Kearifan dan Kekuatan
Kitab Amsal, sebuah kumpulan hikmat dari masa lampau, menawarkan gambaran yang luar biasa tentang nilai dan karakter seorang wanita yang saleh dan bijaksana. Bagian ini, yang sering disebut sebagai "puisi wanita bajik," bukanlah sekadar deskripsi idealis, melainkan sebuah undangan untuk memahami sifat-sifat yang dihargai, yang bersumber dari hati yang takut akan Tuhan dan dedikasi pada kebaikan.
Ayat-ayat awal dari Amsal 31, mulai dari ayat 10, memulai dengan sebuah pertanyaan retoris yang menekankan betapa berharganya pencarian akan wanita seperti ini. "Siapakah dapat menemukan perempuan yangEngkau berkata "bijak" atau "bajik" adalah terjemahan dari kata Ibrani "chayil" yang berarti kekuatan, keberanian, dan kemampuan. Ini bukan sekadar kelembutan pasif, tetapi kekuatan karakter yang aktif.
Amsal 31:10-12
"Siapakah dapat menemukan perempuan yang bijak? Ia lebih berharga dari permata.
Hati suaminya percaya kepadanya, dia tidak akan pernah kekurangan keuntungan.
Dia memperlakukannya dengan baik sepanjang hidupnya."
Penghargaan tertinggi diberikan kepada wanita yang memiliki kebijaksanaan dan karakter yang kuat. Dia bukan hanya pendamping, tetapi juga aset yang tak ternilai, sumber kepercayaan dan kebaikan bagi suaminya. Keberhargaannya melebihi permata, menunjukkan betapa luar biasa kontribusinya dalam rumah tangga dan kehidupan.
Selanjutnya, Amsal 31 menggambarkan wanita ini sebagai sosok yang rajin, bertanggung jawab, dan cakap dalam mengelola rumah tangganya. Dia tidak takut bekerja keras, bahkan saat kesulitan datang. Kemampuannya dalam mengurus kebutuhan keluarganya sangatlah efisien dan penuh perencanaan.
Amsal 31:13-16
"Ia mencari bulu domba dan lenan, dan mengerjakannya dengan senang hati.
Ia seperti kapal-kapal pedagang, membawa makanannya dari jauh.
Dia bangun sebelum fajar, memberi makan keluarganya dan membagi tugas kepada para hambanya.
Dia mempertimbangkan suatu ladang dan membelinya; dari hasil tangannya ia menanam kebun anggur."
Kekuatan dan efisiensinya terlihat dalam setiap aspek kehidupannya. Dia adalah pengusaha yang cakap, yang mampu mengelola sumber daya dengan bijak. Kemampuannya untuk "membawa makanannya dari jauh" menunjukkan pemikiran strategis dan kemampuannya untuk mengantisipasi kebutuhan. Dia tidak hanya mengurus kebutuhan dasar, tetapi juga mampu mengembangkan dan berinvestasi untuk masa depan keluarganya, seperti membeli ladang dan menanam kebun anggur.
Lebih dari sekadar kecakapan duniawi, wanita ini memiliki hati yang penuh belas kasih dan kepedulian. Dia tidak hanya memikirkan keluarganya sendiri, tetapi juga mereka yang membutuhkan.
Amsal 31:17-20
"Dia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, dan membuat lengannya kuat.
Dia melihat bahwa usahanya menguntungkan, lampu-lampunya tidak padam di malam hari.
Tangannya memegang alat pemintal, dan tangannya memegang gelendong.
Dia membuka tangannya untuk orang miskin, ya, dia mengulurkan tangannya kepada orang yang membutuhkan."
Kekuatan fisiknya dikombinasikan dengan kekuatan batinnya untuk bekerja. Usahanya membawa keuntungan, dan dia bekerja keras bahkan di malam hari. Ini menunjukkan dedikasi yang luar biasa. Namun, di tengah kesibukannya, dia memiliki hati yang terbuka bagi mereka yang kurang beruntung. Ini adalah bukti kebaikan dan kemurahan hati yang mendalam, sebuah kualitas yang sangat penting dalam karakter yang saleh.
