa duniawi yang memberatkan pertanggungjawaban di akhirat.
Penghargaan Tertinggi: Mencapai Ridha dan Barakallah yang Abadi
Doa 'Barakallah buat perempuan' adalah sebuah pengakuan terhadap potensi luar biasa yang Allah tanamkan dalam diri setiap muslimah. Perjalanan menuju keberkahan adalah perjalanan seumur hidup yang membutuhkan kesadaran, pengorbanan, dan ikhlas yang terus menerus diperbaharui.
Kita telah melihat bahwa keberkahan tidak diukur dari standar dunia; ia diukur dari standar akhirat. Sedikit harta yang diinfakkan dengan ikhlas lebih diberkahi daripada gunung emas yang dihabiskan untuk kesia-siaan. Sedikit waktu yang digunakan untuk mendidik anak atau membaca Al-Qur'an lebih diberkahi daripada jam-jam yang terbuang dalam hiburan yang melalaikan.
Maka, bagi setiap muslimah, harapan tertinggi dari doa ‘Barakallah’ adalah mencapai Ridha Allah SWT. Ketika Allah ridha, Dia akan melimpahkan keberkahan dalam segala urusan, memudahkan yang sulit, menenangkan hati yang gelisah, dan menjanjikan ganjaran abadi di sisi-Nya.
Jadikanlah setiap tarikan napas, setiap langkah di rumah, setiap kata nasihat, dan setiap detik kesabaran sebagai investasi abadi yang menarik keberkahan dari langit. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Barakallah kepada seluruh perempuan yang berjuang di jalan ketaatan.
Amin Ya Rabbal Alamin.