Ilustrasi: Perhatian pada kesehatan hewan peliharaan.
Setiap pemilik hewan peliharaan pasti menginginkan anabul (anak bulu) kesayangannya selalu sehat dan bahagia. Namun, tak jarang masalah kesehatan muncul, salah satunya adalah kondisi anabul mencret atau diare. Diare pada hewan peliharaan bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi, mulai dari yang ringan hingga yang serius. Memahami penyebab, mengenali gejalanya, dan mengetahui cara penanganan yang tepat sangat krusial untuk menjaga kesehatan anabul Anda.
Diare, atau dalam bahasa awam disebut mencret, adalah kondisi di mana feses hewan menjadi lebih encer dari biasanya, frekuensi buang air besar meningkat, dan terkadang disertai dengan lendir atau darah. Perubahan pada konsistensi dan frekuensi feses ini menandakan adanya gangguan pada sistem pencernaan anabul Anda.
Penyebab diare pada hewan peliharaan sangat bervariasi. Beberapa yang paling umum meliputi:
Memberikan makanan baru secara mendadak, atau memberikan makanan yang tidak cocok dengan sistem pencernaan anabul, adalah salah satu penyebab paling sering. Perubahan mendadak dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus.
Sama seperti manusia, anabul juga bisa mengalami alergi atau intoleransi terhadap bahan makanan tertentu, seperti protein tertentu (ayam, sapi), biji-bijian, atau bahan tambahan lainnya dalam makanan.
Hewan peliharaan, terutama anak anjing atau anak kucing, cenderung penasaran dan dapat menelan benda-benda yang tidak seharusnya, seperti mainan kecil, kain, plastik, atau bahkan sampah. Benda asing ini bisa menyumbat atau melukai saluran pencernaan.
Cacing seperti cacing gelang, cacing tambang, atau protozoa seperti Giardia dan Coccidia adalah penyebab umum diare, terutama pada hewan muda. Parasit ini mengganggu penyerapan nutrisi dan merusak lapisan usus.
Bakteri patogen (seperti Salmonella, E. coli) atau virus (seperti Parvovirus pada anjing atau Feline Panleukopenia pada kucing) dapat menyebabkan peradangan hebat pada usus dan diare parah.
Perubahan lingkungan yang drastis, seperti pindah rumah, kedatangan anggota keluarga baru, atau ditinggal pemiliknya, dapat memicu stres pada anabul yang berujung pada gangguan pencernaan.
Tertelan zat beracun, seperti tanaman beracun, bahan kimia rumah tangga, atau makanan manusia yang berbahaya (cokelat, bawang, alpukat), dapat menyebabkan gejala diare yang disertai muntah dan lemas.
Diare juga bisa menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti penyakit radang usus (IBD), gangguan pankreas (pankreatitis), masalah hati, ginjal, atau bahkan kanker.
Selain feses yang encer, perhatikan gejala lain yang menyertai:
Meskipun diare ringan terkadang bisa diatasi di rumah, ada beberapa kondisi yang mengharuskan Anda segera membawa anabul ke dokter hewan:
Penanganan diare tergantung pada penyebabnya. Namun, beberapa langkah awal yang bisa Anda lakukan meliputi:
Untuk hewan dewasa yang tidak muntah dan terlihat cukup bugar, dokter hewan kadang merekomendasikan puasa makan selama 12-24 jam untuk memberi waktu usus beristirahat. Namun, ini tidak disarankan untuk hewan muda atau yang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Selalu konsultasikan dengan dokter hewan sebelum melakukan puasa.
Setelah periode puasa atau jika diare ringan, berikan makanan yang mudah dicerna. Pilihan umum adalah nasi putih yang direbus tanpa bumbu dan daging ayam rebus tanpa kulit dan tulang, atau makanan diet khusus untuk pencernaan yang direkomendasikan dokter hewan.
Dehidrasi adalah risiko utama saat anabul mencret. Pastikan selalu ada air bersih yang tersedia. Jika anabul enggan minum, Anda bisa mencoba menambahkan sedikit kaldu ayam tanpa garam ke dalam airnya.
Probiotik membantu mengembalikan keseimbangan bakteri baik di usus, yang penting untuk pencernaan yang sehat.
Untuk sementara, hindari pemberian camilan, makanan manusia, atau jenis makanan lain yang berpotensi memicu diare.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Lakukan langkah-langkah berikut:
Diare pada anabul memang bisa mengkhawatirkan, namun dengan pengetahuan yang tepat dan penanganan yang cepat, sebagian besar kasus dapat ditangani dengan baik. Prioritaskan konsultasi dengan dokter hewan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang paling akurat bagi anabul kesayangan Anda.