Perlengkapan dan pakaiannya bukan hanya masalah penampilan, tetapi simbol ketahanan dan kesiapan. Dia tidak takut akan salju bagi rumah tangganya, karena semua orang di rumahnya mengenakan pakaian merah berlapis. Dia membuat permadani untuk dirinya sendiri; pakaiannya terbuat dari linen halus dan kain ungu.
Amsal 31:21-23
"Dia tidak takut akan salju bagi rumah tangganya, karena semua di rumahnya mengenakan pakaian berlapis.
Dia membuat permadani untuk dirinya sendiri; pakaiannya terbuat dari linen halus dan kain ungu.
Suaminya dikenal di gerbang kota, ketika dia duduk di antara para tetua negeri."
Kemampuannya mempersiapkan keluarganya menghadapi kesulitan menunjukkan perencanaan dan perhatian yang matang. Pakaiannya yang berkualitas, terbuat dari linen halus dan ungu, bukan sekadar kemewahan, tetapi mungkin juga menunjukkan kedudukannya atau kemampuannya untuk menghasilkan barang-barang berkualitas tinggi. Keberhasilan dan kebijaksanaannya juga tercermin dalam kehormatan yang diterima suaminya di komunitas.
Puncak dari gambaran ini adalah penegasan bahwa "kekuatan dan kemuliaan adalah pakaiannya; dia tertawa menghadapi hari depan." Ini adalah gambaran kebebasan dan ketakutan yang telah diatasi melalui iman dan persiapan. Dia tidak gentar oleh masa depan karena dia memiliki dasar yang kokoh.
Amsal 31:25-27
"Kekuatan dan kemuliaan adalah pakaiannya; dia tertawa menghadapi hari depan.
Dia membuka mulutnya dengan hikmat, dan ajaran yang penuh kasih ada di lidahnya.
Dia mengawasi urusan rumah tangganya, dan tidak makan roti kemalasan."
Kemampuannya berbicara dengan hikmat dan ajaran kasih menunjukkan bahwa kebijaksanaan batiniahnya terpancar dalam perkataannya. Dia adalah seorang guru yang baik bagi keluarganya. Dia tidak malas, tetapi aktif dan bertanggung jawab dalam mengurus rumah tangganya, sebuah ciri khas dari orang yang saleh.
Terakhir, Amsal 31 mengakui bahwa pujian sejati datang dari keluarga dan anak-anaknya, serta dari dirinya sendiri yang takut akan Tuhan.
Amsal 31:28-31
"Anak-anaknya bangkit dan menyebutnya diberkati; suaminya juga memuji dia:
'Banyak wanita telah melakukan hal-hal yang bajik, tetapi engkau melampaui mereka semua.'
Pesona itu menipu, dan kecantikan itu berlalu, tetapi seorang wanita yang takut akan Tuhan akan dipuji.
Berikan kepadanya hasil tangannya, dan biarlah perbuatannya memuji dia di gerbang kota."
Ini adalah pengakuan tertinggi. Pujian dari keluarga adalah bukti nyata dari dampaknya. Namun, yang terpenting adalah pujian yang berasal dari takut akan Tuhan. Kecantikan fisik sifatnya sementara, tetapi karakter yang didasarkan pada iman dan kebajikan akan bertahan selamanya dan layak mendapatkan pujian abadi. Amsal 31 bukan hanya tentang peran seorang wanita dalam rumah tangga, tetapi tentang penciptaan karakter yang kuat, bijaksana, penuh kasih, dan berakar pada iman, yang memberikan dampak positif yang luas.
Semoga gambaran ini menginspirasi kita untuk menghargai dan menumbuhkan sifat-sifat mulia ini dalam diri kita, tanpa memandang gender, sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan dan sesama.